Seluruh Jerman sedang berjuang untuk meredam penyebaran COVID-19. Tapi ada satu desa yang sampai sekarang belum memiliki satu kasus infeksi. Apa resepnya bisa menjadi kawasan "nol Covid"?
Walikota Heinz Zilles di Desa Lieg, negara bagian Rheinland-Pfalz di JermanFoto: Oliver Pieper/DW
Iklan
Desa Lieg di negara bagian Rheinland-Pfalz berpenduduk sekitar 400 orang, terletak di wilayah yang indah hanya enam kilometer di sebelah timur Sungai Mosel. Pemandangan desa didominasi dengan rumah-rumah setengah kayu dipugar dengan indah, dengan sebuah gereja di pusat desa, seperti umumnya di desa dan kota-kota Jerman.
Belakangan, kota ini menjadi perhatian media, yang menurunkan berita dan reportase tentang "Keajaiban Lieg". Karena sejak awal pandemi, ketika Jerman mencatat sekitar 3,25 juta orang terinfeksi COVID-19 dan laju penyebaran infeksi masih mengkhawatirkan, desa Lieg justru bebas Covid sama sekali.
Sejak pandemi corona melanda Jerman sekitar 14 bulan lalu, tidak ada satu pun kasus COVID-19 yang terdaftar dari desa ini. Seolah-olah virus itu mendadak terhenti di perbatasan desa. Bagaimana bisa?
Perkembangan laju infeksi harian di beberapa negara sampai 21 April 2021
"Kami sangat beruntung menjadi Zero Covid"
"Kami sangat beruntung sampai sekarang" kata walikota Heinz Zilles seraya menambahkan, "tentu saja, tidak ada jaminan (akan tetap begini), tapi mungkin.. ada malaikat pelindung yang mengawasi kami."
Selama dua minggu terakhir Heinz Zilles sibuk melayani panggilan telepon dan permintaan wawancara dari media, sejak koran lokal memberitakan tentang status "Zero Covid" di Lieg. Tentu saja, semua orang ingin tahu apa yang dilakukan Lieg sehingga mampu bertahan dengan status itu. Apa resep ajaibnya?
"Ada banyak semangat komunitas yang nyata di desa kami, banyak orang yang terlibat dalam pekerjaan sukarela", katanya menampik sebutan "keajaiban". "Orang-orang bahu-membahu melakukan sesuatu. Kami semua warga Lieg, dan kami semua melakukan apa yang kami bisa," ujarnya.
Orang-orang muda di desa misalnya berkumpul dan menawarkan layanan belanja bagi warga yang sudah tua. Tim lain mengunjungi warga senior - selalu dengan hadiah kecil di tangan mereka. Dan para orang tua murid mengumpulkan uang untuk membeli filter udara untuk sekolah desa.
Menghilir Sungai Mosel
Berlayar virtual sepanjang sungai Mossel, menghilir dari Trier hingga Koblenz , menikmati pemandangan indah, istana tua dan kebun anggur romantis sepanjang meander sungai.
Foto: Böpic/Fotolia
Melintasi Kelokan Sungai
Sungai Mosel adalah anak sungai Rhein terpanjang di Jerman. Kapal kargo dan kapal ferry melayarinya membawa barang dan penumpang, menyinggahi desa-desa cantik di sepanjang sungai yang berhulu di Trier dan bermuara ke sungai Rhein di Koblenz.
Foto: Fotolia/Jörg Hackemann
Peninggalan Romawi
Augusta Treverorum atau kini dikenal sebagai kota Trier, didirikan lebih 2000 tahun lalu di zaman kekeisaran Romawi. Porta Nigra atau Gerbang Hitam yang dibangun tahun 180 Masehi merupakan monumen megah simbol kota Trier hingga kini.
Foto: picture-alliance/dpa
Tokoh Terkenal
Bernkastel-Kues sebetulnya dua kota yang dipisahkan oleh sungai Mosel dan dihubungkan lewat sebuah jembatan. Kotanya dihiasi rumah-rumah kayu warna-warni dari abad pertengahan, dan merupakan tempat kelahiran filsuf, ilmuwan, kardinal sekaligus pereformasi terkemuka di abad ke 15, Nikolaus von Kues.
