1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiGlobal

Airbus A380 yang Terakhir Meninggalkan Hamburg

Andreas Spaeth
17 Desember 2021

Pesawat Airbus A380 yang terakhir diserahkan hari Kamis (16/12) di pabriknya di Hamburg kepada maskapai Emirates Airways. Setelah 14 tahun, produksi pesawat penumpang terbesar di dunia itu akhirnya dihentikan.

Pesawat Airbus A380 milik Emirates Airlines di Dubai Air Show, November 2021
Pesawat Airbus A380 milik Emirates Airlines di Dubai Air Show, November 2021Foto: Jon Gambrell/AP Photo/picture alliance

Sir Tim Clark, Direktur Utama Emirates Airlines, sebenarnya ingin berada di Hamburg minggu ini untuk menghadiri acara bersejarah: penyerahan Airbus A380 yang terakhir. Ini pesawat ke-251 dari seri ini, dan yang terakhir dibuat.

Emirates adalah pemesan terbanyak, dengan 123 pesawat. Tanpa pesanan dari Dubai itu, Airbus sebenarnya sudah akan berhenti memproduksi A380 beberapa tahun lalu. Pada 2019 Airbus mengumumkan akan melanjutkan produksi sampai 2021, memenuhi pesanan Emirates Airways.

Tim Clark, 72 tahun, seorang legenda di industri pesawat terbang, tetap percaya pada potensi A380. Sebagai pemesan terakhir, dia juga punya kebebasan menentukan desain terakhir di dalam pesawat. A380 versi Eimrates dirancang sebagai pesawat luxus untuk 615 penumpang kelas bisnis.

Dirancang ketika industri penerbangan berjaya

Tim Clark sebenarnya ingin menjemput Airbus A380 itu di Jerman dengan sebuah perayaan meriah. Namun situasi pandemi di Jerman membuat pihak Airbus menolak gagasannya.

"Saya mengatakan kepada CEO Airbus Guillaume Faury, pesawat ini punya potensi yang nyata bagi kami, jadi ini bukan pemakaman," kata Tim Clark kepada DW dan menerangkan: "Kami akan menerbangkan A380 sebagai pesawat yang sangat hebat hingga pertengahan 2030-an, jadi kami punya waktu 14 hingga 15 tahun sebelum kami memensiunkannya."

Airbus A380 dirancang pada 1990-an ketika permintaan perjalanan melonjak dan terutama pasar penerbangan di Cina menawarkan potensi yang tampaknya tak terbatas. Tapi produksinya beberapa kali mengalami penundaan. Pesawat pertama selesai tahun 2007, dua tahun lebih lambat dari rencana awal. Setahun kemudian, dunia mengalami krisis keuangan yang mengubah pasar dan permintaan untuk pesawat penumpang super besar.

Pandemi mengubur impian pesawat raksasa

Ketika A380 akhirnya mulai beroperasi pada 2008 muncul epidemi SARS di Asia yang mengkhawatirkan dunia bisnis. Banyak maskapai penerbangan yang kemudian mengoperasikan pesawat Boeing 787 dan Airbus A350 yang lebih kecil untuk melayani rute-rute internasional.

Airbus seluruhnya memproduksi 251 pesawat A380, termasuk produksi terakhir untuk Emirates ini. Saat ini ada 118 pesawat A380 yang masih beroperasi. Sisanya masih didaratkan oleh maskapainya untk menunggu waktu yang lebih baik, karena jumlah penumpang selama pandemi COVID-19 turun drastis.

Pandemi corona memang akhirnya mengubur impian pesawat penumpang raksasa. Boeing juga mengumumkan akan menghentikan produksi model Boeing 747 pada 2022, setelah lebih dari setengah abad.

(hp/yp)