1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abu Sayyaf Beraksi kembali, 15 Tewas

13 April 2010

Kelompok militan Filipina yang merupakan jaringan Al Qaida, menyamar dalam seragam polisi meledakan bom dan menembaki warga sipil di kawasan konflik Filipina, Basilan. Akibatnya 15 orang tewas.

Dalam beberapa tahun terakhir kawasan konflik Basilan dijaga tentaraFoto: AP

Pengamanan yang diperketat di Basilan, kawasan yang menjadi pertahanan kelompok Abu Sayyaf telah dilakukan sebagai persiapan untuk menghadapi pemilu 10 Mei mendatang. Namun ketatnya penjagaan keamanan tetap tak mampu menahan aksi kelompok milisi.

Sekelompok pria bersenjata meledakan dua bom rakitan di dekat sebuah gereja dan tribun pusat olahraga sebuah sekolah di kota Isabela, di Pulau Basilan. Insiden ini ditengarai merupakan unjuk kekuatan jaringan Abu Sayyaf, yang dituduh bertanggungjawab atas serangkaian serangan teroris terburuk di negara itu.

Walikota Isabela, Cherry Akbar mengungkapkan 15 orang yang tewas akibat insiden tersebut. Termasuk diantaranya lima anggota milisi yang nampaknya ikut terbunuh oleh satu dari bom-bom rakitan mereka sendiri. Enam warga terbunuh akibat ledakan bom, sementara tiga tentara dan seorang polisi tewas akibat baku tembak dengan milisi.

Baku Tembak Selama Tiga Jam

Sedikitnya terdapat 25 milisi yang mengenakan seragam polisi yang terlibat dalam serangan itu. Demikian ujar kepala militer setempat, Benjamin Dolorfino. Ia menduga tujuan utama aksi kelompok Abu Sayyaf itu adalah menculik tokoh petinggi di Isabela. Namun sebelum target terpenuhi, keburu kepergok oleh pasukan keamanan. Meski demikian, Dolorfino mengaku tidak mengetahui dengan pasti siapa tokoh yang ingin diculik oleh kelompok Abu Sayyaf itu. Milisi melayangkan pelurunya pada warga sipil yang ketakutan dan terlibat dalam baku tembak dengan pasukan keamanan di pinggiran Kota Isabela. Aksi baku tembak berlangsung hingga tiga jam.

Dua Bom Meledak

Sementara itu bom pertama meledak di sebuah sekolah, bom kedua di dekat gereja Katedral dan meledak saat aparat keamanan mengejar tersangka. Akibatnya gereja tersebut mengalami kerusakan. Sementara bom ketiga dipasang di dekat rumah seorang hakim dan terminal bus, yang akhirnya dijinakan dengan aman oleh tentara.

Helikopter membawa ransum untuk tentara yang bertugas di BasilanFoto: AP

Basilan, merupakan sebuah pulau berpenghuni setengah juta jiwa yang berada di selatan kawasan Mindanao, yang merupakan basis kelompok Abu Sayyaf dan kelompok pemberontak Muslim yang memperjuangkan kemerdekaan tanah mereka.

Sejak 2001 AS Bantu Militer Tumpas Abu Sayyaf

Sejak tahun 2001, ratusan tentara AS dialokasikan di Mindanao untuk melatih serdadu Filipina dalam menumpas Abu Sayyaf. Pasukan AS ditempatkan di kawasan itu, setelah serangkaian aksi penculikan dilakukan oleh militan Islam, termasuk kasus penculikan terhadap tiga warga AS dari kawasan wisata barat daya Filipina. Dua diantara tawanan itu dibunuh.

Kelompok Abu Sayyaf juga dituding bertanggungjawab atas pengeboman feri di Teluk Manila tahun 2004 yang menewaskan lebih dari seratus orang.

Kekuatan Semakin Berkurang

Pemimpin Abu Sayyaf dilumpuhkan pada tahun 2007Foto: AP

Saat ini militer Filipina memperkirakan jumlah anggota kelompok Abu Sayyaf telah berkurang dari sekitar seribu orang pada sepuluh tahun lalu, menjadi sekitar 300 an orang. Namun kepala polisi Filipina Jusus Verzosa memperingatkan kelompok itu kini meningkatkan penggunaan bom buatan untuk menghadapi pertempuran.

Ditujukan untuk Mendirikan Negara Muslim

Kelompok Abu Sayyaf didirikan pada tahun 1990 dengan didanai pada awalnya oleh jaringan Al Qaida pimpinan Osama bin Laden. Kelompok ini berjuang untuk mendirikan negara Muslim di selatan Filipina.

AP/HP/afp/ap