Pesawat Airbus A380 yang terakhir diserahkan hari Kamis (16/12) di pabriknya di Hamburg kepada maskapai Emirates Airways. Setelah 14 tahun, produksi pesawat penumpang terbesar di dunia itu akhirnya dihentikan.
Iklan
Sir Tim Clark, Direktur Utama Emirates Airlines, sebenarnya ingin berada di Hamburg minggu ini untuk menghadiri acara bersejarah: penyerahan Airbus A380 yang terakhir. Ini pesawat ke-251 dari seri ini, dan yang terakhir dibuat.
Emirates adalah pemesan terbanyak, dengan 123 pesawat. Tanpa pesanan dari Dubai itu, Airbus sebenarnya sudah akan berhenti memproduksi A380 beberapa tahun lalu. Pada 2019 Airbus mengumumkan akan melanjutkan produksi sampai 2021, memenuhi pesanan Emirates Airways.
Tim Clark, 72 tahun, seorang legenda di industri pesawat terbang, tetap percaya pada potensi A380. Sebagai pemesan terakhir, dia juga punya kebebasan menentukan desain terakhir di dalam pesawat. A380 versi Eimrates dirancang sebagai pesawat luxus untuk 615 penumpang kelas bisnis.
Dirancang ketika industri penerbangan berjaya
Tim Clark sebenarnya ingin menjemput Airbus A380 itu di Jerman dengan sebuah perayaan meriah. Namun situasi pandemi di Jerman membuat pihak Airbus menolak gagasannya.
Iklan
"Saya mengatakan kepada CEO Airbus Guillaume Faury, pesawat ini punya potensi yang nyata bagi kami, jadi ini bukan pemakaman," kata Tim Clark kepada DW dan menerangkan: "Kami akan menerbangkan A380 sebagai pesawat yang sangat hebat hingga pertengahan 2030-an, jadi kami punya waktu 14 hingga 15 tahun sebelum kami memensiunkannya."
Airbus A380 dirancang pada 1990-an ketika permintaan perjalanan melonjak dan terutama pasar penerbangan di Cina menawarkan potensi yang tampaknya tak terbatas. Tapi produksinya beberapa kali mengalami penundaan. Pesawat pertama selesai tahun 2007, dua tahun lebih lambat dari rencana awal. Setahun kemudian, dunia mengalami krisis keuangan yang mengubah pasar dan permintaan untuk pesawat penumpang super besar.
Sejarah Pendek Airbus A380
Karena pesanan kurang, akhirnya Airbus menghentikan produksi pesawat raksasa A380. Ketika diperkenalkan tahun 2007, A380 sempat disebut-sebut sebagai terobosan baru dunia penerbangan komersial.
Foto: Master Films/P. Pigeyre
Raksasa udara
Ketika diperkenalkan kepada publik Oktober 2007, Airbus A380 membuat dunia penerbangan heboh. Dengan panjang 72,7 meter dan lebar rentang sayap 79,8 meter, Airbus dirancang sebagai pesawat penumpang terbesar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Matthews
Pemesan pertama
Singapore Airlines adalah maskapai penerbangan pertama yang memesan A380. Di landasan bandara Toulouse, pemilik A380 yang baru mendukomentasikan peristiwa serah terima pada 15 Oktober 2007.
Foto: Airbus
Kapasitas sampai 850 penumpang
Pesawat superjumbo A380 ini bisa mengangkut lebih dari 500 penumpang, itu berarti sedikitnya 100 penumpang lebih banyak daripada Boeing 747, pesawat pesaingnya yang paling populer. A380 yang baru bertingkat dua, di kelas satu ada tempat tidur untuk penumpang. Tergantung konfiguasrinya, pesawat ini punya kapasitas sampai 850 penumpang.
Foto: AP
Penerbangan kelas mewah
A380 punya ruangan luas, jendela-jendela besar, langit-langit tinggi, dan mesin yang lebih tenang. Ada tempat mandi khusus, lounge, toko-toko 'dutyfree' dan bar. Penumpang juga bisa memesan kamar pribadi untuk penerbangan mereka.
Foto: Emirates Airline
Sejak awal banyak masalah
Sejak awal produksinya, A380 mengalami sejumlah masalah teknis. Maskapai pemesan Qantas, Emirates dan Singapore Airlines semuanya melaporkan penerbangan A380 yang bermasalah. Januari 2012, Qantas dan Singapore Airlines menemukan retakan di sayap A380 mereka. Investigasi menemukan masalah material dan manufaktur, dengan biaya reparasi sampai 263 juta Euro.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Blumberg
Kapasitas terlalu besar dan tidak menguntungkan
Dalam hal penjualan tiket, masalah utama A380 adalah besarnya kapasitas. Maskapai penerbangan mengatakan, mereka tidak bisa menjual semua kursi untuk mencapai keuntungan. "Ini pesawat yang membuat direktur khawatir, karena risiko gagal jual terlalu tinggi, dengan jumlah begitu banyak kursi," kata satu narasumber di industri penerbangan.
Foto: picture-alliance/ dpa
Pembatalan pemesanan
Januari dan Februari 2019, Emirates dan Qantas membatalkan pesanan untuk A380. Emirates memutuskan untuk memesan beberapa pesawat lebih kecil dari Airbus sementara Qantas menarik pesanannya untuk pembelian delapan A380.
Foto: picture-alliance /M. Mainka
Produksi dihentikan tahun 2021
Airbus lalu mengumumkan akan menghentikan produksi A380 pada tahun 2021, karena kurangnya pesanan. Tamatlah riwayat pesawat penumpang terbesar dunia ini, sebuah proyek yang paling ambisius dan paling bermasalah di dunia penerbangan komersial.(Teks: Louisa Wright/Ed: hp/ts)
Foto: picture-alliance/dpa/L. Faerberg
8 foto1 | 8
Pandemi mengubur impian pesawat raksasa
Ketika A380 akhirnya mulai beroperasi pada 2008 muncul epidemi SARS di Asia yang mengkhawatirkan dunia bisnis. Banyak maskapai penerbangan yang kemudian mengoperasikan pesawat Boeing 787 dan Airbus A350 yang lebih kecil untuk melayani rute-rute internasional.
Airbus seluruhnya memproduksi 251 pesawat A380, termasuk produksi terakhir untuk Emirates ini. Saat ini ada 118 pesawat A380 yang masih beroperasi. Sisanya masih didaratkan oleh maskapainya untk menunggu waktu yang lebih baik, karena jumlah penumpang selama pandemi COVID-19 turun drastis.
Pandemi corona memang akhirnya mengubur impian pesawat penumpang raksasa. Boeing juga mengumumkan akan menghentikan produksi model Boeing 747 pada 2022, setelah lebih dari setengah abad.