1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PanoramaAmerika Serikat

Apakah Alcatraz Akan Kembali Menjadi Penjara?

13 Mei 2025

Trump ingin kembali mengoperasikan Alcatraz sebagai penjara, yang pernah terkenal dengan keamanan tingkat tingginya. Namun para ahli meragukan rencana Trump dapat benar-benar direalisasikan.

USA San Francisco 2024 | Luftaufnahme der Gefängnisinsel Alcatraz in der Bucht von San Francisco
Foto: Josh Edelson/AFP/Getty Images

Alcatraz pernah menjadi tempat penahanan para penjahat paling terkenal di Amerika Serikat. Kini pulau penjara legendaris yang terletak di Pulau "The Rock” di teluk San Fransisco, utara California itu akan memasuki era baru.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia ingin Penjara Alcatraz kembali beroperasi. Trump telah menginstruksikan pihak berwenang untuk memodernisasi dan membuka kembali penjara tersebut.

Fasilitas bui di Teluk San Francisco yang kini merupakan lokasi tempat wisata kelak akan menjadi tempat penahanan "para penjahat paling berbahaya dan kejam di Amerika”. "Ketika kita masih menjadi negara yang serius, kita tidak ragu untuk mengurung penjahat paling berbahaya dan menjauhkan mereka dari siapa pun yang dapat mereka celakai,” jelas Trump pada platform online-nya, Truth Social, dan menambahkan: ”Begitulah seharusnya.”

Usulannya menuai kritik keras dari mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi. Ia mengatakan bahwa usulan Trump tersebut "ceroboh”. Senator California Scott Wiener menyebut ide tersebut "sangat mengganggu” dan "serangan terhadap supremasi hukum”. 

Mitos Alcatraz: Penjara Al Capone

Penjara ini berdiri di sebuah pulau terpencil sekitar 1,5 kilometer dari pantai, terdiri dari bangunan beton kokoh yang menjulang di atas tebing terjal. Awalnya dibangun sebagai benteng militer pada tahun 1850an, fasilitas ini kemudian diubah menjadi penjara dengan keamanan tingkat tinggi yang menampung sekitar 330 narapidana.

Dari tahun 1934 hingga 1963, para penjahat terkenal di AS dipenjara di Alcatraz. Diantaranya adalah bos mafia Al Capone, yang dipenjara di Alcatraz dari tahun 1934 hingga 1939 karena penggelapan pajak, meskipun ia juga terkait dengan banyak kejahatan lainnya.

 

Dari tahun 1934 hingga 1963, Alcatraz menjadi tempat penahanan para penjahat paling terkenal di Amerika Serikat. Di antara mereka adalah  Al Capone, yang dipenjara di sana dari tahun 1934 hingga 1939 karena penggelapan pajak. Bos mafia ini sebenarnya juga dikaitkan dengan sejumlah kejahatan lainnya.

George "Machine Gun” Kelly juga merupakan salah satu narapidana. Di penjara sebelumnya, ia berulang kali menyatakan akan melarikan diri, sehingga ia akhirnya dipindahkan ke Alcatraz pada tahun 1934. Ia menjalani hukumannya di sana hingga tahun 1951.

Penjahat terkenal Al Capone juga pernah dihukum di AlcatrazFoto: AP Photo/picture alliance

Tak mungkin melarikan diri dari Alcatraz?

Karena arus kuat dan perairan dingin di sekeliling pulau, dianggap mustahil bagi narapidana untuk dapat melarikan diri dari Alcatraz. Namun demikian, sebanyak 36 tahanan pernah berusaha melarikan diri selama 29 tahun penjara ini beroperasi. Beberapa berhasil ditangkap, yang lainnya tewas, dan ada juga nasibnya masih menjadi misteri hingga hari ini.

Upaya pelarian yang paling terkenal dilakukan oleh Frank Morris dan Anglin bersaudara pada tahun 1962. Apakah mereka berhasil mencapai tujuan mereka ataukah tenggelam? Tidak ada yang tahu. Yang pasti, kisah mereka menginspirasi cerita novel "Escape from Alcatraz” dan film dengan judul yang sama yang dibintangi oleh aktor Clint Eastwood. Film ini merupakan salah satu dari banyak film tentang Alcatraz.

Mengapa Alcatraz ditutup?

Alcatraz secara resmi ditutup pada tahun 1963 karena biaya operasional yang tinggi. Pulau ini harus dipasok dengan makanan, air, dan bahan bakar dengan kapal, menyebabkan biaya operasional meroket. Iklim yang ekstrem di pulau ini juga merusak bangunan, yang menyebabkan dinding-dindingnya menjadi keropos.

Perubahan politik pada tahun 1960-an juga memainkan peran. Sistem pidana menjadi lebih modern; penjara tidak hanya berfungsi tempat untuk menghukum tetapi juga sebagai sarana rehabilitasi. Sayangnya, dengan sel-selnya yang sempit dan gelap serta ruang isolasi bagi para narapidana, Alcatrat tidak cocok untuk visi baru tersebut.

Seberapa besar kemungkinan pembukaan kembali Alcatraz?

Para ahli mengungkapkan keraguan besar tentang kemungkinan kembali dibukanya penjara ini. Akan membutuhkan biaya yang sangat besar untuk membuat Alcatraz kembali bberoperasi, kata Profesor Gabriel Jack Chin dari Fakultas Hukum Davis di Universitas California kepada BBC.

Menurut Chin, pengoperasian kembali Alcatraz tidak diperlukan. Ada banyak tempat tidur kosong di penjara-penjara yang ada, kata Chin, "jadi tidak jelas apakah penjara baru dibutuhkan.” Menurut platform statistik Statista, jumlah tahanan hampir tidak berubah sejak era milenium dan termasuk yang tertinggi di dunia. 

Bagi Chin, langkah ini terutama lebih bersifat simbolis. Presiden ingin menyampaikan pesan bahwa pemerintahannya akan menindak tegas kejahatan, yang merupakan salah satu jadi fokus utama dalam periode kedua Trump menjabat.

Izzy Gardon, juru bicara Gubernur California Gavin Newsom, mengatakan pada New York Times bahwa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengubah Alcatraz kembali menjadi penjara. Pemerintah federal harus menginvestasikan banyak uang, padahal Trump ingin memangkas pengeluaran.

Dari monumen jadi penjara? 

Kelayakan proyek ini juga dipertanyakan dari perspektif hukum. Alcatraz sekarang menjadi monumen sejarah yang dilindungi negara serta berfungsi sebagai museum. Alcatraz dinyatakan sebagai Monumen Bersejarah Nasional pada tahun 1986. Sekitar 1,2 juta wisatawan berkunjung setiap tahunnya.

Perubahan status dari monumen menjadi penjara haruslah mengikuti peraturan yang ketat. Namun, status bangunan sebagai monumen bersejarah dapat dicabut atas permintaan pemilik atau atas prakarsa Departemen Dalam Negeri AS. Masih belum jelas siapa saja yang menolak instruksi presiden ini. Departemen Kehakiman AS yang bertanggung jawab atas pengelolaan penjara federal, telah menyatakan bahwa mereka akan "mematuhi semua perintah Presiden”.

 

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid