AS Dakwa 4 Anggota Militer Cina Atas Peretasan Data
11 Februari 2020
Jaringan komputer pengelola data kartu kredit Equifax tahun 2017 dibobol peretas. Mereka mendapat akses pada data-data sekitar 145 juta pengguna kartu kredit di AS.
Iklan
Kejaksaan Agung AS mengajukan dakwaan terhadap 4 personel militer Cina atas tuduhan membobol jaringan komputer Equifax tahun 2017. Jaksa Agung William Barr mengatakan Senin (10/2), keempat anggota Tentara Pembebasan China PLA diyakini terlibat aksi peretasan itu. Cina hingga saat ini membantah tuduhan itu.
Berkas dakwaan menyebutkan, aksi peretasan itu terkait dengan data-data pribadi sekitar 145 juta warga, termasuk nomor Social Secutity dan data-data Surat Izin Mengemudi.
"Ini adalah salah satu aksi pembobolan data terbesar dalam sejarah," kata William Barr.
Kejaksaan AS juga menuduh pemerintahan Beijing berada dibalik aksi pencurian data-data pribadi warga dan data-data rahasia perusahaan Equifax.
Cina bantah terlibat peretasan
Kementerian Luar Negeri Cina hari Selasa (11/2) bereaksi keras membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa Cina "tidak pernah terlibat" dalam aksi pencurian data, dan menyatakan bahwa negaranya sendiri telah "menjadi korban serius dari pencurian data yang dilakukan oleh AS”.
Orang-orang yang digugat Kejaksaan AS semuanya tinggal di Cina dan tidak ada yang berada dalam tahanan.
Kantor berita AP melaporkan, dakwaan itu diajukan untuk mencegah aksi-asi peretasan selanjutnya dan menunjukkan keseriusan AS melacak individu-individu yang terlibat dalam aksi peretasan.
"Hari ini, kami meminta pertanggungjawaban para peretas PLA atas tindakan kriminal mereka, dan kami mengingatkan pemerintah Cina bahwa kami memiliki kemampuan untuk mengungkap tudung anonimitas di internet dan menemukan peretas yang berulangkali dikirim (oleh Cina) terhadap kami," kata William Barr.
70 Tahun Republik Rakyat Cina
Dari perang dan revolusi sampai Olimpiade dan pendaratan di bulan, Republik Rakyat Cina telah mengalami perubahan dramatis. Inilah beberapa peristiwa penting yang menentukan sejarah bangsa dan negara Cina.
Foto: Reuters/T. Peter
Mao Zedong, Sang Bapak Bangsa
Mao Zedong muncul di Tiananmen dan mengumumkan pendirian Republik Rakyat Cina (RRC) pada 1 Oktober 1949. Deklarasi itu menyusul berakhirnya perang saudara yang berlangsung bertahun-tahun antara para panglima perang yang berlomba-lomba mengambil kendali setelah jatuhnya dinasti Qing. Rakyat Cina merindukan persatuan dan perdamaian yang dijanjikan Mao Zedong.
Foto: picture-alliance/KPA/United Archives
Ketika warga Tibet berdiri menentang kekuasaan Cina
Tahun 1959, di Lhasa, ibukota Tibet, terjadi aksi menentang Partai Komunis dan kekuasaan Cina, yang ditindas pemerintah pusat di Beijing dengan pengerahan dan kekerasan militer. Pemimpin politik dan spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, melarikan diri ke India. Tibet hingga kini berada di bawah kendali Beijing, namun banyak warga Tibet yang tetap setia pada pemimpin spiritualnya, Dalai Lama.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Mahasiswa pimpin "Revolusi Kebudayaan" yang brutal
Tahun 1966 Mao Zedong mencanangkan periode "Revolusi Kebudayaan" yang dimaksudkan untuk merevitalisasi proyek sosialis. Agenda tersebut dijalankan oleh para siswa dan kelompok milisi "Garda Merah" yang menyerang orang-orang yang dianggap punya pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Partai Komunis. Banyak penulis, intelektual dan akademisi yang terbunuh selama periode itu.
Foto: picture-alliance/dpa/DB UPI
Penggagas reformasi: Deng Xiaoping
Mao Zedong mendirikan negara RRC, namun yang membawa negara itu memasuki era modern adalah sang reformator Deng Xiaoping. Dia merombak sistem ekonomi, menggiatkan kegiatan ekonomi swasta dan menggalakkan produk ekspor. Deng Xiaoping berhasil mengelola transisi Cina dari negara komunis menjadi sebuah ekonomi pasar yang terkendali, langkah awal Cina merambah pasaran dunia.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lim
Memasuki era baru
Beijing mengalami ledakan pembangunan ketika mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. Stadion nasionalnya, yang dikenal sebagai Sarang Burung, dan Pusat Renang Nasional, yang dijuluki "Water Cube" adalah ikon Beijing era baru.
Foto: picture-alliance/Xinhua/L. Hongguang
Jalur Sutra Baru menghubungkan Eropa, Asia dan Afrika
Proyek ambisius Jalur Sutra Baru adalah proyek infrastruktur lintas benua yang mencakup Asia, Eropa, dan Afrika. Proyek Xi Jinping dimulai tahun 2013. Banyak pihak menyambut proyek ini sebagai pengisi kesenjangan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan. Pihak lain khawatir tentang pengaruh dan dominasi Cina yang makin luas.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/D. Gang
Mendarat di bulan
Januari 2019, media Cina melaporkan pendaratan wahana Chang'e-4 di kutub selatan bulan. Prestasi ini menandai satu tonggak penting lagi dalam ambisi Cina menantang dominasi ruang angkasa AS dan Rusia. Cina berharap akan menjadi kekuatan ruang angkasa utama pada tahun 2030. hp/na (dw)
Foto: Getty Images/AFP/CNSA
7 foto1 | 7
Sembilan dakwaan, empat tersangka
"Ini adalah tindakan terencana untuk menyisir data-data pribadi rakyat Amerika," kata Barr dalam sebuah pernyataan.
Dakwaan ini diajukan di tengah peringatan yang diberikan pemerintahan Donald Trump tentang makin besarnya pengaruh politik dan ekonomi Cina. Gedung Putih percaya, Beijing sedang melakukan operasi besar-besaran untuk mengumpulkan data-data warga AS, dan mencuri hasil penelitian serta inovasi ilmiah.
Departemen Kehakiman AS mengatakan di situs webnya: "Surat dakwaan sembilan butir menuduh bahwa Wu Zhiyong, Wang Qian, Xu Ke dan Liu Lei adalah anggota Divisi Lembaga Riset ke-54 PLA, sebuah unit dari militer. Mereka diduga berkonspirasi untuk meretas ke dalam jaringan komputer Equifax, membuka akses tidak sah ke komputer-komputer itu, dan mencuri informasi yang sensitif dan dapat diidentifikasi secara pribadi."
Tahun 2015, perusahaan pengelola data Experian juga pernah mengalami aksi pembobolan serupa, yang melibatkan data-data pribadi 15 juta pelanggan baru. Equifax, Experian dan TransUnion adalah tiga besar pengelola data kartu kredit di AS.
Pembobolan jaringan komputer Equifax mengakibatkan bos perusahaan itu, Richard Smith, dipecat dari jabatannya. Tahun lalu Equifax menyetujui pembayaran 700 juta dolar AS sebagai kompensasi atas kerugian para korban peretasan.