Setidaknya empat rumah sakit dan dua apotik di Jakarta diyakini menggunakan vaksin palsu yang disebar sindikat pemalsu. Vaksin palsu juga ditemukan di Jawa Barat, Banten dan Sumatera Utara.
Iklan
Sedikitnya empat rumah sakit dan dua apotek di Jakarta mendapat pasokan vaksin palsu dari sindikat pemalsu vaksin, kata kepolisian di Jakarta. Saat ini, polisi memeriksa dua tersangka, yaitu pasangan Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina.
Hal itu disampaikan direktur kejahatan ekonomi di Departemen Investigasi Kriminal Polri (Bareskrim) Brigadir Jenderal Polisi Agung Setya. Namun Agung tidak menyebutkan nama-nama rumah sakit dan apotek karena penyelidikan masih berlangsung.
"Mereka punya tim distribusi untuk menyebarkan vaksin," kata Agung. Berdasarkan penyelidikan awal, Hidayat dan Rita mendistribusikan vaksin palsu itu di Jawa Barat, Banten dan Medan di Sumatera Utara.
Vaksin palsu itu dikemas dalam botol vaksin dengan label yang di cetak di Kalideres, Jawa Barat, kata Agung Setya.
Menyebarnya vaksin palsu terungkap setelah ada laporan tentang vaksin untuk balita yang mencurigakan di beberapa Puskesmas. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan bulan Mei lalu menangkap pelaku bernama Juanda yang merupakan menjual vaksin palsu melalui dua toko obatnya di Bekasi.
Pertengahan Juni, polisi mulai menggerebek 6 lokasi rumah yang diduga dijadikan tempat produksi di Bintaro Tangerang Selatan, Bekasi Timur dan Kabupaten Kemang di Jawa Barati.
"Dari pengakuan para pelaku, vaksin palsu sudah menyebar ke seluruh Indonesia sejak sejak 2013," ungkap Agung Setya di Mabes Polri, Jakarta, minggu lalu.
Dari pemeriksaan kepolisian diketahui, para pelaku menggunakan cairan anti tetanus dicampur dengan cairan infus sebagai bahan dasar vaksin palsu tersebut.
"Zat dasarnya dua itu. Cairan infus dan anti tetanus. Dia campur, lalu dimasukkan ke dalam botol bekas. Untuk seperti sempurna, ada alat pengemasan dan diberikan label palsu juga. Setelah itu, baru didistribusikan," kata Agung Setya sebagaimana dikutip kompas.com.
Menurut kalangan pengamat kesehatan, bahan-bahan vaksin palsu itu tidak berbahaya bagi kesehatan. Yang berbahaya adalah peracikannya yang dilakukan secara tidak higienis.
Polisi hingga saat ini sudah menahan sedikitnya 9 orang, yang bertindak sebagai produsen, kurir, pencetak label palsu dan penjual vaksin palsu. Polisi juga menyita barang bukti vaksin palsu berupa 195 saset vaksin hepatitis B, 221 botol vaksin polio dan 55 vaksin antisnake dan sejumlah dokumen penjualan vaksin.
Para tersangka bisa dijerat dengan UU Kesehatan 2009 dengan hukuman maksimal 15 tahun dan denda sampai Rp 1,5 miliar. (Foto artikel: Vaksinasi di Ukraina)
Antibiotik Alami Dari Dapur Anda
Terbayangkah oleh Anda, antibiotika alami ada di dapur Anda selama ini? Selain membunuh bakteri jahat, bahan makanan dari dapur Anda ini mendukung sistem kekebalan tubuh. Berikut dikutip dari: healthmeup.com.
Foto: Fotolia/photocrew
Bawang putih
Bawang putih adalah bahan makanan yang mengandung allicin, senyawa yang memiliki sifat yang sangat mirip dengan penisilin, bahan utama dalam antibiotik. Bawang putih juga memiliki anti-virus, anti-parasit, anti-jamur, dan antioksidan yang membantu mencegah berbagai penyakit, seperti flu, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Foto: Brad Pict/Fotolia
Bawang merah
Bawang putih dan bawang merah sebenarnya berkerabat sangat dekat. Jika bawang putih lebih efektif dalam mengatasi peradangan dan virus infeksi, bawang merah sangat tinggi nutrisi, yang efektif membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
Foto: surawutob/Fotolia.com
Jahe
Jahe kerap disebut sebagai obat universal. Lebih dari setengah obat-obatan tradisional Cina mengandung jahe di dalamnya. Jahe memiliki beberapa sifat penyembuhan dan meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengatasi masalah pencernaan.
Foto: Fotolia/kostrez
Madu
Dulu, tentara menggunakan madu untuk mengobati luka agar tak infeksi. Peradaban di seluruh dunia menggunakan madu sebagai obat penghilang rasa sakit, antioksidan dan antiseptik. Penelitian modern membuktikan bahwa madu aktif menggempur lebih dari 60 strain bakteri yang berbeda-beda. Selain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, madu juga mendetoksifikasi darah dan meningkatkan fungsi hati.
Foto: Fotolia/Jag_cz
Kayu manis
Cinnamon memiliki beberapa sifat antibakteri dan antijamur yang berasal dari minyak esensial yang ditemukan dalam kulitnya. Studi menemukan bahwa kayu manis paling efektif bila dikonsumsi dengan madu, karena kombinasi dari keduanya secara bersama-sama memberikan efek antibiotik yang amat baik.
Foto: valery121283/Fotolia.com
Kubis
Kubis, brokoli, kembang kol dan kale: Satu cangkir jus sayuran ini memenuhi 75 persen dari kebutuhan vitamin C Anda. Vitamin C adalah antibiotik alami yang melawan beberapa penyakit. Untuk benar-benar meningkatkan kekebalan tubuh, biasakan minum jus kubis segar dengan ditambah madu.
Foto: picture-alliance/dpa
Kunyit
Kunyit memiliki beberapa sifat antibakteri dan anti-inflamasi yang mengobati berbagai macam infeksi. Akar-akaran ini terbukti sangat berguna dalam mengobati infeksi.
Foto: DW
Minyak kelapa
Asam lemak dalam minyak kelapa memiliki sifat antibakteri dan antivirus. Asam ini menghancurkan patogen berbahaya dengan cara melarutkan lipid dalam pembungkus lemak yang mengelilingi patogen dan menghancurkannya. Selain minyak kelapa, air susu ibu juga mengandung asam lemak yang baik untuk mencegah penyakit.
Foto: ckellyphoto/Fotolia.com
Oregano
Oregano memiliki dua bahan aktif bernama thymol dan carvacrol yang bisa mencegah bakteri dan jamur. Dua komposisi ini baik untuk mengatasi masalah kulit karena bisa membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi kulit.
Foto: emuck/Fotolia.com
Daun basil (Basilikum)
Ini mirip khasiatnya dengan oregano karena mereka berada dalam keluarga yang sama. Daun basil, termasuk kemangi atau selasih juga memiliki beberapa sifat antibiotik. Penelitian menunjukkan keluarga daun basil efektif dalam mengobati beberapa strain bakteri yang resisten terhadap obat-obatan. Daun-daunan ini juga sangat efektif mengobati jenis tertentu dari bakteri menular yang memicu diare.