Basarnas menduga AirAsia QZ8501 jatuh ke laut Jawa di sekitar pulau Bangka-Belitung. Pencarian terus dilakukan namun diakui Indonesia tak punya teknologi untuk evakuasi dasar laut.
Iklan
AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura, yang mengangkut 162 penumpang dan awak dan hilang kontak radar Minggu (28/12) pagi, diduga jatuh ke laut. "Berdasar koordinat yang kami miliki, diduga pesawat kini berada di dasar laut", ujar kepala Basarnas, Bambang Soelistyo kepada para wartawan di Jakarta Senin (29/12). Dia menegaskan, ini baru dugaan awal berdasar evaluasi data pencarian.
Aksi pencarian multinasional masih terus dilakukan. Angkatan laut mengerahkan 12 kapal dan 3 helikopter ke lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat. Juga angkatan udara mengerahkan dua pesawaz Hercules C-130 untuk menyisir lokasi kontak terakhir pesawat.
Australia mengirim pesawat pencari Orion P3, sementara Singapura mengerahkan dua kapal angkatan lautnya ke lokasi. Malaysia juga mengirim tiga kapal angkatan laut dan sebuah pesawat Hercules C-130 membantu aksi pencarian pesawat AirAsia yang hilang.
Tak punya teknologi dasar laut
"Pencarian di dasar laut tidak mudah, itu berdasar pengalaman", ujar ketua Basarnas lebih lanjut. Soelistyo menujuk pengalaman saat mencari pesawat Adam Air yang jatuh di perairan dekat Sulawesi pada 2007 yang menewaskan seluruh 102 penumpang dan awaknya.
Kecelakaan Tragis Pesawat Terbang
Lalu lintas udara tergolong paling aman dibanding lalu lintas darat atau laut. Tapi kecelakaan pesawat terbang pasti jadi berita besar.
Foto: imago/Rüdiger Wölk
Air Algerie
24 Juli 2014, pesawat Air Algerie yang membawa 110 penumpang jatuh di Mali. Insiden pesawat di ini, menambah daftar tragedi udara tahun 2014, setelah hilangnya Malaysia Airlines MH370, jatuhnya MH17 akibat tembakan rudal, dan kecelakaan ATR-72 yang dioperasikan TransAsia Airways Taiwan.
Foto: Reuters
MH17 Ditembak
17 Juli 2014, pesawat penumpang Malaysia Airlines MH17, rute Amsterdam- Kuala Lumpur jatuh di Ukraina terkena tembakan rudal darat ke udara. Seluruh dan kru --yang berjumlah hampir hampir 300 orang-- meninggal dunia.
Foto: AFP/Getty Images
Malaysia Airlines MH370
8 Maret 2014, Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing ketika tiba-tiba hilang dari radar di ketinggian 35.000 kaki. 239 penumpang dan awak nasibnya belum diketahui. Tim SAR mencari jejak pecahan pesawat di sekitar perairan Vietnam.
Foto: picture-alliance/dpa
Bhoja Air
20 April 2012, Boeing 737 milik Bhoja Air jatuh di dekat ibukota Pakistan, Islamabad, ketika berupaya mendarat saat badai. 127 penumpang dan awak pesawat tewas. Investigasi menunjukkan penyebab kecelakaan adalah pilot yang mengabaikan peringatan ko-pilot bahwa pesawat terbang terlalu rendah.
Foto: Reuters
Iran Air
9 Januari 2011, Boeing 727 milik Iran Air pecah berkeping-keping akibat terhempas di barat laut Iran. 77 penumpang dan awak tewas. Hasil investigasi penyebab kecelakaan hingga kini tidak diumumkan kepada publik.
Foto: picture-alliance/dpa
Air India
22 Mei 2010, Air India Express rute Dubai-Mangalore keluar landas pacu saat mendarat dan jatuh ke jurang. 152 penumpang dan awak tewas. Investigator menuding pilot yang bersalah. Keluarga pilot balik menuding manajemen maskapai penerbangan, menugasi pilot yang sudah kelelahan.
Foto: AP
Afriqyah Airways
12 Mei 2010, pesawat milik Afriqiyah Airways yang sedang terbang menuju Tripoli dari Johannesburg, jatuh di kawasan gurun pasir sekitar 2 km dari bandara, menewaskan seluruh 103 penumpang dan awak. Penyebab kecelakaan: pilot yang lelah dan kesalahan teknis.
Foto: AP
Pesawat Kepresidenan Polandia
10 April 2010, pesawat terbang yang ditumpangi Presiden Polandia Lech Kaczynski jatuh ketika berusaha mendarat saat cuaca buruk di kota Smolensk barat Rusia. Semua 96 penumpang termasuk presiden Polandia tewas. Penyebab kecelakaan: pilot dipaksa oleh pejabat tinggi di dalam pesawat untuk mendarat, walau cuaca buruk.
Foto: AP
Air France
1 Juni 2009, pesawat Air France tipe Airbus A330 terjebak badai saat penerbangan dari Rio de Janeiro ke Paris dan jatuh ke Samudra Atlantik menewaskan seluruh 228 penumpang dan awak. Penyebab kecelakaan: serangkaian kesalahan pilot dan terlambat bereaksi mengatasi masalah teknis.
Foto: picture alliance / dpa
Yemen Airways
30 Juni 2009, pesawat Airbus 310 milik Yemenia atau Yemen Airways yang sedang terbang menuju pulau Comoro jatuh ke Samudera Hindia, menewaskan 153 penumpang dan awak. Hasil investigasi penyebab kecelakaan: kesalahan pilot memasukan data pengendali hingga memicu masalah pada aerodinamik pesawat, serta diabaikannya peringatan bahaya oleh awak pesawat.
Foto: AP
10 foto1 | 10
Ketua Basarnas mengatakan, negara yang memiliki teknologi pencarian dasar laut antara lain Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. "Kami akan meminta bantuan negara itu," tambahnya. Tim pencari masih terus melacak jejak pecahan atau ceceran minyak dari pesawat Airbus A320-200 yang hilang itu.
Pesawat AirAsia QZ8501 diduga terjebak cuaca buruk setelah kontak terakhir dilakukan pukul 6:17 WIB. "Sebelumnya pilot meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari 32.000 kaki dalam penerbangan di atas laut Jawa, untuk menghindari awan tebal," ujar direktur transportasi udara di Kementrian Perhubungan, Joko Murjoatmodjo. Permintaan itu ditolak. Alasannya, traffic udara saat itu amat padat karena ada tujuh pesawat yang sedang terbang di rute sama.