1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abu Sayyaf Bebaskan Seorang Sandera Palang Merah

2 April 2009

Militer Filipina menyatakan bahwa Mary Jean Lacaba salah seorang anggota ICRC yang disandera kelompok Abu Sayyaf telah dibebaskan. Nasib kedua sandera lainnya masih belum diketahui

Militer Filipina memerangi Abu Sayyaf di pulau JoloFoto: AP

Sampai Kamis sore sebenarnya belum diketahui persis bagaimana keadaan ketiga pekerja palang merah yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Sebelumnya, para gerilya Abu Sayyaf mengancam akan memancung salah seorang sandera tersebut pada akhir bulan Maret, apabila militer Filipina tidak menarik pasukannya dari pulau Jolo.

Militer Filipina bermaksud menyerbu persembunyian Abu Sayyaf di pulau Jolo untuk membebaskan Eugeni Vagni seorang warga Italia, Andreas Notter dari Swiss dan Mary Jean Lacana dari Filipina yang diculik 15 Januari lalu. Meski kali ini tak disebutkan, kelompok Abu Sayyaf biasanya menuntut uang tebusan tinggi atas sanderanya.

Sekalipun pihak penculik sudah memberikan ultimatum, banyak pihak tetap optimis bahwa para sandera masih hidup. Termasuk Menteri Dalam Negeri Filipina, Ronaldo Puno yang hari Rabu (01/04) mengatakan, "Dari laporan yang saya terima hari ini, tampaknya bahwa semua sandera itu masih hidup dan berada dalam keadaan aman. Kami tahu para penculik masih berada di daerah itu, mereka mencoba untuk meninggalkannya lewat jalan utara, tapi kemudian kembali lagi." Juga Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini hari Kamis (02/04) optimis bahwa ketiga pekerja Palang Merah Internasional, ICRC itu masih hidup.

Akibat ultimatum Abu Sayyaf, sejak Selasa 31 Maret lalu, Gubernur Abdusakur Tan menyatakan pulau Jolo berada dalam situasi darurat. Memenuhi sebagian tuntutan Abu Sayyaf, sebelumnya pasukan Filipina ditarik keluar dari lima kota, tapi menolak untuk mundur lebih jauh. Namun kontak baru dengan para gerilya Abu Sayyaf belum terjalin, meskipun gerak gerik mereka terus diamati.

Alain Aeschliemann, Ketua Operasi Regional Komisi Palang Merah Internasional, ICRC, yang sejak dua bulan lalu berulangkali menyampaikan permintaan agar ketiga pekerjanya dibebaskan terus berharap bahwa Abu Sayyaf belum dan tidak akan melakukan ancamannya. Selasa lalu, permintaannya diperkuat olehi pemerintahan Italia dan Swiss. Paus Benediktus XVI juga mengeluarkan permintaan khusus agar para sandera dibebaskan tanpa cedera.

Belakangan timbul dugaan bahwa seorang teroris Singapura terlibat dalam penculikan ini. Disebutkan, lelaki Singapura itu sudah beberapa kali bertindak sebagai penerjemah dalam beberapa perundingan. Kamis kemarin (02/04) Ketua Palang Merah Filipina, Senator Richard Gordon mengatakan bahwa ia berbicara dengan seorang lelaki beraksen India, ketika sedang menegosiasikan batas waktu untuk para sandera.

Harian Singapura "Strait Times" menduga bahwa teroris yang dimaksud bernama Muawiyah. Bernama samaran Manobo, warga Singapura etnis India ini diperkirakan memiliki hubungan dengan kelompok Jemaah Islamiyah. Terkait dengan itu, pihak berwenang di Singapura mengatakan sudah menghubungi mitranya di Filipina.

(EK/ap/afp/dpa)

Hendra Pasuhuk