1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Akhir dari Paspor Ganda

Carla Bleiker7 Februari 2013

Untuk pertama kalinya anak-anak migran Jerman harus memilih kewarganegaraannya. Tahun ini 3300 orang di Jerman harus menentukan pilihannya, karena mulai 2013 kewarganegaraan ganda tidak berlaku lagi.

Blick auf einen deutschen (l) und ein türkischen Paß (Foto vom 8.1.1998). Ausländer erhalten künftig grundsätzlich nach acht Jahren in Deutschland Anspruch auf die deutsche Staatsbürgerschaft - Jugendliche nach fünf Jahren. Darauf haben sich SPD und Grüne in schwierigen Koalitionsverhandlungen überraschend geeinigt. Die doppelte Staatsbürgerschaft wird toleriert. Ist ein Elternteil bereits hier geboren, können Ausländer-Kinder sofort einen deutschen Paß bekommen.+++picture-alliance / dpa
Foto: picture-alliance/dpa

Pada hari ulang tahunnya yang ke-18 Ebru Uzun menerima sepucuk surat. Isinya: selambatnya pada usia 23 tahun ia harus memutuskan pilihan antara kewarnegaraan Jerman atau Turki. Uzun yang 2 April mendatang berusia 23 tahun mengatakan kepada Deutsche Welle, ia melihatnya dari segi pragmatis saja. "Saya sering bepergian dan kuliah di luar negeri. Untuk keperluan itu kewarganegaraan Turki sangat tidak menguntungkan." Tahun 2011 putri dari imigran Turki ini sudah memutuskan untuk menjadi warga negara Jerman. Saat ini ia mengikuti program master jurusan neorologi klinis di University College London. Namun ia mengaku bahwa tidak mudah bagi dirinya untuk menyerahkan paspor Turkinya. Pasalnya, "di satu sisi ini merupakan bagian identitas yang harus diserahkan, saya tidak tahu mengapa. Tapi sebenarnya tidak merugikan bagi negara Turki bila saya memegang paspor lain", tambah Uzun.


Uzun adalah salah seorang dari 3316 kaum muda di Jerman dengan paspor ganda yang harus mengambil keputusan tahun ini. Yang terkena kebijakan ini adalah anak-anak dari migran yang lahir di Jerman setelah tanggal 1 Januari 1990. Bila orang tuanya hidup secara legal sejak delapan tahun di Jerman, anak-anak mereka mempunyai hak memiliki kewarganegaraan Jerman. UU ini diterapkan sejak 1 Januari 2000 dan juga berlaku ke belakang bagi anak yang dilahirkan setelah 1 Januari 1990. Kebanyakan dari anak ini memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Jerman dan kewarganegaraan orang tuanya.
Kewajiban untuk menentukan

Selambatnya pada usia 23 tahun, orang harus menentukan paspor negara mana yang diinginkan. BIla orang tuanya berasal dari Uni Eropa atau Swiss, mereka diijinkan memiliki dua paspor, bilamana mereka memohon untuk mendapatkannya selambatnya pada usia 21 tahun. Aturan ini disebut kewajiban menentukan.
Tetapi bila paspor kedua berasal dari negara non-UE, kepemilikan paspor ganda berakhir pada usia tersebut. Lalu yang bersangkutan memiliki dua opsi. Pertama ia dapat memilih kewarganegaraan orang tuanya, lalu melepaskan kewarganegaraan Jerman. Opsi kedua, ia dapat memohon pelepasan kewarganegaraan orang tuanya dan tetap memegang paspor Jerman. Jika dokumen-dokumen yang diperlukan terlambat diberikan kepada kantor imigrasi, orang itu akan kehilangan kewarganegaraan Jermannya.

Foto penganan Turki dan JermanFoto: DW
Foto simbol imigran muda di JermanFoto: picture-alliance/dpa

Akibat fatal berpangku tangan

Untuk mencegah terjadinya kasus yang fatal, sejumlah biro bantuan migran muda menawarkan layanan konsultasi. Herbert Lüken, pemimpin biro dari organisasi pelayanan masyarakat AWO di Bremen mengatakan bahwa tugas mereka adalah memperingatkan yang bersangkutan bahwa kewarganegaraan Jermannya akan lenyap, kalau mereka tidak bertindak.
Hal ini pernah terjadi pada seorang pemudi di Hessen Januari lalu. Meski diimbau berulang kali, ia tidak memenuhi panggilan untuk membuktikan bahwa ia telah menyerahkan kewarganegaraan Turkinya. Tanggal 3 Januari 2013 ia lalu kehilangan kewarganegaraan Jermannya. Kalau ingin kembali mendapatkannya, ia harus mengikuti proses yang rumit, bahkan juga harus menjalani tes kewarganegaraan.
Mengingat kasus semacam itu, Yayasan Bertelsmann menolak kewajiban untuk menentukan itu. Pakar integrasi yayasan, Ulrich Kober mengatakan, dilihat dari perspektif integrasi adalah "bencana" jika seseorang kehilangan kewarganegaraan Jermannya hanya karena ketidaktahuan dan terlambat menyerahkan dokumen. "Ini bukan merupakan sinyal baik bagi keterbukaan atau budaya penyambutan seseorang".

Kewarganegaraan ganda diijinkan?

AWO juga mendukung gagasan untuk mengijinkan kewarganegaraan ganda permanen di Jerman. "Saya tidak melihat adanya ancaman, jika seseorang memiliki dua paspor", kata Herbert Lüken.
Namun, "pencegahan multikewarganegaraan" merupakan salah satu asas penting dalam perundangan kewarganegaraan Jerman. Pihak yang menolak kewarganegaraan ganda secara permanen, menunjuk adanya kemungkinan untuk mendeportasi pelaku tindak kejahatan ke negara asalnya. Demikian diungkapkan pemimpin fraksi partai Kristen Demokrat, CDU, Volker Kauder baru-baru ini. Argumen lainnya adalah kesulitan yang muncul dalam kasus perceraian, misalnya dalam menentukan peraturan mana yang dipakai.

Volker KauderFoto: dapd

Melihat Jerman sebagai tanah air

Layanan bagi migran muda AWO di Bremen tahun ini sudah membantu sepuluh orang dalam proses pelepasan kewarganegaraan asingnya. Di Bremen saja, sekitar 30 orang yang wajib menentukan pada tahun ini. Kebanyakan berasal dari Turki, kata Lüken, dan kebanyakan ingin mempertahankan paspor Jermannya. Salah satu alasan yang diberikan adalah untuk menghindari wajib militer di Turki.
Peran besar lainnya yang dimainkan pada proses penentuan kewarganegaraan Jerman adalah perasaan bahwa Jerman adalah tanah air mereka. Yang bersangkutan dilahirkan dan dibesarkan di negeri ini serta kenal tanah air orang tua mereka hanya jika sedang berlibur.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait