1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ahmadinejad Provokasi KTT Anti-Rasisme dengan Kecaman Terhadap Israel

21 April 2009

Pada KTT Anti-Rasisme, Ahmadinejad kembali memprovokasi dunia internasional dengan seruannya untuk menghapus Israel dari peta bumi. Tak pelak kecaman datang dari berbagai penjuru, termasuk Vatikan.

Presiden Iran Mahmud AhmadinejadFoto: AP

Kekhawatiran terbesar sebagian negara barat akhirnya menjadi kenyataan: Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menjadikan pidatonya pada konferensi anti rasisme PBB di Jenewa sebagai ajang untuk menyebar kebencian terhadap Israel.

Ahmadinejad menyebut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai bentuk rasisme yang paling barbar dan kembali menyerukan kepada dunia internasional untuk "membasmi" Israel dari peta bumi. Sebagai protes, semua anggota delegasi dari 23 negara anggota Uni Eropa meninggalkan ruang konferensi.

Prancis yang juga turut hadir menyampaikan protes keras atas isi pidato Ahmadinejad. Presiden Nikolas Sarkozy menyebut Ahmadinejad telah mengolok-olok nilai-nilai universal yang tertera dalam Deklarasi Hak Azasi Manusia PBB.

Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon menyesalkan Ahmadinejad telah memanfaatkan konfrensi anti rasisme PBB untuk mendakwa dan mempolarisasi dunia. Nada tajam bahkan terlontar dari Vatikan. Juru bicara Frederico Lombardi menyebut pernyataan Presiden Iran ekstrem dan tidak dapat diterima.

Ahmadinejad dalam pidatonya berulangkali menuding Israel sebagai rezim yang paling rasis dan meyakini, bahwa dunia berada dalam ancaman konspirasi gerakan zionis.

"Apa yang menyangkut reformasi mekanisme internasional yang ada saat ini, tidak ada keraguan lagi, bahwa Anda semua menyadari adanya konspirasi kekuatan adidaya dan lingkaran zionis untuk menentang sasaran konfrensi ini. Sayangnya terdapat berbagai tulisan dan komentar yang mendukung Zionisme dan kejahatannya. Adalah tanggung jawab semua perwakilan bangsa-bangsa untuk mengungkap kampanye yang bertentangan dengan prinsip dan nilai kemanusiaan," tukasnya.

Belum pernah sebelumnya sebuah konfrensi PBB menimbulkan kontroversi seperti KTT Anti Rasisme tahun ini. Pidato Ahmadinejad dan rancangan deklarasi penutup yang dianggap terlalu menyudutkan posisi Israel menjadi biang keladi persoalan. Dalam pidato pembukaan,

Sekjen PBB Ban Ki Moon menyatakan kecewa atas sikap Amerika Serikat dan Jerman yang menolak hadir."Saya sangat menyesalkan, bahwa sebagian memutuskan untuk berada di luar. Dan saya berharap, mereka tidak akan melakukannya untuk waktu yang lama."

Jerman sendiri tidak menutup kemungkinan untuk mengirimkan delegasinya pada perundingan di hari terakhir. Meskipun demikian, Berlin tetap menilai langkah boikot terhadap KTT Anti Rasisme sebagai keputusan tepat.

"Pidato Ahmadinejad dan reaksi sejumlah delegasi telah menunjukkan, bahwa merupakan keputusan yang tepat untuk tidak ikut serta dalam konfrensi tersebut," tandas juru bicara urusan luar negeri fraksi Uni Kristen Demokrat di parlemen Jerman, Eckart von Klaeden.

KTT Anti Rasisme di Jenewa merupakan pertemuan kedua setelah KTT Durban tahun 2001 di Afrika Selatan. Pada saat itu sejumlah negara-negara Islam juga berupaya menjadikan konfrensi sebagai tribunal untuk mengadili Israel. Tak heran, jika sejumlah negara barat seperti Belanda, Kanada, Israel dan Amerika Serikat, jauh-jauh hari membatalkan keikutsertaannya.

Ahmadinejad sendiri dalam pidatonya mengecam langkah negara-negara tersebut sebagai bentuk arogansi dan egoisme. "Harus diakui, bahwa langkah boikot terhadap pertemuan semacam ini merupakan sebuah isyarat dukungan terhadap contoh paling nyata dari rasisme."

Jalannya konfrensi sempat diwarnai aksi demonstrasi menentang kehadiran Ahmadinejad. Sekitar 100 orang berkumpul di depan gedung konfrensi di Jenewa sambil membawa spanduk bertuliskan: "Anak-anak harus belajar mencintai, bukannya membenci."

RN/zpr/dpa/ap/afpd/rtrd

Editor: Ziphora E. Robina