ADB: Asia Tahun Depan Jadi Motor Pertumbuhan Global
6 April 2017
Negara-negara berkembang Asia dalam dua tahun ke depan akan menjadi pendorong ekonomi global, kata Bank Pembangunan Asia ADB. Namun tetap harus diwaspadai beberapa risiko.
Iklan
Menurut prediksi Asian Development Bank (ADB), negara-negara berkembang di Asia dalam dua tahun ke depan akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia. Laporan terbaru yang dirilis hari Kamis (6/4) menyebutkan, Indonesia, Malaysia dan India akan tumbuh di atas 5 persen.
Sedangkan perekonomian di Cina akan melambat, walaupun masih menunjukkan pertumbuhan moderat. Risiko muncul dari ketidakpastian mengenai perkembangan di Amerika Serikat.
"Perkembangan Asia akan terus mendorong perekonomian global, sekalipun harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi di Republik Rakyat Cina yang makin berbasis konsumsi," kata peneliti utama ADB, Yasuyuki Sawada dalam sebuah pernyataan hari Kamis.
Pertumbuhan ekonomi Cina diperkirakan melambat menjadi 6,5 persen tahun 2017 dan 6,2 persen tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi kawasan secara keseluruhan sedikit lebih lemah dari 5,8 persen yang dicapai tahun lalu.
Pertumbuhan Cina akan berada pada tingkat terlemah selama 25 tahun terakhir, terutama karena permintaan global untuk barang turun. Selain itu, Cina juga mencoba beralih dari perekonomian berdasarkan perdagangan dan investasi menuju perekonomian yang bertopang pada permintaan domestik.
ADB yang berkantor pusat di Manila, Filipina, juga memperingatkan risiko ketidakpastian prospek ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
Pekonomian AS saat ini terus membaik, ada harapan bahwa Bank Sentral Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan lagi suku bunga tahun ini. Sejak Desember lalu, The Fed sudah dua kali menaikkan suku bunga.
Jika itu terjadi, hal itu bisa menjadi pukulan bagi negara-negara berkembang, karena ada kemungkinan para investor ramai-ramai menarik uangnya dan mengalihkan investasi ke Amerika Serikat yang dianggap lebih aman.
"Meningkatnya kepercayaan konsumen dan bisnis serta turunnya tingkat pengangguran telah memicu pertumbuhan ekonomi AS, namun ketidakpastian atas kebijakan ekonomi di masa depan dapat menjadi ujian baru," kata ADB.
Selain itu, masih ada kekhawatiran tentang rencana Presiden Donald Trump untuk merevisi perjanjian perdagangan global, hal mana bisa memicu perang dagang baru. ADB juga mengatakan, sementara ini zona Euro juga menguat, tapi situasi masih diselimuti oleh ketidakpastian setelah Inggris memutuskan untuk untuk meninggalkan Uni Eropa.
Namun ekonom ADB Yasusuki Sawada tetap optimis: "Sementara perubahan kebijakan yang tidak menentu di negara maju bisa menimbulkan risiko pada prospek, kami merasa bahwa sebagian besar perekonomian berada dalam posisi yang cukup baik untuk menghadapi potensi guncangan jangka pendek ini."
Pertumbuhan di Asia Selatan diperkirakan akan mencapai tujuh persen tahun ini dan 7,2 persen tahun depan, terutama jika India berhasil mengatasi kesulitan moneter yang dihadapinya saat ini.
Dana Investasi Negara Terbesar di Dunia
Negara dengan devisa berlimpah biasa menyisakan asetnya untuk dipakai berbisnis. Saat ini total aset yang dikelola dana investasi pemerintah di seluruh dunia mencapai 7,1 trilyun Dollar AS. Dimana posisi Indonesia?
Foto: Getty Images/AFP/R. Gacad
1. Norwegia - 885 Milyar Dollar AS
Sejak 1990 Norwegia menabung surplus keuntungan dari industri minyak milik negara untuk masa depan. Saat ini Dana Pensiun Pemerintah yang dikelola oleh bank sentral itu tercatat sebagai yang terbesar di dunia dengan nilai aset sebesar 885 milyar Dollar AS.
Foto: diegomorde/Fotolia.com
2. Cina (CIC) - 813,8 Milyar Dollar AS
Cina memiliki empat dana investasi sekaligus. Salah satunya, China Investment Corporation adalah yang terbesar dengan nilai aset 813,8 milyar Dollar AS. CIC bertugas mengelola cadangan devisa negara yang diparkir di luar negeri. Belakangan CIC gemar berbelanja di Eropa, mulai dari membeli hak distribusi gas di Inggris atau bahkan memborong aset real estate di Jerman.
Foto: picture-alliance/ dpa
3. Abu Dhabi - 792 Milyar Dollar AS
Didirikan sejak tahun 1976 untuk mengelola surplus keuntungan dari ekspor minyak, Abu Dhabi Investment Authority kini tercatat sebagai salah satu dana investasi paling gemuk di dunia. ADIA ditaksir menyimpan aset senilai 792 milyar Dollar AS, termasuk di antaranya berbagai hotel mewah di Hongkong, bandar udara London Gatwick dan raksasa gas Norwegia, Gassled.
Foto: picture alliance/AP Images/K. Jebreili
4. Arab Saudi - 598,4 Milyar Dollar AS
Arab Saudi memarkir keuntungan dari industri minyaknya di sebuah dana investasi bernama SAMA Foreign Holdings. Saat ini dana investasi yang dikelola bank sentral itu menguasai aset senilai 598,4 milyar Dollar AS. Tapi jika rencana Riyadh buat menjual sebagian saham perusahaan minyak negara Aramco terwujud, maka SAMA akan mendapat suntikan dana segar sebesar 2 trilyun Dollar AS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
5. Kuwait - 592 Milyar Dollar AS
Otoritas Investasi Kuwait (KIA) adalah dana investasi tertua di dunia. Didirikan pada 1953, KIA yang sepenuhnya mengandalkan keuntungan dari sektor minyak saat ini mengelola aset senilai 592 milyar Dollar AS. Dalam bisnisnya KIA bersikeras tidak ingin dipengaruhi sikap politik pemerintah pusat dan semata-mata bertujuan meningkatkan nilai aset.
Foto: picture alliance/Robert Harding
6. Cina (SAFE) - 474 Milyar Dollar AS
Dana investasi terbesar kedua di Cina ini awalnya dianggap sebagai satu-satunya instansi bisnis yang berhak mengelola cadangan devisa di luar negeri. Namun status itu terpaksa dibagi dengan CIC pada 2007 silam. Sejak saat itu kedua lembaga sering terlibat persaingan bisnis. SAFE banyak menyimpan obligasi Amerika Serikat dan sejumput saham di perusahaan multinasional seperti Shell dan Rio Tinto
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Tian Zhe
7. Hong Kong - 442,4 Milyar Dollar AS
Berbeda dengan dana investasi lain, Hong Kong Monetary Authority (HKMA) yang saat ini menyimpan aset senilai 442.4 milyar Dollar AS tidak diizinkan berbelanja di luar negeri. Sebaliknya HKMA berfungsi sebagai perpanjangan tangan bank sentral untuk menjaga stabilitas pasar saham lokal. Sebab itu HKMA cuma aktif di bursa saham Hang Seng.
Foto: imago/Photoshot/Construction Photography
8. Singapura - 350 Milyar Dollar AS
Dana investasi milik pemerintah Singapura (GIC) saat ini ditaksir bernilai 350 milyar Dollar AS. Namun berbeda dengan dompet bisnis pemerintah lain, GIC tidak memiliki aset, melainkan mengelola aset negara atas nama pemerintah. Saat ini GIC tercatat telah menanam modal di 40 negara.
Foto: picture alliance/Robert Harding World Imagery
9. Qatar - 335 Milyar Dollar AS
Otoritas investasi Qatar mengelola surplus penjualan gas dan saat ini ditaksir mengelola aset senilai 335 milyar Dollar AS. Qatar adalah salah satu produsen gas alam terbesar di dunia. Bank Sentral pernah mengukur cadangan gas alam yang dimiliki negeri kecil itu cukup untuk 138 tahun dengan kuota produksi saat ini. Tugas terbesar dana investasi adalah mendorong diversifikasi aset mancanegara.
Foto: imago/imagebroker
10. Cina (NSSF) - 236 Milyar Dollar AS
National Social Security Fund milik Cina yang saat ini menyimpan harta senilai 236 milyar Dollar AS didirikan sebagai solusi atas populasi yang kian menua. Cina kerepotan membiayai kaum manula lantaran ketimpangan demografi menyusul kebijakan satu anak yang diterapkan sejak 1970an. Menurut dewan pengawas, NSSF mengelola dana keamanan sosial untuk menjamin kesejahteraan kaum manula.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Xiaofei
70. Indonesia - 300 Juta Dollar AS
Didirikan sejak 2006, Pusat Investasi Pemerintah saat ini menguasai aset senilai 300 juta Dollar AS. PIP didirikan untuk menyontek keberhasilan Temasek Holdings milik Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia. Sejak 2015 silam pemerintah mengalihkan sebagian aset PIP kepada PT Sarana Multi Infrastruktur untuk menggenjot investasi di bidang pembangunan infrastruktur.