Mercedes-Benz, BMW, cokelat Ritter Sport, sampai sabun cuci Persil ramai-ramai menggelar kampanye mendukung vaksinasi. Semua slogan di iklan mereka dikaitkan dengan kata vaksin.
Iklan
Lebih dari 150 perusahaan Jerman, termasuk beberapa perusahaan terbesar di negara itu, hari Selasa (07/12) bergabung dalam gerakan media sosial mendorong agar penduduk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 untuk meredam laju infeksi yang bisa menghambat perekonomian.
Untuk itu mereka memasukkan kata vaksin dalam slogan iklan-iklan mereka. Misalnya Ritter Sport, salah satu pembuat cokelat terbesar di Jerman, mengganti slogan mereka: "Square. Practical. Good" (Persegi. Praktis. Bagus) dengan "Square. Practical. Vaccinated" (Persegi. Praktis. Divaksinasi).
Nama-nama besar mulai dari BMW dan Mercedes Benz sampai pembuat mesin kopi Nespresso turut berpartisipasi. Nespresso yang membawa slogan "Nespresso… What else.." sekarang mengubah slogannya dengan memakai kata bahasa Jerman "Impfen" yang artinya vaksinasi: "Impfen… What else…"
"Tanda tanggung jawab sosial"
Juga jaringan supermarket besar seperti Lidl, merek sabun mesin pencuci baju "Persil", sampai restoran cepat saji McDonald's tidak mau ketinggalan. Tidak ketinggalan perusahaan perbankan juga berpartisipasi dalam kampanye vaksinasi ini.
Iklan
Kanselir baru Jerman Olaf Scholz memuji gagasan itu, dan menyebutnya sebagai "tanda tanggung jawab sosial dan prakarsa yang luar biasa" dari dunia bisnis, yang mengusung slogan besar #ZusammenGegenCorona (Bersama Melawan Corona).
Kampanye ini merupakan gagasan dari biro iklan Antoni yang berbasis di Berlin. "Merek besar memiliki pengaruh dan jangkauan. Jadi mengapa tidak menggunakan keduanya untuk (menyebarkan) pesan bahwa vaksinasi adalah jalan terbaik bagi kita semua untuk keluar dari pandemi," kata Sven Doerenbaecher dari biro iklan Antoni.
Jerman Terjebak dalam Gelombang Keempat COVID-19
Setidaknya 100.000 orang di Jerman kini telah meninggal karena COVID-19. Ketika pandemi berlanjut, tingkat infeksi naik lebih tinggi dari sebelumnya. Sementara vaksinasi kini melambat karena penolakan sebagian warga.
Foto: Jan Woitas/dpa/picture alliance
Angka tragis
Seorang pria di kuburan di Bonn berduka atas istrinya yang telah meninggal - salah satu dari 100.000 orang di Jerman yang telah meninggal karena COVID-19. Selama beberapa minggu terakhir, jumlah mereka yang meninggal karena COVID atau terkait dengan corona meningkat setiap hari.
Foto: Ute Grabowsky/photothek/imago images
Peringatan terakhir
Pengurus pemakaman telah kewalahan, dengan peti mati berbaris di sini di depan oven krematorium. Di salah satu tutupnya, kata "Corona" telah ditulis dengan kapur — peringatan bagi orang-orang yang bekerja di sana. Orang lanjut usia dan yang tidak divaksinasi yangaling berisiko meninggal karena virus, tetapi makin banyak orang yang terinfeksi walaupun sudah divaksin.
Foto: Robert Michael/dpa/picture alliance
Situasi mencemaskan bagi manula...
Dalam beberapa minggu terakhir, ada banyak kasus infeksi COVID-19 di panti jompo dan komunitas pensiunan dan kasus yang meninggal. Inilah salah satu alasan mengapa pemerintah Jerman mempertimbangkan vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan. Italia, Prancis, dan Yunani telah melakukan langkah tersebut, dan Austria akan segera mengikutinya.
Foto: Jens Kalaene/dpa/picture alliance
...dan bagi yang muda
Tes Covid-19 di taman kanak-kanak dan sekolah menjadi rutinitas bagi anak-anak. Tidak ada kelompok populasi lain yang diuji secara teratur dan ekstensif untuk COVID-19. Namun angka infeksi pada anak berusia 5 hingga 14 tahun juga naik tiga kali di atas rata-rata. Dalam upaya untuk membendung laju infeksi, Badan Obat Eropa pada 25 November menyetujui vaksin BioNTech-Pfizer untuk kelompok usia ini.
Foto: Christian Charisius/dpa/picture alliance
Unit perawatan intensif penuh
Seorang dokter merawat pasien COVID-19 di unit perawatan intensif rumah sakit universitas di Leipzig. Tingkat rawat inap - jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 - belum mencapai tingkat tertinggi sejak Desember lalu, tetapi staf kesehatan sudah membunyikan alarm dan memperingatkan bahwa rumah sakit kewalahan.
Foto: Jan Woitas/dpa/picture alliance
Lebih lama tinggal
Seorang pasien COVID-19 dengan jalur akses vena dan trakeostomi duduk di unit perawatan intensif rumah sakit. Menggunakan tingkat rawat inap sebagai nilai kejadian kontroversial: Juga banyak pasien COVID yang lebih muda. Mereka menghabiskan lebih lama dalam perawatan intensif, yang berarti kapasitas tempat tidur juga terisi untuk waktu lama.
Foto: Robert Michael/dpa/picture alliance
Virus di sepanjang perjalanan
Sejak minggu lalu, aturan baru telah diterapkan di kereta api, trem, dan bus, seperti di Hamburg ini. Hanya mereka yang telah divaksinasi, dites negatif, atau baru saja pulih dari infeksi yang dapat menggunakan transportasi umum. Penggunaan masker tetap wajib.
Foto: Eibner/imago images
Rumahku adalah kantorku
Siapa pun yang tidak benar-benar harus pergi ke tempat kerja harus bekerja dari rumah. Persyaratan bekerja dari rumah sebelumnya sudah dicabut, namun kini diberlakukan lagi. Dengan tingkat infeksi yang meningkat, pengurangan kontak menjadi prioritas. (rs/hp)
Foto: Imago/S. Midzor
8 foto1 | 8
Ada juga kritik, bahkan seruan boikot
Menurut badan penyakit infeksi Institut Robert Koch (RKI), sekitar 69,1% orang Jerman yang memenuhi syarat telah divaksinasi secara lengkap. Tingkat vaksinasi Jerman masih tertinggal dibanding beberapa anggota Uni Eropa lain. Di Spanyol misalnya, 80% warganya sudah mendapat vaksinasi lengkap, di Portugal juga 80%.
Vaksinasi di Jerman memang terlambat dimulai pada awalnya karena kekurangan vaksin. Namun, kelambatan vaksinasi saat ini bukan karena kurangnya ketersediaan vaksin, tetapi karena memang sebagian warga menolak divaksin atas berbagai alasan.
Kampanye dunia usaha umumnya mendapat sambutan baik di internet dari warga dan penduduk Jerman. Namun, ada juga kritik dari kubu penolak vaksinasi, bahkan ada yang menyerukan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang menurut mereka telah terlibat dalam sebuah "konspirasi besar" pandemi COVID-19.