1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

1950 - 1959 Awal Perang Dingin

27 Mei 1952: DDR Tutup Pintu Perbatasan

Mauerchronik 2_1 (1950-59)
Sejak 1945 puluhan ribu warga lari ke Jerman Barat. Akibatnya garis demarkasi semakin ketat dikontrol DDR. Gerbang perbatasan ditutup rapat. Penduduk yang tinggal di sekitar garis batas yang panjangnya 5 kilometer, dipindahkan dengan paksa melalui Aksi Parasit. Hanya di Berlin pintu perbatasan tetap dibiarkan terbuka.Foto: picture-alliance/dpa

10 September 1952: Upaya Memulihkan Hubungan

Kanselir Jerman Adenauer dan Menteri Luar Negeri Israel Mosche Scharett menandatangani kesepakatan Luxemburg. Dana sebesar 3,5 miliar Mark untuk pemulihan kembali hubungan sangat dibutuhkan Israel untuk pembangunan negaranya yang baru berdiri. Pembayaran “Uang Darah” ini memicu protes. Ratifikasi di parlemen bisa lolos dengan selisih suara yang sedikit. Sejumlah anggota parlemen yang konservatif menentangnya.Foto: picture-alliance/dpa

5 Maret 1953: Stalin Meninggal Dunia

Sebuah era berakhir. Stalin, yang dielu-elukan sebagai pahlawan di negara komunis, meninggal akibat serangan jantung. Di blok Timur tebersit harapan bahwa kaum pengkritik tidak lagi diburu atau dikejar. Tahun 1956 muncul gelombang protes di Polandia dan Hungaria. Para demonstran ditumpas secara brutal. Khrushchev, yang menggantikan Stalin, juga tidak menginginkan salah satu negara anggota blok Timur memisahkan diri.Foto: picture-alliance/united archives

17 Juni 1953: Kerusuhan di DDR

Di Berlin Timur panser turun ke jalan untuk menghadang demonstran. Sekitar setengah hingga satu juta warga melalukan protes menentang politik pemerintahan Ulbricht yang memperketat aturan ketenagakerjaan di 400 daerah. Aksi unjuk rasa dibubarkan oleh polisi dan pasukan Soviet. DDR melaporkan, hanya ada 29 korban tewas, Jerman Barat sebaliknya mengatakan 500 orang. Hingga kini ada 55 korban yang berhasil diidentifikasi.Foto: picture-alliance/akg-images

4 Juli 1954: Keajaiban dari Bern

Jerman Barat juara dunia sepak bola! Setelah menang secara mengejutkan atas tim unggulkan Hungaria di final Piala Dunia tahun 1954, pelatih tim sepak bola Jerman Sepp Herberger, kapten Fritz Walter dan Horst Ecke digotong mengelilingi lapangan. Gelar juara disambut luapan sukaciata di kedua negara. 9 tahun setelah perang depresi akibat masa-masa sulit pasca perang sepertinya terobati.Foto: picture-alliance/dpa

23 Oktober 1954: Jerman Menjadi Anggota NATO

Tanggal 23 Oktober 1954 ditandatangani perjanjian penerimaan di Paris oleh negara-negara sekutu Blok Barat, Jerman Barat dan Italia. Silang pendapat tentang partisipasi Jerman demi keamanan bersama berakhir. Jerman Barat diterima masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO. Dengan itu, kedaulatan Jerman kembali dipulihkan. Dua tahun sebelumnya kedaulatan ini dihapuskan dengan apa yang disebut Perjanjian Jerman.Foto: picture-alliance/dpa

14 Mei 1955: Pakta Warsawa

Setelah Jerman Barat diterima jadi anggota NATO, Uni Soviet langsung beraksi dengan membentuk aliansi militernya sendiri, di dalamnya termasuk Jerman Timur. Dalam Perang Dingin, kedua aliansi militer ini bersaing amat sengit. Dengan itu, sebuah tirai besi kini membatasi kedua negara – tepat di tengah negara Jerman.Foto: picture-alliance/akg-images

9 - 13 September 1955: Sukses Adenauer

Atas undangan Uni Soviet, Kanselir Adenauer pergi ke Moskow. Setelah lima hari berunding secara alot dengan Kepala Negara Khrushchev dan Wakil Dewan Kementrian Mikojan, Adenauer sukses mencapai kesepakatan pembebasan sisa tawanan perang. Sebagai gantinya Jerman Barat membuka kembali hubungan diplomatik dengan Soviet. Ini salah satu kesuksesan besar Adenauer dalam 14 tahun masa jabatannya.Foto: picture-alliance/akg-images

25 Maret 1957: Wajah Baru Eropa

Kepala pemerintahan dari enam negara pionir Eropa, yakni Perancis, Jerman, Italia, Belgia, Belanda dan Luxemburg menandatangani Römische Verträge (Perjanjian Roma). Perjanjian ini merupakan Akta Kelahiran dari Uni Eropa dan menjadi tonggak dasar keberhasilan pembentukan negara-negara Uni Eropa.Foto: picture-alliance/ dpa

15 November 1959: SPD Lepaskan Paham Marxisme

Melalui program Godesberg, Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) mengakui NATO dan sosialisasi pasar. Partai ini juga menghapus paham yang mengatur pembagian kelas, penghapusan hak privat oleh negara dan pembagian pendapatan serta hasil produksi oleh pusat. Dengan itu SPD berubah dari partai sosial kaum buruh menjadi partai rakyat. Dan ingin mengambil alih tanggung jawab dalam pemerintahan.Foto: picture-alliance/akg-images