1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

2 Warga Malaysia Yang Disandera Abu Sayyaf Ditemukan Selamat

23 Maret 2017

Dua pelaut Malaysia yang disandera militan Abu Sayyaf selama delapan bulan ditemukan militer Filipina dalam perahu di lepas pantai Filipina Selatan.

Philippinen Entführung Abu Sayyaf
Foto: picture-alliance/dpa/Wemincom

Kedua pelaut Malaysia itu ditemukan hari Kamis (23/3) di dalam perahu di lepas pantai Filipina Selatan, kata militer Filipina. Keduanya diculik kelompok militan Abu Sayyaf delapan bulan lalu. Menurut pernyataan militer, Tayudin Anjut, 45 tahun dan Abdurahim bin Sumas, 62 tahun, dilepaskan anggota Abu Sayyaf sebelum fajar di dekat persembunyian mereka di pulau terpencil Pata.

"Korban penculikan berada dalam kondisi lemah dan dalam keadaan sakit," kata komandan militer regional Mayor Jenderal Carlito Galvez dalam pernyataan itu. Keduanya saat ini mendapat perawatan di sebuah rumah sakit militer.

Carlito Galvez selanjutnya menyatakan, kapal patroli Angkatan Laut Filipina menemukan kedua orang itu. Mereka diculik dari kapal tunda bersama tiga awak kapal lainnya delapan bulan lalu di daerah perbatasan Malaysia dan Filipina.

Dareah operasi kelompok militan Abu Sayyaf

Pelepasan kedua pelaut Malaysia itu terjadi di tengah operasi militer Filipina terhadap kelompok Abu Sayyaf. Awal bulan lalu, delapan militan bersenjata tewas dalam pertempuran, kata Carlizo Galvez.

Abu Sayyaf, yang dituduh bertanggung jawab atas serangkaian serangan teror terburuk dalam sejarah Filipina, sejak beberapa tahun terakhir gencar melakukan penculikan untuk menuntut uang tebusan. Mereka sering mencegat kapal-kapal yang lewat di perairan Filipina Selatan dan daerah perbatasan antara Filipina, Malaysia dan Indonesia.

Pengamat keamanan maritim beberapa waktu lalu memperingatkan, wilayah perairan di daerah operasi Abu Sayyaf bisa menjadi kawasan pembajakan "ala Somalia", jika tidak segera dilakukan langkah-langkah pengamanan yang tepat.

Pelaut Indonesia yang dibebaskan Abu Sayyaf setelah negosiasi, tiba di Jakarta (Mei, 2016)Foto: picture-alliance/AA/D. Roszandi

Biro Maritim Internasional IMB (International Maritimie Bureau) Januari lalu menyatakan, aksi-aksi penculikan pada tahun 2016 mencapai jumlah angka tertinggi selama 10 tahun terakhir. Wilayah perairan di Filipina selatan menjadi semakin berbahaya.

Kelompok Abu Sayyaf diyakini masih menahan 23 warga asing dan enam warga Filipina sebagai sandera, kata Juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla kepada kantor berita AFP. Para sandera terkasuk pelaut dari Malaysia, Indonesia dan Vietnam serta ahli unggas dari Belanda yang diculik 2012.

Bulan yang lalu, Abu Sayyaf memenggal kepala seorang sandera Jerman, setelah gagal mendapat uang tebusan dari pemerintahnya.

hp/ap (dpa, afp, ap)