Bisakah Sungai Citarum Jadi Sumber Air Minum Dalam 7 Tahun?
24 Februari 2018
Secara teknis Pemerintah Indonesia dapat membersihkan sungai Citarum karena memiliki dana dari ADB. Namun tantangan terberat justru dalam hal mengorganisir pihak-pihak pemilik kepentingan di Sungai Citarum.
Iklan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, penanganan penanggulangan pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akan membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun. Dan nantinya, diharapkan air sungai yang tercemar berat ini bisa kembali jernih, dan bahkan bisa menjadi sumber air minum.
"Air sumber kehidupan dan ekonomi warga. Sungai Citarum yang dulu jernih kini paling tercemar. Bersatu padu kita membersihkan Citarum. Kita berusaha secepat mungkin bisa bersih dan semoga dalam 7 tahun ke depan sudah bisa jadi sumber air minum,” ditulis Presiden Joko Widodo di akun Twitternya setelah mengunjungi hulu sungai ini.
Pentingnya Air Bagi Kehidupan
Hingga kini, lebih dari 750 juta manusia masih belum memiliki akses ke air bersih. Padahal air bersih sangatlah penting untuk kelangsungan hidup seseorang.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
Air Banyak Tapi Air Minum Kurang
Mahluk hidup tergantung pada air. Tapi meskipun 70% bumi ditutupi air, itu bukan berarti jumlah yang bisa diminum selalu berlimpah ruah. Dari 1,4 milyar kubik meter air di bumi, hanya sekitar seperempatnya yabf bisa diminum. Dan dari seluruh persediaan air minum, hanya 0,3 persen bisa diperoleh dengan mudah dari air dan danau.
Foto: AFP/Getty Images
Manusia Bertambah, Keperluan Air Bertambah
Sejak 1950 keperluan air minum di seluruh dunia bertambah sekitar 40%. Karena jumlah manusia terus bertambah, jumlah keperluan akan bertambah juga. Karena sering digunakan dan tercemar polusi, persediaan air dunia semakin berkurang. Terutama negara-negara di selatan khatulistiwa menderita kekurangan air.
Foto: Reuters/P. Bulawayo
Tidak Ada Air Walaupun Ada Hutan Rimba
Di negara-negara seperti Brasil air juga kurang. Padahal di Brasil mengalir sungai Amazon dan jadi sumber air tawar terbesar di dunia. Pembalakan liar yang terus terjadi di hutan rimba Amazon mengubah situasi iklim di bagian selatan benua Amerika. Akibatnya di bagian lain kawasan itu hujan semakin jarang turun.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Brandt
Kekeringan Paling Parah
Tahun 2015, hujan yang tidak kunjung turun di Brasil menyebabkan kekeringan paling parah dalam 80 tahun terakhir. Sepanjang musim panas hampir tidak turun hujan sama sekali. Sumur-sumur kering, di kota São Paulo aliran air bahkan kadang dimatikan. Sementara pemilik perkebunan besar tetap mendapat air.
Foto: picture-alliance/dpa/Aaron Cadena Ovalle
Bahan Pangan Yang Perlu Banyak Air
Di Eropa, tanaman pangan yang perlu banyak air jadi masalah. Terutama Spanyol hadapi masalah besar, karena sekitar 30.000 hektar kawasannya jadi ladang buah dan sayuran untuk dijual ke seluruh Eropa. Karena perlu air, kadang orang mencuri air dari sumur. Akibatnya sumur kering atau kadar garamnya meningkat. Sementara ongkos pembersihan sumber air tanah sangat tinggi dan perlu subsidi.
Foto: picture-alliance/dpa/B.Marks
Sekilo Daging Perlu 15.400 Liter Air
Produksi daging sapi perlu lebih banyak air lagi. Untuk sekilo daging diperlukan 15.400 liter. Semakin tingginya standar hidup di negara seperti Cina diperkirakan keperluan daging akan meningkat. Dengan demikian, kebutuhan air juga akan meningkat dalam tahun-tahun mendatang.
