67 Juta Anak Tidak Dapatkan Vaksinasi Selama Pandemi
20 April 2023
Gangguan layanan kesehatan di masa karantina wilayah akibat pandemi COVID-19 menyebabkan jutaan anak di dunia tidak mendapatkan vaksinasi rutin yang seharusnya dapat menyelamatkan nyawa mereka.
Iklan
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan hampir 67 juta anak tidak mendapatkan satu atau lebih vaksin yang berpotensi menyelamatkan nyawa, demikian menurut laporan organisasi PBB yang mengurusi anak-anak, UNICEF yang berjudul "Kondisi Anak-Anak Dunia 2023".
"Lebih dari satu dekade kemajuan yang diperoleh dengan susah payah dalam imunisasi rutin anak telah terkikis," tulis laporan tersebut. Laporan itu menambahkan, adanya data yang menunjukkan tren mengkhawatirkan terkait meningkatnya keraguan terhadap vaksinasi di tengah-tengah polarisasi politik, menurunnya kepercayaan pada pemerintah, dan informasi yang salah.
Untuk kembali ke jalur yang benar akan menjadi tugas yang menantang. Upaya untuk mengejar ketertinggalan sejauh ini belum berhasil, demikian tandas UNICEF.
Korban pandemi
Laporan tersebut juga menyuarakan kekhawatiran atas penurunan kepercayaan terhadap vaksinasi di 52 dari 55 negara yang disurvei. "Kita tidak bisa membiarkan turunnya kepercayaan terhadap imunisasi rutin menimbulkan korban lain dari pandemi," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell dalam sebuah pernyataan.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
"Jika tidak, gelombang kematian berikutnya dapat terjadi pada lebih banyak anak yang terinfeksi campak, difteri, atau penyakit lainnya yang sebetulnya dapat dicegah."
Meskipun kepercayaan terhadap vaksinasi "tidak stabil dan spesifik pada waktu tertentu," laporan tersebut menyoroti bahwa kepercayaan terhadap imunisasi dapat dengan mudah bergeser, dengan catatan bahwa "analisis lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah temuan ini menunjukkan tren jangka panjang" di luar situasi pandemi.
Iklan
Kepercayaan terhadap vaksinasi bervariasi secara global
Secara keseluruhan, dukungan untuk vaksinasi "tetap relatif kuat." Sekitar setengah dari 55 negara yang disurvei, lebih dari 80% responden "menganggap vaksinasi penting untuk anak-anak."
Laporan ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap vaksinsi bervariasi secara global, dengan negara-negara seperti India, Cina, dan Meksiko tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Sebaliknya, negara-negara seperti Papua Nugini dan Korea Selatan mengalami penurunan persetujuan pemakaian vaksin sebesar 44% dan turun lebih dari sepertiga di Ghana, Senegal, dan Jepang.
Perempuan Indonesia Kembangkan Vaksin di Dalam Negeri
04:03
Kekurangan vaksin melanda Ghana
UNICEF telah meminta pemerintah untuk menggandakan komitmen mereka untuk meningkatkan pembiayaan imunisasi, dengan perhatian khusus pada percepatan upaya vaksinasi "mengejar ketertinggalan" bagi mereka yang melewatkan vaksinasi.
Laporan ini menekankan bahwa kepercayaan terhadap vaksinasi sangat penting dalam mempertahankan imunisasi rutin untuk anak dan menyelamatkan nyawa.
Sayangnya, antara tahun 2019 dan 2021, proporsi anak-anak yang menerima vaksinasi rutin campak anjlok dari 86% menjadi 81%, dan pada tahun 2022, jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.