40 Ribu Meninggal karena Kondisi RS
27 Februari 2014Satu juta pasien di Jerman terkena infeksi karena kondisi rumah sakit yang tidak sehat, demikian dinyatakan Masyarakat Jerman untuk Rumah Sakit Anak (DGKH). Pernyataan itu dimuat dalam surat kabar Westdeutschen Allgemeinen Zeitung (WAZ).
Sementara pusat pengawasan infeksi pada klinik memperkirakan jumlah pasien yang terinfeksi "hanya" berkisar 400.000 hingga 600.000 dengan jumlah kematian 7500 hingga 15.000. Jauh dari data yang diperoleh DGKH.
Menurut DGKH, sekitar 40.000 pasien meninggal setiap tahun karena rumah sakit kurang higienis. Ketua Klaus-Dieter Zastrow mengatakan, perbedaan temuan ini karena "lobi rumah sakit " dan data yang digunakan adalah "data lama yang sudah usang".
Bisa dicegah
Sekitar setengah semua infeksi dapat dicegah, demikian dinyatakan organisasi DGKH. Tapi rumah sakit Jerman tidak mempraktikkan upaya kebersihan yang layak. Zastrow menyerukan perlunya transparansi dalam masalah ini.
Jika sebuah rumah sakit memiliki tingkat infeksi sembilan persen, maka informasi itu harus tersedia di Internet, tambahnya. Dilanjutkannya, apabila hal itu terjadi, maka pasien bisa mengatakan: "Saya memilih untuk tidak pergi ke sana."
DGKH menuduh rumah sakit Jerman mengelola kebersihan mereka "seperti mengumpulkan uang, tetapi tidak memberikan jaminan kebersihan."
Menyulut keprihatinan
Badan pengawas kesehatan itu mengatakan operator rumah sakit yang " tidak senang " dengan undang-undang 2011 yang menyerukan peraturan kebersihan yang amat ketat, dan pihak industri rumah sakit berusaha melakukan lobi untuk menutupi hal itu.
"Federasi Rumah Sakit Jerman sangat terkait ke Kementerian Kesehatan Jerman," kata Zastrow.
Menurutnya, keadaan itu kerap dianggap sebagai masalah kecil untuk menghemat uang, baik untuk semua biaya pasien, tetapi juga perawat dan dokter.
Zastrow mengatakan rumah sakit yang melakukan praktik kebersihan yang buruk harus mendapat sanksi. "Jika kepala rumah sakit tahu bahwa ahli bedah utamanya tidak peduli dengan kebersihan, ia harus memecatnya," katanya. "Harus ada hukuman untuk itu."
ap/vlz(dpa/ap)