Jalan Air Melewati Separuh Cina
Cina juga bermasalah dengan air. Di sejumlah provinsi Cina Utara, tiap orang mendapat lebih sedikir air minum daripada di kawasan Timur Tengah. Oleh sebab itu pemerintah berupaya mengalirkan air dari bagian Selatan dengan kanal-kanal raksasa. Di samping itu sekitar 80% persediaan air tanah tercemar.
Foto: picture alliance/AP Images/Ma jian
Perubahan Iklim Pertajam Masalah Air
Menurut perkiraan, akibat perubahan iklim jumlah orang yang menderita kekurangan air akan bertambah sekitar 40%, dibanding jika perubahan iklim tidak terjadi. Demikian hasil perhitungan Institut Penelitian Iklim di Potsdam (PIK). Terutama di Cina Selatan, di bagian selatan Amerika Serikat, Timur Tengah dan kawasan Laut Tengah, kekurangan air akan sangat terasa.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
8 foto1 | 8
Mengalir sepanjang 300 kilometer, Sungai Citarum memasok tiga pembangkit listrik tenaga air, dan sekitar 400.000 hektar sawah tergantung pada sungai ini. Sekitar 28 juta warga juga mengandalkan sungai ini, meski kotor penuh sampah serta tercemar berbagai zat berbahaya. Serta ada ribuan industri kecil hingga besar di sepanjang sungai itu.
Untuk proyek membersihkan Sungai Citarum, pada tahun 2009 Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pinjaman sebesar 500 juta US Dollar. Kala itu direncanakan Sungai Citarum akan kembali bersih dalam jangka 15 tahun.
Metamorfosis Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung adalah nadi kehidupan sejak era Tarumanegara hingga Jakarta. Setelah dijadikan lubang sampah ibukota, sungai bersejarah itu mulai berubah. Kini Ciliwung menjadi ladang perseteruan demi identitas kota
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Nadi Peradaban
Tanpa Ciliwung Jakarta mungkin tidak pernah ada. Sungai sepanjang 120 kilometer itu ikut melahirkan peradaban awal berupa Kerajaan Tarumanegara. Kesultanan Banten, pemerintahan kolonial Portugal dan Belanda menggunakan Ciliwung sebagai jalur transportasi utama dan sumber air minum. Namun sejarah panjang sungai tersebut kini nyaris dilupakan.
Foto: public domain
Pelarian Kaum Terbuang
Sejak 40 tahun terakhir wajah bantaran Ciliwung dipenuhi pemukiman kumuh buat kaum terpinggirkan. Ketiadaan ruang hidup yang terjangkau memaksa mereka menempati lahan milik negara tersebut. Buruknya perencanaan tata kota dan infrastruktur untuk mendukung pemukiman penduduk membuat Ciliwung menjadi daerah kotor dan berpolusi.
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Polusi demi Uang
Namun begitu penduduk bukan satu-satunya sumber polusi Ciliwung. Studi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama empat tahun yang dipublikasikan 2014 silam menyebut 17 perusahaan rajin membuang limbahnya di sungai tersebut. Pada 2011 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Jakarta telah memperingatkan, air resapan tanah di Ciliwung telah terkontaminasi bakteri E Coli lebih dari 90 persen.
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Proyek Masa Depan
Bahkan sejak 1995 perusahaan air minum Jakarta, PT Palyja dan PT Aetra, tidak lagi mengambil air dari Ciliwung, melainkan Waduk Jatiluhur, Jawa Barat. Seharusnya harga air buat sekitar 5 juta konsumen di Jakarta bisa berkurang drastis jika kejernihan air Ciliwung bisa dikembalikan. Dengan kebutuhan air yang kian melonjak, normalisasi Ciliwung menjadi proyek masa depan yang tak bisa diabaikan
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Polemik di Bantaran Sungai
Rencana itu kemudian dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2012. Normalisasi Ciliwung melibatkan pelebaran bibir sungai hingga mencapai 50 meter, seperti pada era kolonial Belanda. Namun hal tersebut berarti menggusur penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Ujung-ujungnya proyek pemprov DKI itu mengundang polemik dan kritik karena dianggap mengorbankan penduduk miskin.
Foto: picture-alliance/dpa
Perang Identitas Kota
Arus balik animo publik berkutat pada masalah penggusuran. Sejumlah aktivis menilai normalisasi Ciliwung mengebiri identitas kota dan mengubur predikat Jakarta yang inklusif buat semua. Membangun tanpa menggusur menjadi moto yang dirapal oleh sebagian pakar tata kota. Pemerintah Provinsi sebaliknya terkesan ingin mempercepat normalisasi karena khawatir kehilangan momentum politik jelang Pilkada
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Penggusuran atau Relokasi?
Penggusuran sebagai bagian dari normalisasi sungai adalah ganjalan terbesar. Menurut Pemprov DKI, sebanyak 75.000 keluarga harus direlokasi untuk membebaskan bantaran sungai dari pemukiman kumuh. Kondisi tersebut menambah rumit masalah Ciliwung. Tidak heran jika rencana awal menyebut proyek normalisasi akan memakan waktu hingga 20 tahun.
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Jernih Sungai Ciliwung
Perlahan wajah Ciliwung mulai berubah. Sungai yang dulunya dipenuhi sampah dan berbau busuk, kini bersih dan terkesan asri. Pemerintah dan penduduk berharap normalisasi bisa menghadang banjir yang tiap tahun menggenangi bantaran sungai. Namun proyek raksasa ini belum akan selesai dalam waktu dekat. Prahara yang menyertai penggusuran pun akan terus berlanjut selama belum ada model pendekatan lain
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
8 foto1 | 8
Gertjan Geerling, ahli ekologi dan kualitas air dari lembaga penelitian Deltares, memberikan komentarnya atas pernyataan Presiden Jokowi tersebut. "Saya senang pernyataan Presiden Joko Widodo tentang pembersihan sungai Citarum agar menjadi sumber air minum," kata Gertjan. "Secara teknis Pemerintah Indonesia dapat membersihkan sungai Citarum. Mereka memiliki dana dari ADB dan pelaku industri di sepanjang sungai juga punya dana untuk membantu membershikan sungai," tambahnya.
Namun Gertjan menyangsikan sungai Citarum dapat menjadi sumber air minum dalam kurun waktu tujuh tahun. "Saya tidak yakin sungai Citarum bisa jadi sumber air minum dalam tujuh tahun. Tapi saya yakin dalam tujuh tahun sungai citarum dapat memiliki kondisi yang jauh lebih baik dari saat ini," terangnya.
Sungai Gangga Antara Sampah dan Mayat Manusia
Sungai Gangga adalah nadi kehidupan warga India. Namun sungai berjuluk "ibu" itu kian sekarat oleh sampah plastik, limbah pabrik dan jenazah manusia yang dibuang ke sana.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Sampah Mengalir di Sungai Gangga
Setiap tahun 115.000 ton sampah plastik mengotori sungai Gangga di India. Padahal sungai yang mengalir dari pegunungan Himalaya hingga ke Teluk Bengal itu menghidupi 450 juta orang. Bukan hanya sampah, polusi limbah pabrik dan rumah tangga mempercepat kematian sungai suci yang sering dijuluki "ibu" oleh warga setempat itu.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Nadi Kehidupan India
Sungai Gangga lahir dari curahan air gletser di Himalaya. Namun seiring mendekati laut, sungai sepanjang 2620 kilometer yang melewati 29 kota dengan populasi lebih dari 100.000 orang dan 23 kota lain yang berpopulasi di atas 50.000 penduduk itu mulai dicemari sampah dan limbah manusia. Padahal Gangga memainkan peranan besar dalam ritual keagamaan Hindu dan sudah membumi sejak ratusan tahun silam.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kesucian Membawa Perkara
