Hal-hal apa yang sebaiknya kita lakukan dalam keseharian untuk menjaga kesehatan tulang? Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan pada keseharian kita.
Iklan
Tulang menopang tubuh kita sejak awal, untuk berjalan, meraih sesuatu atau untuk berdiri tegak. Tapi kesehatan tulang kerap diabaikan, dan baru diperhatikan saat sudah mengalami gangguan. Hal yang sifatnya preventif bisa jadi acuan kita untuk menghindari gangguan tulang yang bisa berdampak panjang. Apa yang sebaiknya dilakukan?
Bergerak dan berolahraga
Bergerak dan berolahraga harus dibiasakan sejak kecil agarkekuatan tulang sudah terbinasejak awal. Selain baik bagi tulang, berolahraga baik bagi otot dan kemampuan berberak. Otot yang kuat bisa membantu mencegah kemungkinan menurunnya kekuatan menopang tubuh. Terutama pada mereka yang sudah berusia lanjut.
Makanan kaya kalsium
Vitamin K, magnesium dan seng penting bagi kesehatan tulang. Ini bisa ditemukan pada sayuran berdaun hijau, misalnya bayam. Juga dalam buah-buahan kering dan ikan serta daging yang tidak berlemak.
Menikmati sinar matahari
Vitamin D juga sangat penting bagi kesehatan tulang. Terpapar sinar matahari selama 10 hingga 15 menit pada pagi hari dapat merangsang produksi vitamin D yang baik untuk menjaga kesehatan tulang Anda.Tulang-tulang kita hanya bisa mendapat keuntungan dari kalsium yang diperoleh dari makanan, jika juga mendapat vitamin D yang cukup. Untuk itu, tubuh kita hanya perlu sinar matahari, agar dapat memproduksi sendiri vitamin D.
Hindari olah raga berisiko tinggi
Pada dasarnya, semakin tulang digunakan, semakin banyak tulang memproduksi massa, sehingga semakin kuat. Tapi hati-hati. Jangan melakukan olah raga secara berlebihan. Karena efeknya bisa malah sebaliknya. Apalagi jika sampai menyebabkan cedera tulang.
Berkonsultasi dengan dokter
Risiko melemahnya tulang, seperti osteoporosis, sebaiknya diketahui sejak dini, agar gaya hidup dan makanan sudah bisa disesuaikan sejak dini. Untuk itu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Hal-hal diatas harus kita upayakan dengan maksimal demi kesehatan tulang, terutama kepada mereka yang menjelang usia lanjut. Menjaga kesehatan tulang dan organ pada tubuh kita sangat penting untuk dapat menikmati hari-hari bersama keluarga dan rekan dikemudian hari. Biasakan pola hidup sehat sejak dini untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit.
Terlalu Banyak Garam - Tanda dan Dampaknya bagi Tubuh
1.500 mg per hari. Itulah jumlah garam yang dianjurkan Institute of Medicine, dan maksimal 2.300 mg. Tapi kenyataannya asupan kerap lebih banyak. Apa penyebabnya? Dan apa tanda serta dampak konsumsi garam terlalu banyak?
Foto: Fotolia
Sejarahnya panjang
Garam sudah jadi bagian makanan manusia sejak ratusan tahun lalu. Di Abad Pertengahan di Eropa, garam kerap disebut "emas putih" karena sangat mahal. Venesia menjadi kawasan ekonomi kuat di masa itu karena berhasil monopoli perdagangan garam. Nama kota Salzburg (foto) di Austria berarti "puri garam". Tambang-tambang garam di daerah sekitarnya kini jadi tujuan wisata.
Foto: picture alliance/dpa/P.Zimmerm
Menarik cairan
Sodium yang dikandung garam membantu keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika asupan garam terlalu tinggi, tubuh memerlukan lebih banyak cairan untuk membersihkan jaringan dalam tubuh agar otot dan organ-organ lain bisa berfungsi baik. Jika orang tidak minum cukup air, tubuh akan menarik cairan dari sel-sel dan ini akan menyebabkan dehidrasi.
Foto: Colourbox/Odilon Dimier/AltoPress/Maxppp
Berdampak pada urinasi
Jika konsumsi garam sangat tinggi sehingga mengganggu fungsi ginjal, ini bisa menyebabkan orang lebih sering urinasi. Dalam hal ini urin mungkin berwarna kuning pupus sehingga tampak seperti normal, namun protein yang dikandung dalam urin akan menunjukkan tanda gangguan ginjal. Dalam hal dehidrasi, urin yang dilepas tubuh semakin sedikit, dan menjadi lebih kental serta berwarna kuning tua.
Foto: picture-alliance/dpa
Pembengkakan bagian tubuh
Apakah cincin di jari sekarang jadi terasa agak sempit? Atau sepatu? Atau juga mata tampak bengkak di pagi hari? Penyebabnya mungkin terlalu banyaknya asupan garam. Walaupun penyebab lain mungkin ada juga. Terlalu banyaknya garam menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air untuk menjaga keseimbangan, akibatnya bagian tubuh tertentu membengkak.
Foto: Colourbox
Perut kembung
Tingginya konsumsi garam juga bisa menyulut kembung karena tubuh berusaha menahan lebih banyak cairan untuk menjaga keseimbangan. Health24 melaporkan, garam dalam jumlah tinggi kerap ditemukan dalam makanan olahan. Sehingga dianjurkan untuk memasak makanan sendiri dari bahan-bahan mentah.
Foto: picture-alliance/beyond/Sonntag
Gangguan ginjal
Ginjal bertugas menyingkirkan produk-produk beracun, menjaga keseimbangan cairan dan mengontrol produksi sel-sel darah merah. Konsumsi garam terlalu banyak bisa sebabkan gangguan ginjal, karena menambah protein dalam ginjal dan akibatnya, meningkatkan risiko gangguan ginjal serta risiko timbulnya batu ginjal.
Foto: Colourbox
Otot kejang
Menjaga keseimbangan antara sodium dan potasium sangat penting bagi tubuh, karena kedua unsur kimia ini bertanggungjawab bagi kontraksi otot. Jika keseimbangan terganggu akibat tingginya asupan garam, orang bisa menderita kejang pada otot dan diiringi dengan rasa sakit.
Foto: NDR
Sakit kepala sering timbul
Banyaknya sodium dalam tubuh meningkatkan volume darah, sehingga memerlukan ruang lebih luas dalam pembuluh darah. Tekanan terhadap pembuluh darah menyebabkan tekanan darah meningkat. Dampaknya bisa berupa sakit kepala barat yang sering muncul.
Foto: Colourbox
Menurunnya kemampuan kognitif
Tingginya tekanan darah yang disulut banyaknya jumlah asupan garam lebih jauh bisa merusak arteri yang menyalurkan darah ke otak. Ini bisa menyebabkan turunnya kemampuan orang untuk berpikir dan berkonsentrasi dalam tugas sehari-hari. Selain itu, dehidrasi bisa menyebabkan merosotnya ingatan, rasa lelah dan lambatnya reaksi.
Foto: SWR
Alternatif bagi garam
Garam membuat makanan menjadi enak. Oleh sebab itu tendensi menambah garam dalam makanan sangat kuat. Jika terbiasa memakan makanan yang asin, timbul ketagihan untuk makan garam dalam jumlah banyak. Tapi ini bisa diatasi. Yaitu dengan secara sadar menambah rasa lain dalam masakan, baik dengan rempah-rempah, atau sari lemon. (Sumber: healthline, health24, brightside; ed.: ml/hp)