Lagi-lagi dua pelaut Indonesia diculik kelompok bersenjata di perairan Malaysia Timur. Malaysia mengatakan, penculiknya lari ke perairan Filipina Selatan dan kemungkinan besar kelompok Abu Sayyaf.
Iklan
Kepada wartawan, jurubicara militer Filipina Mayor Filemon Tan menerangkan, kelompok militan berhasil menculik lagi dua pelaut Indonesia di perairan Malaysia dekat Sabah.
"Orang-orang bersenjata lalu membawa korban-korban mereka dan melesat menuju kawasan Filipina selatan," kata Filemon Tan. Dia menambahkan, unit militer darat dan angkatan laut Filipina sempat berusaha mencegat para penculik, namun gagal.
Kepala pusat keamanan Sabah, Wan Abdul Bari Wan Abdul Khalid hari Minggu (21/11) mengatakan, lima pria bertopeng yang bersenjatakan senapan panjang menggerebek kapal tunda dengan dua pelaut Indonesia hari Sabtu (19/11) di perairan Malaysia.
Mereka lalu menghancurkan sistem komunikasi kapal, mencuri telepon genggam dan uang sebelum menculik kapten dan asistennya. Para penyerang kemudian melarikan diri dengan speed boat menuju perairan internasional. Sedangkan 11 anggota awak kapal kemudian diselamatkan oleh kapal yang lewat. Pelakunya diduga kuat kelompok militan Abu Sayyaf.
Ini adalah penculikan kedua terhadap pelaut Indonesia dalam bulan November. Awal bulan ini, dua pelaut Indonesia juga diculik dari perairan di sekitar Sabah.
Upaya Indonesia, Filipina dan Malaysia dan untuk meningkatkan penjagaan keamanan di wilayah perbatasan laut tampaknya belum membawa hasil. Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan warga Malaysia dan Indonesia jadi korban penculikan dan penyanderaan.
Militer Filipina sejak beberapa waktu lalu melancarkan serangan besar-besaran ke daerah-daerah persembunyian Abu Sayyaf, terutama di sekitar kepulauan Sulu dan Basilan. Sekitar 6000 pasukan keamanan dikerahkan ke kawasan itu, namun Abu Sayyaf tetap mempunyai ruang gerak.
Kelompok militan itu memang berhasil meraup dana jutaan dolar dari serangkaian aksi penculikan dan penyanderaan. Yang jadi sasaran terutama warga asing kulit putih. Namun belakangan, Abu Sayyaf juga sering menculik warga Malaysia dan Indonesia lalu menuntut pembayaran uang tebusan.
Menurut laporan dinas rahasia yang dibuat untuk pemerintah Filipina, kelompok-kelompok militan Abu Sayyaf dalam enam bulan pertama tahun ini saja berhasil mengumpulkan lebih dari 7 juta dolar AS. Belakangan mereka khusus menargetkan kapal-kapal tunda yang berperasi di perairan perbatasan antara tiga negara: Indonesia, Malaysia dan Filipina.
PresidenFilipina Rodrigo Duterte telah membahas ancaman Abu Sayyaf di wilayah perbatasan laut dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak baru-baru ini. Kedua negara sepakat untuk bekerja sama meningkatkan keamanan.
Saat ini, Abu Sayyaf masih menyekap sedikitnya 22 sandera dari berbagai negara, termasuk Belanda, Jerman, Korea Selatan, lima warga Malaysia, enam warga Vietnam, enam warga Filipina dan sekarang empat warga Indonesia.
Inilah Profil Abu Sayyaf
Kelompok Abu Sayyaf dikenal tanpa ampun memenggal sandera & musuhnya. Warga Indonesia tak luput jadi sasaran penculikan. Siapa dan bagaimana sepak terjang organisasi separatis di Filipina ini?
Foto: picture-alliance/dpa/L. Castillo
Melawan invasi Soviet di Afghanistan
Abu Sayyaf Group (ASG) didirikan sekitar tahun 1990 oleh Abdurajak Abubakar Janjalani, yang makin radikal setelah berpergian ke negara-negara Timur Tengah. Tahun 1988, Janjalani dilaporkan berjumpa Osama bin Laden di Pakistan dan berjuang bersama melawan invasi Soviet di Afghanistan. Setelah itu, Janjalani mulai mengembangkan misinya untuk mengubah Filipina selatan menjadi negara Islam.
