12 Menteri India Mengundurkan Diri karena Penanganan COVID
8 Juli 2021
Perdana Menteri India Narendra Modi merombak kabinetnya secara besar-besaran dengan mengganti 12 menteri, termasuk Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan. Perombakan dibuat atas respons krisis COVID-19.
Iklan
Dua belas anggota Dewan Menteri India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, termasuk enam anggota senior Kabinet, mengundurkan diri pada Rabu (07/07) dalam perombakan besar-besaran pertama dari masa jabatan kedua pemerintah.
Di antara mereka yang diminta untuk mundur adalah Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, atas alasan kurang baiknya penanganan bencana krisis virus corona.
Lalu, Menteri Teknologi Informasi Ravi Shankar Prasad, yang dikenal sebagai ujung tombak pertikaian pemerintah dengan perusahaan teknologi besar seperti Twitter dan WhatsApp.
Serta Menteri Informasi dan Penyiaran Prakash Javadekar, yang bertanggung jawab atas manajemen media pemerintah. Pengunduran dirinya terjadi beberapa minggu setelah Modi menghadapi rentetan laporan buruk dari pers, sebagian besar di media asing. Javadekar juga menjabat sebagai Menteri Lingkungan India.
Anggota kabinet lainnya yang juga diminta mundur adalah, Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank serta Menteri Buruh dan Ketenagakerjaan Santosh Gangwar.
Gelombang Kedua Covid-19 Yang Dramatis di India
India berduka karena Covid-19 melanda kota-kota di seluruh negeri. Dilaporkan lebih 300.000 kasus baru setiap hari, dan pasien menunggu tempat tidur dan oksigen di luar rumah sakit.
Foto: Amit Dave/REUTERS
Hari-hari tergelap pandemi
India telah menambahkan ratusan ribu kasus baru Covid-19 setiap harinya, dalam beberapa hari terakhir. Total korban tewas akibat gelombang kedua pandemi telah melampaui 220.000 orang. Kota-kota kehabisan ruang untuk menguburkan atau mengkremasi jasad korban corona.
Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
Mencari pertolongan medis di kuil Sikh
Seorang perempuan lansia yang menderita kesulitan bernapas karena COVID-19 menunggu untuk menerima bantuan oksigen tambahan di luar kuil Sikh di Ghaziabad, pinggiran New Delhi. Banyak orang yang kesulitan bernapas karena COVID-19 telah berbondong-bondong ke kuil, berharap mendapatkan pasokan oksigen yang kian langka.
Foto: ADNAN ABIDI/REUTERS
Rumah sakit kewalahan
Seorang petugas kesehatan menguji kadar oksigen darah pasien COVID di dalam ambulans di kota timur Kolkata. Orang-orang terpaksa menunggu berjam-jam untuk mendapat perawatan. Para dokter terpaksa merawat orang-orang di dalam mobil dan taksi yang diparkir di depan rumah sakit.
Pasangan suami isteri ini menunggu di dalam becak bermotor sampai mereka dapat memasuki rumah sakit COVID-19 untuk perawatan di kota bagian barat Ahmedabad. Rekaman media sosial dan berita lokal menayangkan keluarga kerabat yang putus asa yang mengemis oksigen di luar rumah sakit atau menangis di jalan.
Foto: Amit Dave/REUTERS
Kelompok usia muda diserang varian mutasi
Perempuan berusia 35 tahun ini menderita sesak napas akibat COVID-19. Seperti banyak orang lainnya, dia menunggu di depan rumah sakit untuk menerima bantuan oksigen. Para ilmuwan prihatin karena "varian mutasi ganda" dari virus corona yang lebih mudah menular ini menyebar cepat di India.
Foto: ADNAN ABIDI/REUTERS
Angka kematian tinggi
Krisis yang sedang berlangsung paling terlihat di pekuburan dan krematorium India yang kewalahan. Tempat pemakaman di ibu kota New Delhi kehabisan lahan penguburan. Di tempat lain, pembakaran mayat menyala siang dan malam. "Virus itu melahap penduduk kota kami seperti monster, '' kata Mamtesh Sharma, pejabat di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat di pusat kota Bhopal.
Foto: Adnan Abidi/REUTERS
Vaksinasi terlalu lambat
Program vaksinasi India masih tertinggal, dengan hanya 10% penduduk yang menerima satu dosis, dan 1,5% menerima dosis kedua. Amerika Serikat mengatakan akan mengirimkan bahan mentah untuk produksi vaksin guna membantu memperkuat kapasitas India dalam memproduksi lebih banyak vaksin AstraZeneca. (hp/as)
Foto: Francis Mascarenhas/REUTERS
7 foto1 | 7
Perombakan membuat kabinet pemerintah India lebih besar
Kemudian pada hari itu juga, Modi melantik 43 menteri baru. Setidaknya ada enam anggota junior yang dipromosikan. Dewan menteri itu juga diperbesar dari 52 menjadi 77 anggota, yang berarti jumlahnya hanya kurang tiga di bawah batas konstitusional.
Menteri Dalam Negeri Amit Shah, orang nomor dua di pemerintahan Modi, juga ditugaskan di Kementerian Kerjasama yang baru dibentuk. Tujuan dibentuknya departemen baru ini masih kurang jelas, bahkan untuk warga India sendiri.
Pengunduran diri para menteri pada Rabu (07/07) dan penambahan menteri baru menandakan perubahan pertama pada Kabinet Modi menjelang pemilihan negara bagian yang penting awal tahun depan.
Perombakan besar terjadi saat India berusaha mempercepat program vaksinasinya, sambil bersiap untuk kemungkinan gelombang infeksi berikutnya.
India telah mencatat lebih dari 400.000 kematian akibat COVID-19 sejak pandemi dimulai, angka kematian tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Brasil.