1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AfD, BSW – Dua Partai Baru Mengubah Lanskap Parpol di Jerman

18 September 2024

AfD dan BSW memenangkan hampir separuh suara dalam dua pemilu negara bagian Jerman di Sachsen dan Thüringen awal September. Dua partai ini mengubah secara mendasar lanskap kepartaian di Jerman.

BSW Thüringen
Foto: Anja Koch/DW

Bahwa partai populis kanan Alternative für Deutschland (AfD) dan partai populis kiri Bund Sahra Wagenknecht (BSW) akan menang besar di pemilu regional di Sachsen dan Thüringen 1 September lalu, sudah diduga sebelumnya dari hasil jajak pendapat. Namun, banyak pengamat yang tetap kaget melihat jumlah perolehan suara mereka. Di negara bagian Thüringen, AfD menjadi fraksi terkuat dengan 32,8 persen suara, jauh di atas partai tradisional besar CDU dan SPD.

Di negara bagian Sachsen, AfD menjadi fraksi kedua terkuat dengan 30,6 persen, hanya terpaut sedikit di bawah CDU. Sedangkan partai populis kiri BSW yang baru saja dibentuk dan untuk pertama kalinya ikut pemilu, berhasil meraup 15,8 suara di Thüringen dan 11,8 persen di Sachsen.

Kedua partai populis mengusung isu yang sama: penolakan terhadap migrasi baru dan dukungan untuk Rusia dan Putin dalam perang di Ukraina.

Perkembangan ini merupakan perubahan mendasar dalam lanskap partai politik di Jerman, yang sangat lama didominasi dua partai besar, yaitu partai konservatif  CDU dan Sosialdemokrat SPD, yang sering menyebut diri mereka sebagai "partai massa" atau "partai rakyat".

Germany's new BSW party shakes up political landscape

02:48

This browser does not support the video element.

Lanskap politik baru sistem kepartaian

Ilmuwan politik Endre Borbath dari "Wissenschaftszentrum Berlin” (WZB) dalam wawancara dengan DW mengatakan: "Ada dua perspektif mengenai hal ini. Yang satu mengatakan bahwa partai-partai baru seperti AfD atau BSW adalah reaksi terhadap kejadian terkini, seperti perselisihan dalam koalisi pemerintah atau kekecewaan umum terhadap partai-partai populer."

Namun, ada penjelasan mendasar versi kedua: partai-partai baru mewakili transformasi sistematis dan perubahan sosial. "Perubahan masyarakat karena isu-isu baru, seperti migrasi, integrasi Eropa atau perubahan iklim menjadi alasan perubahan tersebut. Isu-isu ini tidak terwakili dengan baik oleh partai-partai populer,” jelas Endre Borbath.

Di Jerman, kubu konservatif CDU, bersama partai sehaluan yang hanya tampil di Bayern, CSU, dan partai SPD lama disebut sebagai partai populer. Selama beberapa dekade, mereka menentukan peristiwa politik di Jerman, bersama patai liberaldemokrat FDP yang jauh lebih kecil dan sering berfungsi sebagai penentu mayoritas dalam koalisi. FDP bisa lompat-lompat berkoalisi dengan CDU atau dengan SPD.

Perubahan mendasar pertama terjadi di awal 1980an dengan muncul Partai Hijau, yang berhasil masuk ke parlemen Jerman Bundestag pada tahun 1983. Isu yang mereka usung ketika itu: perlindungan lingkungan dan penolakan terhadap energi nuklir.

Setelah penyatuan Jerman pada tahun 1990, partai hegemoni Jerman Timur SED bubar dan berganti wajah menjadi Partai Demokrasi Sosialisme (PDS), yang muncul cukup mencolok di wilayah bekas Jerman Timur. PDS kemudian mengubah namanya menjadi Partai Kiri "Die Linke".

AfD to prevent Thuringia's first mosque?

05:26

This browser does not support the video element.

Tantangan bagi partai-partai populer

Namun, pemilu regional terakhir di negara bagian Thüringen dan Sachsen menunjukkan bahwa partai kiri akan sulit mempertahankan eksistensinya, setelah salah satu pentolannya, Sarah Wagenknecht, keluar dan membentuk partai sendiri, BSW. Pada saat yang sama, partai-partai tradisional CDU dan SPD makin kehilangan popularitas. Kedua partai tradisional mulai kehilangan pemilih, tren yang tidak hanya berlaku di Jerman, melainkan di banyak negara Eropa-

"Hal ini terutama berlaku pada SPD, kita juga melihatnya di negara-negara Eropa lainnya. Partai-partai sosial demokrat lebih cenderung kalah dari partai-partai hijau atau partai-partai sosial lain yang lebih radikal," kata Endre Borbath. Di sisi lain, "AfD merupakan ancaman besar bagi CDU, karena banyak pemilih AfD yang tidak memilih sama sekali di masa lalu atau memilih CDU."

Apa yang bisa dilakukan partai-partai mapan untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang hilang? Endre Borbath mengatakan, SPD dan CDU belakangan terlalu mengabaikan tuntutan dan kekhawatiran masyarakat tentang kebijakan pengungsi dan migrasi. Justru partai-partai populis yang lantang menyuarakan kebijakan anti-migrasi. Seharusnya, SPD dan CDU menanggapi kekhawatiran warga dengan serius dan tidak membiarkan AfD menguasai isu dan perdebatan.

Namun Endre Borbath berpendapat, partai politik tetap akan memainkan peran sentral dalam sistem politik di Jerman. "Tentu saja, partai selalu membutuhkan masukan dari para ahli dan gerakan sosial. Namun, pada akhirnya saya percaya: demokrasi perwakilan tidak akan berhasil tanpa peran partai." Saat ini, partai-partai mapan di Jerman sedang berada dalam krisis kepercayaan yang mendalam, pungkasnya.

Artikel ini diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman

Jens Thurau Jens Thurau adalah koresponden politik senior yang meliput kebijakan lingkungan dan iklim Jerman.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait