Adu Unjuk Rudal AS - Korea Utara
5 Juli 2017Sebagai peringatan terhadap Korea Utara, Amerika Serikat mengumumkan latihan bersama peluru kendali AS - Korea Selatan (foto artikel), sekaligus memanggil sidang darurat Dewan Keamanan PBB hari Rabu ini (5/7). Sebelumnya, AS mengecam keras uji coba rudal Korut dan mengancam dengan sanksi internasional yang lebih keras.
Pimpinan Korea Utara membalas ancaman AS dengan pernyataan, mereka telah sukses melakukan ujicoba rudal jarak jauh yang bisa mencapai daratan Amerika, kalau perlu bisa dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
Konflik rudal Korea Utara dengan cepat bisa berkembang menjadi konflik paling berbahaya pada dekade ini. Selama beberapa minggu dan bulan terakhir, sengketa diplomatik antara Amerika Serikat dan Korea Utara terus meruncing, bahkan kini melibatkan Rusia dan Cina. Isu ini juga akan menjadi agenda penting dalam KTT G20 yang dimulai hari Jumat ini (7/7) di Hamburg, Jerman.
Dalam manuver bersama AS-Korea Selatan, menurut keterangan militer AS, sempat dluncurkan beberapa peluru kendali ke laut di kawasan Semenanjung Korea. Korea Utara sejak dulu menuduh AS dan Korea Selatan melakukan latihan bersama untuk menyiapkan serangan miiter ke negaranya.
Pemerintah Amerika Serikat hari Selasa (4/7) membenarkan bahwa Korea Utara telah menembakkan rudal antar benua, ICBM. Ujicoba itu merupakan "eskalasi dan ancaman baru bagi Amerika Serikat, aliansi dan mitra-mitra di kawasan dan di seluruh dunia" kata Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. Dia mengumumkan akan ada "sanksi lebih keras" terhadap Korea Utara.
Korea Utara tampaknya tidak peduli dengan ancaman itu dan menyebut ujicoba rudal hari Selasa (4/7) itu sebagai "paket hadiah" untuk hari ulang tahun kemerdekaan AS.
"Adu kuat jangka panjang dengan para imperialis AS kini memasuki fase akhir", tulis media-media pemerintah Korea Utara mengutip pimpinannya, Kim Jong Un. Selanjutnya disebutkan, rudal ICBM tipe Hwasong-14 dapat mengangkut "hulu ledak nuklir yang besar dan berat" dan bisa mencapai daratan Amerika.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min koo mengatakan hari Rabu (5/7), rudal itu kemungkinan besar memiliki roket ganda dan memiliki daya jangkau 7.000 sampai 8.000 kilometer. Han mengecam ujicoba itu sebagai "pelanggaran gambalang" terhadap Resolusi PBB yang melarang Korea Utama melakukan ujicoba rudal balistik.
Media Korea Utara mengutip Kim Jong Un yang menyatakan, dengan ujicoba terbaru ini Korea Utara telah melengkapi kapasitas persenjataan strategisnya, yang telah memiliki senjata nuklir dan bom hidrogen. Korea Utara tidak akan pernah melepaskan senjata nuklirnya, demikian ditegaskan.
Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres mengecam uji coba rudal Korea Utara sebagai "pelanggaran berat" sanksi-sanksi PBB dan sebagai "eskalasi berbahaya".
Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan: "Ini merupakan kualitas baru ancaman dari Korea Utara terhadap perdamaian dan keamanan", kata Gabriel dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Jerman..
Tahun lalu, Korea Utara melakukan ujicoba bom nuklirnya yang keempat dan kelima, dan mengklaim telah mencapai kemajuan besar dalam upaya memproduksi rudal antar benua.
Semenanjung Korea terpecah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara sejak berakhirnya Perang Dunia II. Hampir 30.000 pasukan Amerika Serikat kini ditempatkan di negara itu sebagai jaminan keamanan.
hp/rn (ap, afp, rtr)