Serangan terhadap warga Ahmadiyah di Lombok Timur diyakini berpangkal dari ujaran kebencian dan fatwa sesat terhadap minoritas agama tersebut. JAI dan Setara Institute menuntut pemerintah mengedepankan penegakan hukum
Iklan
Tiga serangan beruntun oleh sekelompok warga di Lombok Timur pada Sabtu dan Minggu (19-20/5) menambah panjang derita warga Ahmadiyah. Delapan rumah dilaporkan mengalami kerusakan hebat. Sementara 24 orang yang kebanyakan perempuan dan anak-anak terusir di kampung sendiri dan harus mengungsi di kepolisian.
Meski begitu Jurubicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana mengatakan pihaknya tidak menyimpan dendam terhadap para pelaku. "Mereka sebenarnya korban juga, yakni korban dari ketidakpahaman, fitnah dan korban dari permainan para aktor besar di belakang," ujarnya dalam wawancara dengan DW.
Tanda-tanda persekusi terhadap minoritas Ahmadiyah di Lombok sudah muncul sejak April 2017 silam. Menyusul ketegangan dengan masyarakat terkait keyakinan, pemerintah Kabupaten Lombok Timur meminta perwakilan Ahmadiyah menandatangani perjanjian yang antara lain mewajibkan warga minoritas itu agar kembali ke ajaran Islam dan mentaati SKB tiga menteri yang melarang kegiatan dakwah.
Umat yang Terbelah: Pandangan Mayoritas Muslim Tentang Syariah dan Negara
Apakah Al-Quran dan Syariah Islam harus menjadi konstitusi di negara muslim? Inilah hasil jajak pendapat yang digelar Pew Research Centre di delapan negara sekuler berpenduduk mayoritas muslim
Foto: Ahmad Gharabli/AFP/Getty Images
Malaysia
Hasil jajak pendapat Pew Research Centre tahun 2015 silam mengungkap lebih dari separuh (52%) penduduk muslim Malaysia mendukung pandangan bahwa konstitusi negara harus mengikuti Syariah Islam secara menyeluruh. Sementara 17% mewakili pandangan yang lebih moderat, yakni ajaran Al-Quran hanya sebagai acuan tak resmi penyelenggaraan negara. Sisanya (17%) menolak pengaruh agama pada konstitusi.
Foto: Getty Images/M.Vatsyayana
Pakistan
Dari semua negara berpenduduk mayoritas muslim, Pakistan adalah yang paling gigih menyuarakan penerapan Syariah Islam sebagai konstitusi negara. Sebanyak 78% kaum muslim mendukung pandangan tersebut. Hanya 2% yang mendukung sekularisme dan menolak pengaruh agama dalam penyelenggaraan negara.
Foto: Reuters/P.Rossignol
Turki
Pengaruh Kemalisme pada masyarakat Turki masih kuat, kendati politik agama yang dilancarkan partai pemerintah AKP. Hanya sebanyak 13% kaum muslim yang mendukung Syariah Islam sebagai konstitusi, sementara mayoritas (38%) mewakili pandangan moderat, yakni Al-Quran sebagai acuan tak resmi. Uniknya 36% penduduk tetap setia pada pemisahan agama dan negara.
Foto: Getty Images/C. McGrath
Libanon
Mayoritas kaum muslim Libanon (42%) yang memiliki keragaman keyakinan paling kaya di dunia menolak pengaruh agama pada konstitusi. Adapun 37% penduduk mendukung Al-Quran sebagai acuan tak resmi penyelenggaraan negara. Hanya 15% yang menuntut penerapan Syariah Islam secara menyeluruh.
Foto: J.Eid/AFP/Getty Images
Indonesia
Hingga kini Indonesia masih berpedoman Pancasila. Tak heran jika 52% kaum muslim menolak penerapan menyeluruh Syariah Islam. Namun mereka mendukung pandangan bahwa prinsip Al-Quran harus tercerminkan dalam dasar negara. Sebanyak 22% penduduk menginginkan Syariah sebagai konstitusi dan 18% menolak pencampuran antara agama dan negara.
Foto: Getty Images/O. Siagian
Yordania
Penduduk muslim di Yordania tergolong yang paling konservatif di dunia. Sebanyak 54% menginginkan Syariah Islam sebagai landasan negara. Sementara 38% menolak Syariah, namun mendukung pandangan bahwa konstitusi tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran. Hanya 7% yang memihak Sekularisme sebagai prinsip dasar negara.
Foto: S. Samakie
Nigeria
Sebagian besar kaum muslim Nigeria (42%) lebih mendukung faham Sekularisme ketimbang Syariah Islam. Di negeri yang sering dilanda konflik agama itu hanya 22% yang mengingingkan Syariah Islam sebagai konstitusi. Sementara 17% mewakili pandangan moderat, dan puas pada konstitusi yang tidak melanggar hukum Islam.
Foto: DW/Stefanie Duckstein
Palestina
Tahun 2011 hanya 38% penduduk Palestina yang mendukung Syariah sebagai konstitusi, pada 2015 jumlahnya berlipatganda menjadi 65%. Sementara 23% mewakili pandangan yang lebih moderat terkait penerapan Syariah. Hanya 8% yang menolak agama mencampuri urusan negara. (rzn/hp - Pew Research Centre, Economist)
Foto: Reuters/I. A. Mustafa
8 foto1 | 8
"Namun, mereka tidak patuh terhadap isi perjanjian," tutur Pjs Bupati Lombok Timur Akhsanul Khalik kepada Detik. Ia juga menyalahkan komunitas Ahmadiyah yang cendrung tertutup. "Ini persoalan ideologi, masyarakat setempat juga tidak mau ternodai oleh mereka," imbuhnya lagi.
Yendra Budiana menyayangkan fatwa sesat yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia pada 1980 dan 2005 seringkali "diikuti dengan tindak kekerasan." Ia juga meragukan jika larangan mengaku Islam bagi pemeluk Ahmadiyah akan serta merta membuat situasi menjadi lebih kondunsif. "Pakistan melarang warga Ahmadiyah mengaku Islam sejak 1974. Tapi sejak itu kekerasan terhadap penganut Ahmadiyah malah semakin menjadi-jadi," tuturnya.
Pada 1974 pemerintah Pakistan di bawah Zulfiqar Ali Bhutto terpaksa mengamandemen konstitusi untuk mengharamkan penganut Ahmadiyah mengaku beragama Islam. Langkah itu diambil menyusul maraknya kerusuhan anti Ahmadiyah yang digalang oleh kelompok Tehreek-e-Khatme Nabuwwat. Akibatnya banyak pemeluk Ahmadiyah yang mengungsi ke luar negeri.
Fenomena Islamisasi Suku Maya di Meksiko
Sejak tiga dekade terakhir Islam tumbuh dan berkembang di kalangan suku Maya di Meksiko. Diskriminasi dan kemiskinan yang dialami warga kelas dua itu membuat mereka berpaling kepada agama yang tidak mengenal kasta.
Foto: Reuters/E.Garrido
Jejak Islam di San Cristobal
Di negara bagian Chiapas, sebuah kawasan berbukit nan hijau dan asri di selatan Meksiko, hidup sekelompok kecil Muslim yang kebanyakan merupakan anggota suku Tzotzil. Sebagian besar bertukar keyakinan dari Katholik atau Kristen menjadi Islam. Saat ini kaum muslim di Meksiko berjumlah hampir 4.000 orang.
Foto: Reuters/E.Garrido
Ekspor Agama dari Spanyol
Adalah perantau asal Spanyol yang kemudian memperkenalkan Islam sekte Murabitun di Meksiko akhir dekade 80an. Awalnya mereka bermukim di kota San Cristóbal dan memiliki kedekatan ideologis dengan pengikut Zapatista yang beraliran kiri dan anti kapitalis. Pada 2015 banyak anggota suku asli Maya, termasuk Tzotzil, beralih memeluk Islam.
Foto: Reuters/E.Garrido
Muslim di Jantung Katholik
Menurut sensus terakhir, 83% penduduk Meksiko beragama Katholik. Meski populasi kaum muslim cuma berkisar kurang dari 1% dari 120 juta penduduk, kebanyakan merupakan suku asli yang hidup di sekitar San Cristóbal, sebuah kota di dataran tinggi Chiapas yang memadukan budaya Spanyol dan Maya.
Foto: Reuters/E.Garrido
Berbaur dengan Budaya Maya
"Orang memandang kami dengan aneh, mereka pikir kami teroris dan mereka takut," kata Mustafa, seorang anggota komunitas Ahmadiyah. "Tapi seiring dengan waktu dan berkat tindakan kami, pandangan tersebut mulai berubah," imbuhnya. Kaum muslim di Meksiko mudah dikenali lewat kopiah yang dikenakan para lelaki dan syal khas suku Maya yang diubah menjadi jilbab oleh kaum perempuan.
Foto: Reuters/E.Garrido
Diskriminasi Sehari-hari
Suku asli Maya tergolong warga kelas dua di Meksiko. Kemiskinan pun menjadi keseharian. Potret diskriminasi terhadap suku Maya bisa terlihat dari keseharian di San Cristóbal: warga asli yang sedang berjalan di atas trotoar terbiasa menyingkir ke jalan jika berpapasan dengan penduduk kulit putih. Sementara pasar terbesar di kota dikuasai oleh suku asli beragama Katholik.
Foto: Reuters/E.Garrido
Islam Bersambut Kecurigaan
Pemerintah Meksiko awalnya juga menaruh kecurigaan pada gelombang Islamisasi suku Maya. Presiden Vicente Fox kala itu mengkhawatirkan pengaruh ideologi radikal dan potensi terorisme. Dinas Rahasia ditugaskan memantau komunitas muslim di San Cristóbal. Namun kecurigaan tersebut berakhir setelah ketahuan minoritas muslim di Meksiko tidak memiliki agenda politik apapun.
Foto: picture alliance/dpa/R. Arauxo
Pertarungan Tiga Agama
Chiapas sudah sejak lama menjadi ladang pertikaian antar agama. Awalnya penjajah Spanyol memaksa suku asli memeluk agama Katholik, tidak jarang dengan kekerasan. Namun separuh abad kemudian giliran misionaris Kristen Protestan asal Amerika yang mencoba mengusir pengaruh Vatikan dari pedalaman Meksiko.
Foto: Reuters/E.Garrido
Kecil dan Aktif
Kaum muslim di San Cristóbal memiliki sebuah restoran Pizza dan bengkel kayu. Di halaman belakang mereka membuka sekolah Al-Quran untuk anak-anak dan sebuah Mushalla kecil untuk menunaikan sholat lima waktu. Uniknya setiap suku asli yang memeluk Islam diwajibkan menebar dakwah Islam kepada sanak keluarganya. (rzn/yf - rtr, spiegel, vice)
Foto: Reuters/E.Garrido
8 foto1 | 8
Situasi serupa dikhawatirkan oleh Setara Institute terjadi di Indonesia. Dalam pernyataaan tertulisnya Direktur Setara Hendrardi mengatakan tanpa penegakan hukum, intoleransi seperti kasus di Lombok Timur bisa bereskalasi menjadi kejahatan kemanusiaan. "Terorisme adalah puncak intoleransi. Oleh karena itu, energi pemberantasan terorisme harus dimulai dari hulu, yakni intoleransi sebagaimana yang terjadi di Lombok Timur ini," tulisnya.
"Jika dibiarkan, aspirasi politik kebencian dan intoleransi dapat berinkubasi menjadi aksi-aksi terorisme."
Sementara itu Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi, telah memerintahkan pembangunan kembali rumah yang rusak. Lewat akun twitternya ia juga mengecam tindak kekerasan tersebut. "Hormati hak setiap orang untuk hidup dengan aman dan damai sesuai keyakinannya," tulisnya.
Namun begitu Yendra Budiana mengatakan pihaknya belum akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi NTB untuk membantu korban serangan. Sementara ini JAI akan mengerahkan bantuan dari komunitas Ahmadiyah sendiri, sampai ada insiatif dari pemerintah.
Menakar Keislaman Aliran Alevi
Hingga kini penganut aliran Alevi masih berpolemik ihwal identitas keislaman mereka. Sebagian mengklaim Alevi sebagai bagian Islam, yang lain menolak keras. Inilah potret kepercayaan sub kultur yang sering ditindas itu
Foto: Imago/Zuma Press/xDavidxI.xGrossx
Kelahiran Turki, Berakar di Islam
Alevi adalah keyakinan berpengikut terbesar kedua di Turki. Sekitar 15-25% penduduk memeluk ajaran yang terbentuk pada abad ke-13 di dataran Anatolia ini. Alevi banyak mengadopsi ajaran Syiah yang diiringi dengan sentuhan sufisme. Meski Alevi berarti pengikut Imam Ali, keyakinan ini berbeda dengan Syiah Alawiyah yang berakar di Arab.
Foto: AP
Pengikut Ali Ibn Abi Thalib
Alevi terutama mengagungkan salah satu khalifah Islam, Ali ibn Abi Thalib. Menurut teologi Alevi, Ali merupakan salah satu wali Allah S.W.T. Aliran ini juga menghormati empat kitab suci agama samawi. Berbeda dengan Islam pada umumnya, Al-Quran buat kaum Alevi bukan sumber hukum dan cendrung menginterpretasikan ayat-ayat Al-Quran dari sudut pandang mistik
Foto: gemeinfrei
Islam Atau Bukan?
Termasuk ke dalam salah satu bentuk ibadah kaum Alevi adalah tarian berputar serupa Sufisme yang disebut Semah. Mereka tidak menjalankan rukun Islam dan Iman. Sebab itu pula banyak pengikut Alevi yang menanggap keyakinannya tidak bisa digolongkan Islam. Namun begitu pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Khomeini, menetapkan pada dekade 1970an bahwa Alevi merupakan bagian dari Islam Syiah.
Foto: Imago/Zuma Press/xDavidxI.xGrossx
Kesempurnaan Absolut
Tujuan keimanan menurut Alevi adalah pencerahan dan kesempurnaan dalam konteks Al-Insan al-Kamil. Kesempurnaan itu bisa dicapai dengan cara menaklukkan hawa nafsu, rasa cinta terhadap sesama, kesabaran, kesederhanaan dan nilai-nilai kebajikan lain yang digunakan pada kehidupan sehari-hari.
Foto: Imago/Zuma Press
Semua dan Sama
Perempuan dalam tradisi Alevi memiliki posisi setara dengan laki-laki. Ajaran ini juga melarang poligami dan menganggap semua umat agama sebagai saudara seiman. Sebab itu pula kaum Alevi menilai semua agama berada di jalan yang benar menuju Tuhan.
Foto: Imago/Zuma Press
Puasa Muharram
Alevi juga mewajibkan umatnya berpuasa. Tapi berbeda dengan Islam, kaum Alevi berpuasa selama 12 hari di bulan Muharram. Setelah masa puasa tersebut mereka merayakan hari Asyura yang dalam tradisinya menyaratkan setiap orang memasak dan membagi-bagikan makanan pada teman, tetangga dan saudara.
Foto: Imago/Zuma Press/xDavidxI.xGrossx
Keyakinan 12 Imam
Ajaran Alevi tidak mengenal ritual Sholat dan tidak memiliki ketetapan waktu untuk melakukan ibadah. Kebanyakan ritual ibadah Alevi juga berbeda dengan Islam Sunni atau Syiah. Namun Alevi juga meyakini 12 Imam yang diagungkan Syiah Imamiyah. Mereka terutama mengikuti ajaran Imam ke-enam, Ja'far As-Shadiq yang juga menjadi guru bagi dua pendiri Mazdhab Sunni, yakni Abu Hanifah dan Malik bin Anas.
Foto: AP
Tragedi Madimak
Adalah pembantaian di hotel Madimak di kota Sivas pada 1993 yang mengubah wajah Alevi. Saat itu 37 pengikut Alevi yang sedang menghadiri festival dibakar hidup-hidup di dalam hotel oleh pengikut Sunni di Turki. Untuk menghindari tragedi serupa terulang, sejak itu kaum Alevi tidak lagi bersembunyi, melainkan mulai aktif di ranah publik. Meski begitu pengikut Alevi sering menjadi korban presekusi