1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

ABC: Atasi Terorisme Perlu Tindakan Preventif Bukan Ketololan

dpa/DK/AS30 Desember 2009

Reaksi terhadap percobaan serangan teror terhadap pesawat penumpang dari Amsterdam ke Detroit dan putusan hukuman mati terhadap warga Inggris di Cina menjadi sorotan media cetak internasional.

Penumpang pesawat dilarang ke toilet setelah gagalnya percobaan serangan teror?Foto: picture-alliance/ dpa

Harian Spanyol ABC menulis

"Serangan di Detroit yang gagal membenarkan apa yang kita ketahui sejak 11 September 2001. Asumsi bahwa terorisme berakar dari penderitaan dan kemiskinan, benar-benar salah. Reaksi pertama setelah serangan yang berhasil digagalkan itu adalah mempersulit perjalanan para penumpang. Kebebasan bergerak di dalam pesawat dibatasi. Pihak yang bertanggung jawab sebaiknya mencari informasi, bahwa seorang teroris berusaha menyulut bom dari kursinya. Dengan alasan apa kini penumpang akan dilarang menggunakan toilet? Upaya-upaya semacam ini tidak hanya berlebihan, tapi juga tidak ampuh. Yang diperlukan adalah tindakan-tindakan preventif, bukannya ketololan."

Kewaspadaan di lingkungan keluarga muslim adalah penting untuk dapat mencegah terjadinya serangan teror. Demikian komentar harian Belanda Trouw

"Kesulitan terbesar menghadapi terorisme modern adalah menangkap pelaku potensial pada waktu yang tepat. Memang menggiurkan, menumpukan semua harapan pada sistem keamanan yang lebih ketat dan lebih cerdik. Meski demikian itu adalah ilusi berkaitan dengan kenyataan bahwa teroris masa kini bersedia tanpa peringatan lebih dulu, siap meledakkan diri di tempat manapun yang penuh dengan manusia. Kesannya sedikit kuno jika seorang ayah memperingatkan akan tendensi radikal anaknya. Tapi bagi mereka yang menentang terorisme, perhatian semacam itu di lingkungan yang potensial bagi terorisme, mungkin adalah peluang terbaik. Kewaspadaan di lingkungan muslim yang mengalami radikalisasi menawarkan harapan besar bahwa orang dapat mengantisipasi tindak kekerasan.

Pelaksanaan eksekusi terhadap seorang warga Inggris di Cina, dikomentari harian Austria Die Presse

"Kesuksesan ekonomi yang berkepanjangan tampaknya membuat rekan-rekan di Beijing menjadi besar kepala. Saat ini mereka merasa begitu kuat, dimana mereka pikir dapat berbuat sesuka hati terhadap Barat. Jika orang menunjukkan kemarahan terhadap sikap tidak berperikemanusiaan pihak berwenang Cina, Beijing langsung berteriak: Hati-hati, itu mencampuri urusan dalam negeri! Tapi orang tidak boleh ditakuti-takuti oleh raksasa baru itu dan tidak boleh berdiam diri. Sistem hukum Cina tetap sesuatu yang memalukan, selama bagi para hakim mengutamakan garis-garis haluan partai bukannya peraturan."