1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

60 tahun CIA

26 Juli 2007

Badan Intelijen Amerika Serikat seharusnya bertugas mengumpulkan informasi, kemudian menyampaikan informasi dan penilaiannya secara tepat. Namun disinilah kelemahan lembaga ini.

Sekitar Januari 1953, Presiden Amerika Serikat Harry Truman mengeluhkan bahwa sejarah akan mencatat masa jabatannya sebagai masa yang dibayangi oleh perang dingin. Namun tetap optimis, ketika itu Truman mengatakan :

„Tapi khalayak juga akan ingat, bahwa dalam delapan tahun masa jabatan ini, kami telah menetapkan jalan untuk memenangkan perang dingin.“

Salah satu instrumen untuk meraih kemenangan itu adalah CIA. Badan Intelijen Amerika Serikat didirikan 26 Juli 1947, sebagai pengganti Dinas Rahasia OSS, yang bertugas selama perang dunia kedua. Menurut David MacMichael yang pernah menjadi agen rahasia, waktu itu tugas CIA ada dua.

„Yang pertama, untuk menghindari terjadinya pengulangan peristiwa Pearl Harbour. Dan yang kedua, untuk memerangi ancaman dari Uni Sovyet.”

David MacMichael bekerja untuk CIA sekitar tahun 80-an. Kini ia salah seorang pengritik CIA yang paling tajam. Posisinya mirip dengan jurnalis New York Times, Tim Weiner, yang baru menerbitkan buku tentang CIA. Tim Weiner menuturkan:

“CIA waktu itu merupakan organisasi baru. Belum ada cetak biru tentang tatacara kerjanya. Badan rahasia itu harus belajar dari setiap kesalahan, dan dalam 15 tahun pertama, bukan main banyaknya kesalahan yang dibuat“

Salah satu contoh yang dikemukakan, tentang kapan Rusia bakal memiliki bom atom yang pertama. Di situ perkiraan CIA betul-betul salah. MacMichael bercerita:

„Tahun 1948, pimpinan CIA mengatakan kepada Presiden Amerika saat itu, bahwa Rusia butuh waktu sepuluh tahun untuk memproduksi bom atom. Tahu-tahunya tahun 1949, Rusia sudah melakukan tes bom atom pertama.”

Hampir semua bencana besar akibat salah hitung badan rahasia Amerika Serikat itu berkaitan dengan operasi terselubung untuk menjatuhkan pemerintahan negara lain. Yang paling terkenal adalah kegagalan invasi Kuba. Mengenai kasus Teluk Babi itu, Tim Weiner mengungkapkan,

“Entah bagaimana, penanggung jawab operasi, Richard Bissel berhasil meyakinkan dirinya sendiri dan juga Presiden Amerika Serikat bahwa 1500 orang warga eksil Kuba bisa mengalahkan 60 ribu orang tentara Fidel Castro, dan merebut Havana setelah mendarat di sebuah rawa yang jauh dari mana-mana.”

Sejak kegagalan itu, CIA berada dibawah tanggung jawab Presiden Amerika Serikat.

Beberapa minggu lalu, CIA menerbitkan ratusan dokumen tentang operasi mereka yang gagal. Namun tampaknya publikasi dokumen itu tidak mendapat perhatian besar. Mungkin, karena disaingi oleh skandal-skandal aktual CIA. Antara lain, salah informasi tentang senjata pembunuhan masal di Irak, atau penjara rahasia CIA di Eropa Timur.