Umat Hindu meyakini sungai Gangga sebagai titisan tuhan yang mengalir dari surga buat membersihkan Bumi. Maka membasuh diri dengan menggunakan air sungai Gangga diyakini akan menyucikan manusia dari semua dosa-dosanya. Tidak heran jika setiap hari ribuan peziarah menyemuti bantaran sungai untuk mandi dan berdoa.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kuburan Buat Kaum Penyembah
Bantaran sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah. Tradisi yang dipercaya akan membebaskan manusia dari lingkaran hidup dan mati itu setiap tahun menghasilkan upacara pembakaran 32.000 jenazah dan menyisakan 300 ton potongan tubuh manusia di sungai Gangga.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kutukan Sungai Gangga
Kesucian sungai Gangga turut mengundang jutaan peziarah setiap tahunnya. Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang. Sebab itu pula polusi di sungai Gangga kini dianggap sebagai penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan gangguan kesehatan buat penduduk di sekitar.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Ambisi Besar New Delhi
Kondisi tersebut memaksa Perdana Menteri Narendra Modi buat bertindak. Ia menjanjikan pembangunan pusat pemurnian air dan memindahkan 400 pabrik pengolahan kulit dari bantaran sungai. Namun proyek lingkungan senilai 3 milyar Dollar AS itu belum banyak terwujud. Hingga kini hanya sepertiga dari 4.800 juta liter limbah yang disuling sebelum dibuang ke sungai.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Ujian Bagi India
Untuk proyek ambisius tersebut Bank Dunia bahkan bersedia meminjamkan dana senilai 1 milyar Dollar AS. Tapi upaya pemerintah di New Delhi membersihkan sungai Gangga dianggap menjadi ujian terhadap kemampuan India memodernisasi struktur pemerintahan, mengentaskan korupsi dan membenahi manajemen limbah.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
7 foto1 | 7
Keraguan Gertjan disebabkan lemahnya pemerintah dalam mengorganisir pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat sekitar. "Ini merupakan tantangan buat pemerintah. Mereka harus menyelaraskan usaha dengan para pemilik kepentingan. Mereka dapat membuat otoritas berwenang agar menerapkan hukum yang kuat untuk menjaga sungai Citarum," tandasnya.
"Banyak pihak dari pemerintah, pelaku industri maupun masyarakat yang kurang perhatian terhadap kebersihan sungai Citarum," katanya. Lebih lanjut Gertjan mengharapkan adanya kepedulian dari masyarakat dan kewajiban bagi pelaku industri untuk membersihkan sungai dan mengelola limbah.
Usaha pembersihan sungai Citarum telah dimulai awal bulan Februari ini dan melibatkan polisi, militer, departemen pemerintah, organisasi dan masyarakat di 25 wilayah yang dilewati Sungai Citarum.
yp/ ap (rtr)
Sampah Plastik Mencemari Sungai dan Lautan
Sebagian besar sampah plastik yang mencemari sungai akhirnya bermuara di lautan. Inilah sungai besar di Asia dan Afrika yang paling banyak membawa sampah plastik.
Foto: Imago/Xinhua/Guo Chen
1. Sungai Yangtze
Yangtze adalah sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia. Sungai ini menduduki peringkat puncak sebagai pembawa limbah plastik ke lautan. Yangtze mengalir ke Laut Cina Timur dekat Shanghai dan sangat penting bagi ekonomi dan ekologi Cina. Tepian sungai merupakan rumah bagi 480 juta orang - sepertiga penduduk Cina.
Foto: Imago/VCG
2. Sungai Indus
Pusat Penelitian Lingkungan Helmholtz Centre for Environmental Research menemukan bahwa 90 persen plastik yang mengalir ke lautan dapat ditelusuri ke 10 sungai besar. Sungai Indus menempati urutan kedua dalam daftar itu. Sungai ini mengalir melalui sebagian India dan Pakistan ke Laut Arab. Karena kurangnya struktur pengolahan limbah, banyak plastik memasuki sungai ini.
