1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

70 Tahun Deutsche Welle (DW): Tantangan Tetap Besar

Christoph Strack
10 Mei 2023

Siaran Internasional Jerman Deutsche Welle (DW) pertama kali mengudara 70 tahun lalu, pada 3 Mei 1953, di tengah Perang Dingin yang sedang memuncak. Saat ini, dunia tetap menghadapi banyak tantangan serupa.

Kantor Pusat DW di Bonn
Logo DW di Kantor Pusat BonnFoto: picture alliance/dpa/Oliver Berg

Kisah Deutsche Welle (DW) sebagai lembaga penyiaran internasional Jerman dimulai 70 tahun yang lalu, dengan dibuka kata-kata dari Presiden Jerman saat itu, Theodor Heuss: "Pendengar yang terhormat di negara-negara jauh...," demikian pengantar siaran DW yang mengudara lewat gelombang pendek pada 3 Mei 1953. Hari ini, 10 Mei 2023, parlemen Jerman Bundestag memperingati 70 tahun pendirian Deutsche Welle dengan sebuah acara khusus.

Deutsche Welle saat itu didirikan sebagai lembaga penyiaran internasional Jerman dengan tujuan untuk "memberikan gambaran perkembanghan politik, ekonomi dan budaya Jerman kepada pendengar di luar negeri." Republik Federal Jerman (RFJ) sendiri belum lama berdiri, baru berusia empat tahun sejak didirikan pada 1949.

Siaran radio gelombang pendek DW dimulai dari kantor pusat di Köln, awalnya hanya dalam bahasa Jerman. Tapi tidak lama kemudian, dimulai siaran-siaran bahasa asing. Sepuluh tahun kemudian, pada September 1963, mengudara siaran dalam bahasa Indonesia, dengan "call sign": Inilah Suara Jerman deutsche Welle (SJDW). Sekarang, Deutsche Welle memiliki Biro Asia-Pasifik di Jakarta. Kegiatan DW Indonesia juga makin meluas.

DW kini fokus untuk distribusi lewat internet dan media sosial

Dari "pendengar” menjadi "follower”

Hari-hari siaran radio gelombang pendek sudah lama berlalu. 70 tahun kemudian DW "telah menangani digitalisasi, kami telah menyusun strategi yang jelas. Kami telah menjadi outlet media internasional dengan fokus yang jelas bagi user," kata Direktur Jenderal DW saat ini, Peter Limbourg, yang telah memimpin DW selama sembilan tahun dan memperkuat profil internasionalnya.

Sekarang DW fokus pada internet, media sosial, dan jaringan kemitraan. "Siaran" DW sekarang mencakup berbagai macam jalur produksi dan distribusi, dari acara TV, berbagai penawaran audio, berita online dalam 32 bahasa dan berbagai aktivitas di media sosial. "Pendengar" di masa lalu sekarang sebagian besar digantikan dengan "follower" usia muda.

Sesuatu yang kurang dikenal: kegiatan lembaga pendidikan DW Academy, yang sejak 1965 telah melatih ribuan jurnalis. Selain pendidikan dan pelatihan jurnalistik, DW Academy saat ini juga menawarkan program kuliah di bidang Media Relations dan Media Management.

Kantor Pusat DW di BonnFoto: M. Becker/dpa/picture alliance

Menjunjung nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berpendapat

Pada ulang tahun ke-70 DW, situasi politik dunia sama sulitnya seperti saat DW pertama kali didirikan. Lagi-lagi, kebebasan pers dan kebebasan berpendapat terancam di banyak bagian dunia.

"Jurnalisme internasional menghadapi tantangan besar…, karena di seluruh dunia para otokrat berupaya memblokir kami, terkadang menyensor kami, dan saya pikir itu adalah sesuatu yang mengancam jurnalisme internasional," kata Peter Limbourg.

"Kita semua yang percaya pada nilai-nilai demokrasi.. dan perlu merintis kerja sama agar kami dapat terus diakses oleh para pengguna kami, orang-orang yang membutuhkan kami. Ini adalah tantangan utama yang harus kami hadapi." 

Sejak invasi Rusia ke Ukraina misalnya, DW harus menutup kantornya di Moskow, setelah Rusia melarang kegiatannya dan melarang siaran DW. Menurut pimpinan di Kremlin, DW adalah "agen asing". Yuri Rescheto, yang hingga Maret 2022 mengelola studio DW di Moskow, kini memimpin studio DW yang baru di ibu kota Latvia, Riga.

"Kami ada di sini, kami tidak mati, dan kami tidak bisa dibungkam," katanya. Tim DW bisa bekerja dengan bebas di Riga: "Di sini, kami dapat mengatakan apa yang ingin kami katakan." Dia menegaskan: "Kami tetap didengar, dilihat, dan dibaca."

(hp/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait