1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Adi Daya Siap Lanjutkan Negosiasi Nuklir Iran

6 Maret 2012

Uni Eropa siap melanjutkan perundingan sengketa nuklir Iran. Sementara itu Presiden AS Barack Obama menyatakan keyakinannya bahwa masih ada jendela kesempatan yang terbuka bagi perundingan sengkata nulir Iran.

An Iranian flag flutters in front of the reactor building of the Bushehr nuclear power plant, just outside the southern city of Bushehr, Iran, Saturday, Aug. 21, 2010. Iranian and Russian engineers began loading fuel Saturday into Iran's first nuclear power plant, which Moscow has promised to safeguard to prevent material at the site from being used in any potential weapons production. (ddp images/AP Photo/Vahid Salemi)
Iranische Atomanlage mit FlaggeFoto: dapd

Barack Obama menyakini masih ada jendela kesempatan untuk mengedepankan diplomasi ketimbang kekuatan militer untuk menyelesaikan sengketa nuklir dengan Iran. Berbicara di depan konferensi pers di Gedung Putih, Obama juga merespon kritik para bakal kandidat presiden kubu Republik bahwa ia dianggap lemah dalam menyikapi krisis Iran. Obama mengatakan, para bakal calon presiden tidak mengemban banyak tanggung jawab dan bukan komandan. Disebutkannya, bila para penantangnya ingin melancarkan perang terhadap Iran, maka mereka harus menjelaskan konsekuensinya kepada rakyat Amerika Serikat.

Symbolbild Obama Iran Irak Israel NahostFoto: AP/DW

Di tengah maraknya spekulasi kemungkinan serangan Israel ke pangkalan nuklir Iran dalam beberapa bulan ke depan, Obama menantang para politisi Amerika Serikat yang dianggapnya memanfaatkan momen dengan „menabuh genderang perang“ itu, untuk bertanggungjawab memaparkan apa untung ruginya melancarkan aksi militer.

Uni Eropa:  Lanjutkan Perundingan

Sementara itu, pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton mengumumkan pada hari Selasa (06/03) bahwa negara-negara adi daya termasuk Amerika Serikat dan Jerman, siap melanjutkan perundingan dengan Iran terkait isu sengketa nuklir.

Dalam pernyataannya, pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Ashton mengungkapkan, „Tujuan keseluruhan kami berupa tercapainya solusi yang dibiacarakan secara komprensif dan penyelesaian jangka panjang, dengan menghormati hak-hak Iran dalam penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.“

Catherine AshtonFoto: picture-alliance/dpa

Meski bertekad untuk melanjutkan negosiasi, Ashton -- yang mewakili AS, Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Jerman dalam perundingan dengan Iran-- mengatakan belum ada ketetapan waktu yang pasti kapan dimulainya lagi negosiasi itu.

Pengumuman itu disampaikannya tepat sehari setelah kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington, yang menegaskan bahwa tidak akan ada aksi militer yang diambil.

Menteri pertahanan AS Leon Panetta menegaskan,“Aksi militer hanya diambil bila semua alternatif sudah buntu.“

Iran arbeitete an AtomwaffenFoto: picture-alliance/dpa

Sesaat sebelum pernyataan disampaikan Uni Eropa,  Rusia mengatakan negosiasi seharusnya dialnjutkan secepatnya, ketika surat sudah dilayangkan negosiator Iran Saeed Jalili yang menunjukan bahwa Iran siap melanjutkan perundingan. Iran bersikukuh bahwa program atomnya bertujuan damai.

IAEA Diberi Akses

Sementara itu, Iran menyetujui untuk menjamin para inspektur Badan Energi Atom Internasional IAEA agar dapat masuk ke kompleks Parchin, yang selama ini dituntut oleh IAEA.

Iran mengatakan kawasan itu adalah kompleks militer, bukan fasilitas nuklir. Namun negara-negara barat mencurigai sekian lama bahwa lokasi itu adalah tempat eksperimen nuklir.

afp/ap/rttr/dw/Purwaningsih