Foto: Asif Hassan/AFP/Getty Images
3. Sungai Kuning
Plastik di sungai bisa masuk ke dalam rantai makanan karena ikan dan hewan laut dan air tawar menelannya. Sungai Kuning, yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya peradaban Cina, berada di urutan ketiga dalam daftar pembawa limbah plastik. Polusi telah membuat sebagian besar air sungai tidak bisa diminum. Sekitar 30 persen spesies ikannya diyakini telah punah juga.
Foto: Teh Eng Koon/AFP/Getty Images
4. Sungai Hai
Sungai lainya di Cina menduduki peringkat 4, yaitu sungai Hai. Sungai ini menghubungkan dua wilayah metropolitan terpadat: Tianjin dan Beijing, sebelum mengalir ke Laut Bohai, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. 10 sistem sungai memiliki ciri khas, kata penelitian tersebut.
Foto: Imago/Zumapress/Feng Jun
5. Sungai Nil
Dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia, Sungai Nil mengalir melalui 11 negara sebelum memasuki Laut Tengah di Mesir. Sekitar 360 juta orang tinggal di daerah aliran sungai. Airnya mendukung pertanian - kegiatan ekonomi utama di kawasan ini. Sungai Nil berada di peringkat 5 daftar sungai yang terbanyak membawa sampah plastik. Setiap tahun, sekitar 8 juta ton limbah plastik dibuang ke sungai.
Foto: Imago/Zumapress
6. Sungai Gangga
Sungai Gangga merupakan pusat kehidupan spiritual India dan menyediakan air bagi lebih dari setengah miliar orang. Limbah pertanian dan industri telah menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia. Dalam hal sampah plastik, Gangga berada di peringkat 6. Para ahli mengatakan, kita harus menghasilkan lebih sedikit sampah dan menghentikan polusi pada sumbernya.
Foto: Getty Images/AFP/S. Kanojia
7. Sungai Mutiara (Pearl River )
Para pekerja membersihkan limbah yang terapung di Sungai Mutiara di Cina yang bermuara di Laut Cina Selatan antara Hong Kong dan Makau. Limbah buangan dan limbah industri di sungai ini makin banyak, seiring dengan laju ekspansi kota yang luar biasa. Sejak akhir 1970-an, kawasan delta sungai telah berubah dari daerah pertanian dan pedesaan menjadi salah satu daerah perkotaan terbesar dunia.
Foto: Getty Images/AFP/Goh Chai Hin
8. Sungai Amur (Heilong)
Air sungai makin kotor ketika menyentuh daerah perkotaan dan industri. Namun, menurut penelitian terbaru, limbah plastik bahkan ditemukan di lokasi terpencil. Sungai Amur mengalir dari daerah perbukitan di Cina timur laut dan membentuk sebagian besar perbatasan antara provinsi Heilongjiang (Cina) dan Siberia (Rusia) sebelum menuju ke Laut Okhotsk.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Chu Fuchao
9. Sungai Niger
Niger adalah sungai utama Afrika Barat, yang menghidupi lebih dari 100 juta orang dan salah satu ekosistem paling rimbun di planet ini. Sungai ini mengalir melalui lima negara sebelum bermuara di Samudera Atlantik di Nigeria. Selain polusi plastik, konstruksi bendungan yang luas mempengaruhi ketersediaan air. Tumpahan minyak yang sering terjadi di Delta Niger juga menyebabkan air terkontaminasi.
Foto: Getty Images
10. Sungai Mekong
Pembangunan bendungan juga memiliki dampak ekologi dan sosial, terutama di sungai Mekong. Sekitar 20 juta orang tinggal di Delta Mekong. Banyak yang bergantung pada perikanan dan pertanian untuk bertahan hidup. Sungai ini mengalir melalui enam negara Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Laos. Sungai Mekong menduduki peringkat 10 dalam daftar sungai yang paling tercemar limbah plastik.