1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AIDS: Memerangi Penyakit dan Stigma

1 Desember 2015

Jumlah orang yang terinfeksi HIV tidak berubah banyak selama tahun-tahun terakhir. Kemajuan di dunia kedokteran membuat penyebaran penyakit terkontrol. Namun penderita AIDS tetap mengalami diskriminasi dari masyarakat.

Symbolbild AIDS HIV Afrika Jugendliche
Gambar simbol bahaya AIDS/HIV di AfrikaFoto: Getty Images/AFP/T. Kitamura

Bersamaan dengan peringatan Hari AIDS Internasional tanggal 1 Desember, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap memperingatkan untuk mencegah naiknya jumlah infeksi baru, walaupun menurut statistik jumlah penularan beberapa tahun terakhir relatif konstan.

Namun demikian WHO mencatat kenaikan jumlah penularan baru di Eropa, yaitu 142.000. Menurut organisasi internasional itu, antara Eropa Timur dan Barat perbedaan jumlah infeksi baru semakin besar. Lebih dari separuh jumlah infeksi baru ditemukan di Rusia. Di beberapa negara Eropa Timur lainnya jumlah penularan baru meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.



Dilihat dari sudut jumlah penduduk, di Jerman lebih sedikit orang tertular HIV dibanding dengan jumlah penularan rata-rata di seluruh Uni Eropa. Sekarang infeksi baru hanya sekitar separuh dari jumlah di masa epidemi tahun 1980an. Tapi upaya pencegahan harus terus diadakan agar jumlahnya dapat terus ditekan, kata Menteri Kesehatan Hermann Gröhe.

Jumlah orang yang positif tertular HIV tahun 2014. Sebagian besar hidup di Afrika

Menurut Institut Robert Koch, tahun lalu sekitar 3.200 orang tertular HIV di Jerman. Sementara menurut statistik, jumlah penderita AIDS di Jerman sekitar 85.000. Diperkirakan, sekitar 13.000 dari mereka memiliki virus dalam tubuh, tanpa mengetahuinya.


Penularan dari ibu paling sering

Kemajuan baik juga bisa dicatat di bidang jumlah penularan dari ibu kepada anak. Ini merupakan bentuk penularan yang sangat sering ditemukan. Data dari Amerika menunjukkan, di 17 negara dan wilayah di benua itu, termasuk Amerika Serikat, Kanada dan Cile, infeksi HIV dari ibu ke anak berhasil ditekan sehingga hanya berjumlah sangat kecil. Demikian keterangan WHO yang disampaikan Senin.

Negara-negara ini berhasil mengurangi transmisi dari ibu ke anak dengan cara memperbaiki akses ke klinik dan sarana medis yang menawarkan perawatan bagi para ibu sebelum melahirkan. Selain itu, jumlah tes HIV juga diperbanyak, demikian halnya dengan terapi antiretroviral (ART). Demikian ditambahkan WHO.

Stigma bagi penderita AIDS

Sejak beberapa tahun lalu, bantuan bagi penderita Aids tidak hanya diarahkan pada masalah penyembuhan, melainkan juga pada masalah diskriminasi penderita AIDS. Orang sekarang bisa hidup cukup normal walaupun tertular HIV, tetapi diskriminasi tetap jadi faktor yang membebani pasien, kata Ulf Hentschke-Kristal, anggota dewan pimpinan organisasi bantuan Jerman, Deutsche Aids-Hilfe. Berkaitan dengan Hari AIDS Internasional, lewat #rethinkhiv netizen juga berusaha menggerakkan orang untuk menghilangkan prasangka buruk kepada penderita AIDS.



Dengan semakin baiknya perawatan bagi mereka yang tertular HIV, pasien kini punya harapan hidup lebih lama dibanding dengan di masa lalu. Mereka yang menderita AIDS juga bisa melewati hidup sehari-hari dengan cukup baik, karena efek sampingan obat tidak lagi terlalu mengganggu, seperti beberapa tahun lalu. Mereka yang mendapat perawatan biasanya juga tidak menularkan virusnya lagi. Tetapi kadang pasien tetap ditolak di praktek dokter. Di Jerman, kadang dalam data di kepolisian masih tercantum kata-kata "menular".

ml/yf (afp, rtr, twitter)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait