Kepala berita seringnya bahas masalah gelombang pengungsi yang datang ke Eropa akibat perang di negaranya. Yang kerap dilupakan adalah jutaan pengungsi internal. Yaitu mereka yang mengungsi di negara sendiri.
Iklan
Jumlah orang yang jadi pengungsi internal meningkat hingga mencapai rekor 40,8 juta orang di tahun 2015. Demikian laporan bersama yang diterbitkan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) dan Pusat Monitor Pengungsi Internal (IDMC) yang berkantor di Jenewa.
"Ini jumlah yang paling tinggi yang pernah tercatat," kata Jan Egeland, Sekretaris Jenderal NRC.
Tahun lalu 8,6 juta orang menjadi pengungsi internal baru. Hampir separuhnya berasal dari zona-zona konflik di Irak, Suriah dan Yaman. Carsten Hansen, direktur regional Timur Tengah pada NRC mengungkap, saat perhatian dunia terarah pada gelombang pengungsi yang pergi dari kawasan itu, jutaan orang lainnya jadi pengungsi di dalam negeri.
Menurutnya, jumlah pengungsi internal di Suriah bertambah 1,3 juta dan di Irak 1,1 orang. Itu hanya jumlah pengungsi internal baru. Sementara jutaan orang lainnya sudah jadi pengungsi dalam tahun-tahun sebelumnya akibat konflik yang tak kunjung henti.
Yaman catat rekor terburuk
Menurut laporan bersama IDMC dan NRC, Yaman adalah negara yang catat rekor terburuk terkait pengungsi internal. 2,2 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sebagai akibat serangan udara Arab Saudi. Tahun lalu, Arab Saudi dan beberapa negara Teluk melancarkan operasi militer dan blokade ekonomi terhadap pemberontak Houthi di negara itu. Perang menyebabkan bencana besar kemanusiaan.
Sementara itu Program Pangan Dunia menyatakan, lebih dari 60 juta orang di dunia terpaksa lari akibat kekerasan atau pengejaran, dan sekarang jadi pengungsi baik di luar negeri atau di negara sendiri. Badan internasional itu juga mengungkap, hampir 90% dari seluruh pengungsi di dunia berada di negara berkembang.
Mengungsi ke Eropa
Lebih dari 1 juta pengungsi yang mencapai Eropa tahun lalu ibaratnya hanya puncak gunung es dari pengungsian global. Situasi pengungsi internal bisa bertahan bertahun-tahun, sebelum akhirnya tak terbendung lagi dan menjadi beban bagi negara lain.
"Sementara negara kaya dan stabil mencari jalan untuk menahan pencari suaka di luar batas wilayah mereka dan menolak menjaga keamanan mereka, jutaan tetap terperangkap di negara mereka sendiri sementara maut mengintai dari dekat." Demikian Carsten Hansen dari NRC.
Sejauh ini Uni Eropa berupaya memberikan bantuan dan sokongan bagi pengungsi yang berada di Turki. Jumlah yang ditampung di sana sekitar 3,1 juta, dan 2,7 berasal dari Suriah.
Dengan sokongan dana dari Eropa, 2012 Program Pangan Dunia (WFP) dan Bulan Sabit Merah di Turki mulai membagikan kartu e-Food bagi pengungsi. Dengan cara itu, pengungsi tidak mendapat bantuan makanan yang sudah ditentukan menunya, melainkan bisa memilih sendiri bahan yang ingin dibeli dan memasak sendiri.
Uni Eropa sejak beberapa bulan lalu berusaha merumuskan kerja sama dengan Turki untuk mengatasi pengungsi yang membludak datang ke Eropa. Namun perkembangan terakhir di Turki, berupa pengunduran diri Perdana Menteri Ahmet Davutoglu 5 Mei lalu dari jabatan ketua Partai AKP, dikhawatirkan mengancam hasil pembicaraan yang sudah tercapai selama ini.
Harian Jerman Bild bahkan melaporkan, Uni Eropa mulai mencari alternatif baru dan membuat rencana baru secara diam-diam. Laporan tersebut disangkal pemerintah Jerman.
Pengungsi internal di kawasan lain dunia
Lima negara, yaitu Colombia, Republik Demokratik Kongo, Irak, Sudan dan Sudan Selatan, termasuk 10 negara yang memiliki pengungsi internal selama lebih dari satu dekade.
"Ini adalah bukti berikutnya, bahwa tidak adanya bantuan bagi pengungsi internal menyebabkan pengungsi berlarut-larut sampai bertahun-tahun dan bahkan beberapa dekadi," ungkap direktur IDMC, Alexandra Bilak.
Menurut laporan IDMC dan NRC, bencana alam juga telah menyebabkan 19,2 juta orang terpaksa mengungsi di negara sendiri tahun lalu. Jumlah terbesar tercatat di India, Cina dan Nepal.
