1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

"Hilangnya" 63 Juta Perempuan India

31 Januari 2018

Pemerintah India nyatakan, aborsi janin perempuan dan diskriminasi terhadap anak perempuan menyebabkan jutaan perempuan "menghilang". Namun ada juga indikasi, persamaan hak antara pria dan perempuan membaik.

Indien Frauenzug in Westbengalen
Foto: DW/P. Samanta

Sebuah laporan dari pemerintah India yang diserahkan kepada parlemen Senin (29/01/2018) menyatakan, menurut statistik 63 juta perempuan "hilang" dari populasi India, akibat masyarakat yang lebih mengutamakan anak laki-laki.

Hasil survey yang diserahkan dalam sampul warna merah jambu itu, untuk pertama kalinya mengikutsertakan bab khusus tentang masalah perempuan di negara itu. Yang diketengahkan adalah slogan #MeToo sebagai tanda pengakuan akan adanya pelecehan seksual terhadap perempuan.

Studi tahunan yang sebenarnya menyoroti masalah ekonomi, mengungkap rasio 943 perempuan per 1.000 pria yang menunjukkan "hilangnya" 63 juta perempuan dalam populasi di negeri itu.

Survey juga mengungkap, penyebab timbulnya angka tersebut terutama karena aborsi yang dilakukan terhadap janin perempuan. Serta pemberian nutrisi dan perawatan kesehatan yang lebih baik bagi anak laki-laki. Selain itu, biasanya keluarga yang sudah punya anak laki-laki, biasnya tidak terus menambah anak. Ini berbeda dengan keluarga yang hanya punya anak perempuan.

Masalah dari dahulu kala

"Tantangan atas masalah jender sudah ada sejak jaman dulu, mungkin sejak ribuan tahun lalu" demikian komentar penulis laporan, yaitu kepala penasehat ekonomi Arvind Subramanian.

Survey menganalisa jumlah kelahiran dan jenis kelamin anak-anak yang baru dilahirkan. Menurut perkiraan, lebih dari 21 juta anak perempuan tidak diinginkan oleh keluarganya.

Saat keluarga secara terbuka menunjukkan kegembiraan menyambut kelahiran anak laki-laki, kelahiran anak perempuan tidak selalu disambut dengan gembira. Pasalnya, di India anak laki-laki bisa mewarisi properti, sementara orang tua harus membayar maskawin bagi anak perempuannya. Sesungguhnya aborsi berdasarkan seleksi jenis kelamin dilarang di India, tetapi hal itu masih sangat sering terjadi.

Ada kabar baik juga

Menurut laporan, dalam hak-hak perempuan kawasan timur laut India berada di peringkat teratas. Kawasan dekat Cina dan Myanmar itu bisa jadi panutan bagi seluruh negara, demikian laporan. Selain itu jumlah prosentual perempuan yang tidak mengalami kekerasan fisik maupun emosional meningkat dari 63% menjadi 71%.

Ada indikasi, bahwa perbaikan keadaan ekonomi bisa jadi penyebab berkurangnya masalah jender. Namun demikian, semakin makmur sebuah keluarga bukan berarti keluarga itu tidak lagi mengutamakan anak laki-laki dibanding perempuan. Di sejumlh daerah yang tergolong "kaya" situasinya bahkan makin memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Berpendidikan tinggi, tapi tanpa pekerjaan

Namun ironisnya, hampir dua pertiga perempuan India yang punya pendidikan tinggi dan punya kualifikasi dari universitas, tidak punya pekerjaan. Partisipasi perempuan dalam sektor tenaga kerja di India termasuk yang paling rendah di dunia, demikian data World Bank.

Januari 2015 pemerintah India meluncurkan program, "Save the Daughter, Educate the Daughter,” sebuah kampanye yang bertujuan untuk memperbaiki persamaan jender dengan cara menciptakan kesadaran dan perubahaan norma-norma yang berkaitan dengan anak perempuan.

ml/as (AP, rtr)