Foto: picture-alliance/akg-images
Tradisi Kebun Anggur
Legenda dari kota Zell berkisah: zaman dahulu sekelompok saudagar berniat membeli satu tong anggur, yang dijaga seekor kucing hitam yang kelihatannnya galak, mengancam sambil mengeluarkan kukunya. Para saudagar menduga, kucing itu berusaha melindungi anggur terbaik di gudang bersangkutan. Mereka kemudian membelinya untuk diminum sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa
Kucing Hitam
Kelihatannya, kucing hitam bersangkutan memiliki penciuman tajam untuk minuman anggur terbaik. Karena para saudagar kemudian bolak-balik ke Zell untuk membeli minuman anggur serupa. "Zeller Schwarze Katze" hingga kini menjadi merk wine populer. Kucing hitam dijadikan patung maskot desa Zell.
Foto: picture-alliance/DUMONT Bildarchiv
Musim Panen Anggur
Panen anggur juga saatnya perayaan. Musim gugur menarik para turis untuk mencicipi minuman anggur dan menyaksikan festival yang digelar di desa sepanjang sungai Mosel. Riesling sejenis anggur putih, adalah wine terpopuler di kawasan ini. Biasanya diminum di kedai anggur musiman milik petani bersama makanan ringan lainnya.
Foto: hagenvontroja/Fotolia
Kebung Anggur Paling Terjal
Kebun anggur di tepian sungai Mossel kadang berlokasi di tebing curam hingga kemiringan 65 derajat. Calmont adalah kebun anggur paling curam di Eropa, dan menjadi obyek wisata yang menarik turis dari seluruh pelosok dunia. Wisatawan biasanya naik ke bukit Calmont lewat jalur hiking terjal, untuk menikmati pemandangan menakjubkan lembah Mosel dari atas.
Foto: picture-alliance/dpa
Putri Tidur
Beilstein dijuluki Sleeping Beauty atau Putri Tidur di sungai Mosel. Gang-gang sempit serta pasar dari abad pertengahan yang seperti gambaran dongeng, biasanya diserbu wisatawan di siang hari. Tapi 160 desa di sekitarnya, yang hanya bisa dicapai lewat jalur air, biasanya saat subuh dan di larut malam, tetap milik warga lokal.
Foto: picture-alliance/DUMONT Bildarchiv
Istana Musim Panas
Istana Cochem dibangun sekitar tahun1000 Masehi, merupakan lokasi bagi intrik dan perang perebutan kekuasaan di abad pertengahan selama beberapa abad, sampai terbakar habis dan runtuh tahun 1689. Dibangun kembali dalam gaya Neo-Gothic di akhir abad 19 sebagai istana musim panas, dan hingga kini terus menarik turis dari mancanegara.
Foto: fotolia/LianeM
Sudut Jerman
Di Koblenz, Deutsches Eck atau sudut Jerman (berbentuk semenanjung segitiga) dihiasi bendera Jerman, Uni Eropa dan Amerika. Di sinilah sungai Mosel bermuara ke sungai Rhein, dengan dijaga oleh patung Kaisar Wilhelm I.
Foto: Böpic/Fotolia
10 foto1 | 10
Solidaritas dan kerja keras
Heinz Zilles dengan bangga menceritakan, bahwa di desa mereka memang masih terjaga keakrabannya. Semua penduduk saling mengenal satu sama lain, menjaga kerukunan dan saling tolong menolong. Kemungkinan besar itulah "resep utama" di balik tingkat infeksi nol di Lieg. Tidak ada, tambahnya, yang membantah bahwa ada ancaman virus corona di luar sana. Semua orang bersikap hati-hati dan tetap waspada.
"Orang-orang berpegang pada aturan kesehatan secara bijaksana dan berdisiplin. Mereka menyadari bahwa apa yang kita hadapi adalah fenomena global dengan jangkauan yang luas."
Fakta bahwa tidak ada infeksi COVID-19 di Lieg semakin mengagumkan mengingat 90% persen penduduk desa bekerja di luar desa. Tapi, meminjam istilah sepakbola, "tim Lieg bermain dengan pertahanan yang ketat dan berusaha tidak kebobolan gol apa pun", kata Heinz Zilles.
Salah satu faktor penting adalah tekad bahwa tidak ada yang ingin menjadi orang pertama di desa yang tertular COVID-19, tambahnya. Gedung pertemuan di pusat desa sekarang diubah menjadi pusat tes corona. Saat dibuka akhir minggu lalu, 80 penduduk dari semua kelompok umur spontan muncul untuk melakukan tes. Mereka mendapatkan hasil hanya dalam beberapa menit - semuanya negatif.
(hp/ gtp)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!