Laporan Kementerian Tenaga Kerja Jerman menunjukkan satu dari setiap lima anak di Jerman berisiko jatuh miskin. Partai Kiri mengatakan itu adalah "skandal menyedihkan" bagi salah satu negara kaya Uni Eropa.
Iklan
Berdasarkan laporan Kementerian Tenaga Kerja Federal Jerman menujukkan hampir satu dari setiap lima anak di Jerman berisiko jatuh ke dalam kemiskinan. Temuan laporan tersebut, yang diterbitkan oleh oulet media Jerman Funke Mediengruppe, mengatakan bahwa 20,2% dari mereka yang berusia di bawah 18 tahun berisiko miskin pada tahun 2020.
Tercatat ada 13,75 juta anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun di Jerman pada tahun 2020, menurut data dari Kantor Statistik Federal. Itu berarti sekitar 2,77 juta anak berisiko jatuh miskin.
Anak-anak di Bayern menghadapi risiko kemiskinan terendah
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 42% anak-anak di negara bagian utara Bremen berada pada risiko kemiskinan tertinggi dari negara bagian manapun. Di sisi lain, tercatat 12,2% anak-anak berisiko jatuh ke dalam kemiskinan di negara bagian selatan Bayern. Ini merupakan jumlah terendah di antara negara bagian manapun.
Sementara di Berlin, tingkat kemiskinan anak berisiko jatuh miskin juga cukup tinggi, yaitu sebesar 24%. Itu berarti hampir satu dari setiap empat anak di sana berisiko jatuh ke dalam kemiskinan.
Potret Kemiskinan di Jerman
Kehilangan tempat tinggal, tidak cukup uang untuk membeli makanan dan anak-anak yang kekurangan - secara statistik hampir 30 persen warga Jerman terancam kemiskinan. Foto-foto Shamsan Anders tentang kemiskinan di Jerman.
Foto: DW/Shamsan Anders
Perspektif buram
Perumahan Grohner Düne adalah salah satu kawasan miskin di kota Bremen. Penduduk di kota ini menurut statistik yang punya "resiko kemiskinan" paling tinggi. Lebih 20% penduduk kota terancam kemiskinan. Yang dianggap "miskin" di Jerman adalah mereka yang pendapatannya masih di bawah 60% pendapatan rata-rata.
Foto: DW/Shamsan Anders
Pembagian makanan
Di kota Bremen ada tiga tempat pembagian makanan bagi warga miskin. Di tempat pembagian Burg, setiap hari ada sekitar 125 orang yang datang. Makanan yang dibagikan di sini sebagian besar berasal dari supermarket atau toko roti yang menyumbangkan bahan makanan yang hampir kadaluwarsa atau tidak bisa dijual lagi.
Foto: DW/Shamsan Anders
Bertoleransi dan bersyukur
Yang datang ke tempat pembagian makanan adalah keluarga, pensiunan, warga migran atau pengungsi. "Bremen tempat yang multikultural", kata koordinator pembagian makanan, Hannelore Vogel. "Di sini tidak ada konflik. Suasananya dipenuhi toleransi dan rasa bersyukur."
Foto: DW/Shamsan Anders
Para relawan yang rajin
Pekerjaan sosial ini dilaksanakan oleh tenaga relawan, seperti Werner Dose, pensiunan berusia 80 tahun. Selain itu ada juga tenaga bantuan yang sedang magang dan tenaga kerja yang dikirim dari Dinas Kerja.
Foto: DW/Shamsan Anders
Penjualan murah
Di "toko sosial" di kota Halle ditawarkan bahan makanan, perabot rumah, pakaian dan banyak barang-barang keperluan sehari-hari dengan harga rendah. Tempat ini hanya bisa dikunjungi warga yang kekurangan. Toko ini terutama menawarkan keperluan anak-anak dan orang berusia lanjut. Halle adalah salah satu kota termiskin di Jerman.
Foto: DW/Shamsan Anders
Perabotan rumah tangga
"Toko sosial" seperti ini makin banyak dikunjungi orang. Barang-barang di sini berasal dari sumbangan warga. "80 persen pelanggan di sini adalah warga asing, banyak dari mereka pengungsi", kata pegawai toko Gabi Croll. "Orang Jerman yang miskin segan datang ke sini, mungkin karena mereka malu," tambahnya.
Foto: DW/Shamsan Anders
Makin banyak warga tunawisma
Di Berlin diperkirakan ada sekitar 6000 warga tunawisma. Di kota-kota besar Eropa, jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun. Sekitar 60 persen tunawisma di Berlin adalah warga asing. Kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa timur.
Foto: DW/Shamsan Anders
Memimpikan masa depan yang lebih baik
Jörg adalah tukang mesin yang sejak 6 tahun hidup di jalan. Dia kehilangan satu kaki dalam sebuah kecelakaan. Dia mengatakan, makin banyak warga tunawisma sekarang di Berlin, sehingga "persaingan jadi makin ketat". Impian besar pria berusia 38 tahun ini adalah sekali waktu bisa bermain drum lagi. "Itu sangat menyenangkan," katanya. (Teks: Viola Röser/hp/yf)
Foto: DW/Shamsan Anders
8 foto1 | 8
Partai Kiri kecam hasil laporan
Temuan itu merupakan tanggapan dari Kementerian Tenaga Kerja atas pertanyaan tertulis Dietmar Bartsch, Ketua Partai Kiri.
Bartsch pun mengkritik laporan itu setelah diterbitkan. Kepada Funke Mediagruppe, dia mengatakan bahwa "kemiskinan anak adalah skandal menyedihkan di negara kaya kita."
Bartsch meminta tunjangan bagi anak-anak untuk dibesarkan, dengan mengatakan bahwa harus ada "tunjangan dasar anak-anak yang tahan kemiskinan hingga €630 (Rp10,1 juta)."