152 Pengungsi Rohingya Diselamatkan, UNHCR: Terima Kasih RI
25 Oktober 2024
Kapal yang membawa pengungsi itu berlabuh di lepas pantai Kabupaten Aceh Selatan selama berhari-hari, karena belum diizinkan mendarat. Namun mereka akhirnya berhasil diturunkan ke darat Kamis sore (24/10).
Iklan
Sebanyak 152 pengungsi Rohingya termasuk perempuan dan anak-anak telah diselamatkan di lepas pantai Indonesia. Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNHCR mengatakan bahwa mereka diselamatkan setelah kapal mereka terkatung-katung di laut selama berhari-hari.
Etnis Rohingya yang sebagian besar Muslim, mengalami penindasan berat di Myanmar. Ribuan orang Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan berbahaya untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (25/10/2024), kapal yang membawa 152 orang itu berlabuh sekitar satu mil (1,6 kilometer) di lepas pantai Kabupaten Aceh Selatan selama berhari-hari, sementara para pejabat memutuskan apakah akan membiarkan mereka mendarat. Namun, mereka akhirnya berhasil diturunkan ke darat pada Kamis sore.
Potret Warga Rohingya Rela Bertaruh Nyawa di Lautan Hingga Terdampar di Aceh
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya ditemukan kelaparan dan kehausan di atas kapal motor rusak di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06). Ini bukan kali pertama etnis yang terusir dari Myanmar ini terdampar di perairan Indonesia.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Terombang-ambing di lautan
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya ditemukan terombang-ambing di atas sebuah kapal di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06). Mereka ditemukan oleh nelayan sekitar yang kebetulan sedang melintas di sekitar lokasi. Ini bukan kali pertama sebuah kapal motor bermuatan puluhan bahkan ratusan pengungsi Rohingya terdampar di perairan Aceh Utara.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Bertaruh nyawa
Para pengungsi rela bertaruh nyawa melintasi lautan selama berminggu-minggu dengan perbekalan minim. Mereka yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak ini, berharap dapat mengadu nasib dan mencari pekerjaan di negara tujuan. Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya (PIARA) melaporkan sebanyak 15 pengungsi tewas di perjalanan dan dilarung ke laut. Diduga akan ada kapal-kapal lain yang menyusul.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Terusir dari rumah
Kaum Rohingya yang berasal dari Myanmar ini, terpaksa mencari suaka ke negara-negara Asia Tenggara lainnya karena etnis Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Mereka kerap dianiaya, dikucilkan, dan diusir ke kamp-kamp pengungsian setelah penumpasan militer tahun 2017 silam. Bahkan dalam laporan PBB tahun 2018 dilaporkan adanya pembunuhan massal 10 ribu kaum Rohingya di Rakhine.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Rasa kemanusiaan
Para pengungsi kemudian ditampung sementara di Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Aceh. Meski dunia tengah dilanda pandemi Covid-19, tidak menyurutkan niat masyarakat setempat untuk menyelamatkan para pengungsi tersebut. "Ini tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami para nelayan Aceh Utara," ujar Hamdani salah seorang nelayan yang ikut mengevakuasi para pengungsi dilansir Reuters.
Foto: Getty Images/AFP/R. Mirza
Non-reaktif Covid-19
Dari hasil pemeriksaan cepat (rapid test) virus corona yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, dilaporkan seluruh pengungsi Kaum Rohingya yang terdampar di perairan Pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh utara, Rabu (24/06), non-reaktif Covid-19. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Selain rapid test, pemeriksaan kesehatan secara umum juga turut dilakukan.
Foto: AFP/C. Mahyuddin
Apresiasi dunia internasional
Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann mengapresiasi Indonesia yang telah menyelamatkan para pengungsi Kaum Rohingya. Organisasi non-pemerintah Amnesty International juga memuji mayarakat Aceh yang telah menunjukkan rasa solidaritas kemanusiaan mereka. Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataan resminya Jumat (26/06) berjanji akan penuhi kebutuhan dasar dan kesehatan 99 pengungsi Rohingya.
Foto: AFP/C. Mahyuddin
6 foto1 | 6
"UNHCR ingin mengucapkan terima kasih kepada otoritas dan masyarakat setempat atas semangat kemanusiaan dan upaya penyelamatan nyawa serta izin pendaratan yang diberikan kepada sekitar 152 pengungsi," kata Faisal Rahman dari UNHCR kepada AFP pada hari Jumat.
"Banyak dari mereka yang berada di kapal itu adalah perempuan dan anak-anak yang rentan, korban perdagangan manusia," katanya, seraya menambahkan bahwa UNHCR dan lembaga kemanusiaan lainnya kini membantu para pengungsi Rohingya itu.
Kedatangan Rohingya di Indonesia cenderung mengikuti pola siklus, melambat selama bulan-bulan badai, dan meningkat kembali ketika kondisi laut tenang seperti yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.
Kelompok lain yang terdiri dari lebih dari 140 pengungsi Rohingya mendarat di provinsi Sumatera Utara pada hari Kamis.
Indonesia bukan penanda tangan konvensi pengungsi PBB, dan mengatakan tidak dapat dipaksa untuk menerima pengungsi dari Myanmar. Pemerintah Indonesia telah menyerukan kepada negara-negara tetangga untuk berbagi beban dan memukimkan kembali pengungsi Rohingya yang tiba di pantainya.