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui Tentang Pengungsi
Badan PBB urusan pengungsi, UNHCR melaporkan sekarang di dunia ada 51 juta orang yang terpaksa meninggalkan daerah asal mereka dan jadi pengungsi. Mereka kerap lari dari penganiayaan di negara sendiri.
Foto: picture alliance/abaca
Definisi Pengungsi
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengungsi adalah: seseorang yang meninggalkan rumah atau negaranya akibat “perasaan takut karena termasuk ras, kelompok agama, nasionalitas, kelompok sosial tertentu, atau punya opini tertentu”. Definisi juga mencakup orang-orang yang lari akibat bencana alam dan bencana yang disebabkan manusia. Foto: seorang anak pengungsi Suriah di Turki.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kilic
Akibat Kekerasan dan Konflik
Menurut badan urusan pengungsi PBB, UNHCR lebih dari 51 juta orang terpaksa lari dari tempat tinggal mereka akibat kekerasan dan konflik. Jumlah ini mencakup orang yang jadi pengungsi di negara sendiri, yang terpaksa tinggalkan negaranya, juga pencari suaka. Foto: warga Republik Demokrasi Kongo yang lari akibat pertempuran antara militer dan pemberontak (2013) tiba di kota Rutshuru.
Foto: Getty Images/AFP/J. D. Kannah
Pencari Suaka
Pencari suaka adalah orang yang lari ke negara lain dan ingin dapat status pengungsi, tetapi permintaannya belum dievaluasi. Sebagian besar orang jadi pengungsi akibat alasan yang jelas, tetapi hanya sedikit dari mereka memenuhi persyaratan ketat yang diperlukan untuk mendapat status pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Jumlah Besar Persulit Penanganan
Krisis pengungsi sulit diselesaikan dan perlu waktu lama. Salah satu penyebabnya, karena jumlah pengungsi amat banyak. Sebagai perbandingan: jumlah pengungsi di dunia lebih besar daripada jumlah penduduk Spanyol, atau Canada atau Korea Selatan. Gambar simbol: seorang migran berdiri di pagar yang mengelilingi tempat penampungan pengungsi Temporary Permanence Centre (CPT) di Lampedusa, Italia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Nasionalitas Pengungsi
Hingga Juni 2014, jumlah pengungsi paling banyak berasal dari Afghanistan, Suriah dan Somalia. Jika disatukan, jumlah pengungsi dari tiga negara itu lebih dari 50% jumlah pengungsi di seluruh dunia. Foto: sebuah keluarga pengungsi Afghanistan di Pakistan.
Foto: Majeed/AFP/Getty Images
Yang Mengungsi di Negara Sendiri Lebih Banyak
Kita sering mendengar berita tentang pengungsi yang lari ke negara lain. Sesungguhnya, orang yang mengungsi di negara sendiri jumlahnya jauh lebih besar. Tahun 2013 misalnya, 16,7 juta orang mengungsi ke negara lain, sedangkan 33,3 juta orang mengungsi di negara sendiri. Grafik: jumlah pengungsi intern di beberapa negara.
Tidak Tinggal di Kamp Pengungsi
Secara umum pengungsi sering dianggap tinggal di kamp pengungsi. Sebenarnya, lebih dari dua pertiga pengungsi tinggal di luar kamp pengungsi. Mereka bermukim di kota-kota atau desa-desa, dan kerap di apartemen kecil yang penuh sesak karena digunakan beberapa keluarga. Foto: seorang perempuan dan anak-anaknya yang mengungsi dari Sudan Selatan di kamp pengungsi Kule, Ethiopia.
Foto: Getty Images/AFP/Z. Abubeker
Separuhnya Anak-Anak
Sekitar 46% dari pengungsi sedunia adalah anak-anak. Mereka terpaksa berhenti sekolah. Oleh sebab itu, UNHCR dan International Rescue Committee prioritaskan pendidikan. Sayangnya, sebagian anak tidak diizinkan orang tuanya bersekolah, karena harus membantu keluarga atau menjaga adik. Foto: Seorang ibu warga Suriah memeluk anak perempuannya setelah tiba di pulau Lesbos, Yunani.
Foto: Getty Images/AFP/L. Gouliamaki
Korban Penyiksaan
Sekitar 35% pengungsi di dunia adalah orang-orang yang selamat dari penyiksaan. Selain harus mengatasi cedera fisik, mereka kerap mengalami cedera mental akibat trauma. Ini menyebabkan penyembuhan sangat sulit, terutama selama masih dalam pengungsian.
Foto: JAMES LAWLER DUGGAN/AFP/GettyImages
Mencari Tempat Pemukiman Jangka Panjang
Jika pengungsi tidak bisa kembali ke negara asal, dan tidak bisa menetap di negara tempat mereka mengajukan permintaan suaka, UNHCR berusaha mengalihkan mereka ke negara ketiga. Tetapi jumlahnya sedikit, hanya sekitar 1%. Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak menerima pengungsi, setelah dialihkan dari tempat mereka mengajukan suaka. Foto: pengungsi Rohingya di Aceh.