1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

17 Orang Utan Yang Diselamatkan Dilepaskan Kembali ke Hutan

15 Maret 2017

Kelompok konservasi di Indonesia telah melepaskan kembali 17 orangutan ke habitat hutan bulan yang lalu. Sebagian mereka diterbangkan dengan helikopter ke daerah terpencil di Kalimantan.

Malaysia Kabili_Sepilok_Forest_Reserve Orang-Utans mit Pfleger
Foto: picture-alliance/dpa/B. Walton

Orangutan Foundation International melepaskan 10 orang utan ke hutan ke kawasan hutan gambut di Kalimantan Tengah, pada akhir Februari lalu. Ke-10 orang utan itu lahir di alam liar, namun sudah dijadikan hewan peliharaan sebelum diselamatkan para pecinta lingkungan.

Kelompok lain, Yayasan BOS, awal Maret ini juga membebaskan tujuh orang utan di kawasan hutan di Kalimantan Timur. Dua orang utan jantan dan lima betina dibawa melalui jalan darat ke lapangan terbang pribadi dan kemudian diterbangkan dengan helikopter ke lokasi pelepasannya di hutan Kehje Sewen. "Kita perlu hutan yang jauh dari aktivitas warga," kata Jamartin Sihite, kepala eksekutif yayasan BOS. Menggunakan helikopter memang mahal, kata dia, tapi "kami akan melakukan segala yang mungkin untuk bisa mengirim orang utan kembali ke habitat mereka dengan aman."

Yayasan BOS berharap bisa melepaskan 200 orang utan ke alam bebas tahun iniFoto: picture-alliance/WILDLIFE

Organisasi International Union for Coversation of Nature tahun lalu menyatakan orang utan Kalimantan sudah terancam punah. Populasi mereka di wilayah Indonesia, Malaysia dan Brunei turun hampir dua pertiganya sejak awal 1970-an. Kerusakan hutan karena pembukaan lahan untuk perkebunan kayu dan kelapa sawit mengakibatkan turunnya populasi secara dramatis. Selain itu, orang utan sering diburu atau dibunuh oleh pekerja perkebunan, ketika mereka ke luar dari hutan untuk mencari makanan.

Orangutan Foundation International telah terlibat dalam konservasi dan rehabilitasi orang utan selama beberapa dekade. Upaya ini dirintis oleh warga Kanada Birute Mary Galdikas, yang pada tahun 1971 mendirikan kamp di hutan Kalimantan untuk meneliti orang utan dan sejak itu hidup di sana. Dia adalah salah satu murid antropolog terkenal Louis Leakey, yang juga mendorong prakarsa Jane Goodall di Kenya dan Dian Fossey di Rwanda untuk mempelajari simpanse dan gorila gunung, sedangkan Birute Mary Galdikas pergi ke Kalimantan. Birute mengatakan, yayasannya hingga kini telah berhasil mengembalikan sekitar 500 orang utan ke alam liar.

Habitat orang utan direbut perusahaan-perusahaan kayu dan kelapa sawitFoto: Getty Images/U. Ifansasti

Yayasan BOS, yang melakukan pelepasan pertama orang utan pada  tahun 2012, mengatakan menurut pemantauan mereka ada dua kelahiran alami dalam populasi orang utan di hutan Kehje Sewen. Organisasi itu berharap bisa melepaskan sampai 200 orang utan tahun ini. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merehabilitasi orang utan sampai dapat dikembalikan ke alam liar. Tantangan utamanya adalah menemukan lokasi yang cocok dan merehabilitasi orang utan sehingga mereka dapat tumbuh dan hidup lagi di habitat alaminya.