Foto: AP
Merekrerut Eks MNLF
Setelah secara permanen kembali ke Filipina dari Timur Tengah, Janjalani merekrut anggota dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang kecewa dengan organisasinya, untuk menjadi cikal bakal ASG. Eks-MNLF ini dikenal lebih radikal dalam ideologi mendirikan negara Islam independen daripada mantan organisasi induknya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Butlangan
Lokasi geografis & jumlah anggota
Abu Sayyaf dalam bahasa Arab berarti bapak ahli pedang. Kelompok separatis Abu Sayyaf terdiri milisi yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, seperti Jolo dan Basilan. Menurut kantor berita Associated Press, jumlah pengikutnya hingga tahun 2015 sekitar 400 orang.
Militer dan WNA jadi sasaran
Sepanjang tahun 1990-an, ASG beralih menggunakan aksi kekerasan untuk mendapatkan pengakuan, antara lain terlibat dalam pemboman, penculikan, pembunuhan, dan serangan terhadap pemeluk Kristen dan orang asing. ASG juga membidik militer Filipina sebagai sasaran kekerasan.
Foto: Reuters
Janjalani tewas, ASG pun retak
Setelah pasukan polisi Filipina tewaskan Janjalani dalam baku tembak 1998, ASG retak. Satu faksi dipimpin saudaranya, Khadaffy Janjalani, faksi lain dipimpin Galib Andang. Ketika aliran dana Al Qaida berkurang, kelompok teror itu mencari uang lewat penculikan. Tahun 2000, ASG menculik 21 orang dari sebuah resor di Malaysia. Foto: Mereka berpose di kamp setelah membebaskan 3 sandera
Foto: picture-alliance/dpa
Jadi target operasi anti teror AS
Sebagai buntut dari serangan Al Qaida 11 September, 2001 di Amerika Serikat, ASG juga jadi target pasukan AS dan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) di bawah Operation Enduring Freedom. Galib Andang ditangkap tahun 2003.
Foto: AP
Konsolidasi dan serangan mematikan
ASG konsolidasi lagi & lakukan beberapa serangan besar di awal 2000-an. Termasuk serangan paling mematikan di Manila Bay yang menewaskan 116 orang tahun 2004. Terpidana terorisme Indonesia Umar Patek, pernah didapuk jadi anggota Majelis Syura Abu Sayyaf pada tahun 2005-2006. Kini ia menawarkan bantuan negosiasi guna bebaskan 10 sandera asal Indonesia.
Foto: AP
Penculikan dan pemenggalan
Sejak 2007 ASG sering mengancam untuk memenggal kepala sandera jika tak diberikan uang tebusan. Kebanyakan korban penculikan adalah warga Filipina, orang asing di Filipina selatan, termasuk wisatawan dan pekerja asing. Beberapa analis dan pejabat pemerintah menilai ASG lebih menyerupai geng kriminal daripada sebuah organisasi ideologis.
Foto: picture-alliance/dpa
Terkecil, tidak dianggap, tapi paling radikal
Lantaran tidak diajak bernegosiasi, ASG 2014 silam berusaha melemahkan putaran terakhir perundingan damai antara pemerintah dan separatis Filipina. Juli 2014, ASG menewaskan 21 Muslim yang merayakan akhir Ramadhan di Jolo, sebagai balasan atas dukungan mereka dalam proses perdamaian. Di tahun yang sama 2 warga Jerman diculik Abu Sayyaf. Operasi pembebasan dilakukan besar-besaran.
Foto: Reuters
Mendukung ISIS
Tahun 2014 sekelompok orang yang mengaku anggota ASG memublikasikan video untuk mendeklarasikan loyalitas terhadap ISIS. Para ulama dan pejabat percaya bahwa kesetiaan ASG kepada IS semata-mata untuk mempromosikan kepentingan sendiri. IS diyakini tidak memberikan dana atau dukungan material lain untuk ASG.
Foto: picture-alliance/dpa
Sandera Jerman dibebaskan
Bulan September 2014, ASG mengancam akan membunuh sandera Jerman, menuntut Jerman membayar tebusan dan menarik dukungannya kepada AS. Stefan Okonek dan Henrike Dielen ditangkap pada April 2014 ketika kapal pesiar mereka mengalami kerusakan di sekitar Pulau Palawan, Filipina. Dua sandera ini akhirnya dibebaskan 17 Oktober 2014 setelah para militan mendapat uang tebusan.
Foto: REUTERS/Armed Forces of the Philippines
Pembebasan warga Italia
Selain 10 sandera warga Indonesia, beberapa warga asing ikut menjadi korban penculikan dan ancaman pemenggalan tahun ini. Satu di antaranya,warga Italia, Rolando Del Torchio, yang dibebaskan April silam. Saat ini Abu Sayyaf dipimpin oleh Isnilon Hapilon, seorang warga Filipina yang kini jadi buronan Amerika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Armed Forces of the Philippines Western Mindanao Command via AP