1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Penembakan di Finlandia Tewaskan Enam Orang

31 Desember 2009

Seorang pria di Finlandia menewaskan lima orang dalam aksi penembakan di pusat perbelanjaan di dekat kota Helsinki, Finlandia, hari Kamis (31/12), sebelum akhirnya menghabisi nyawanya sendiri.

Pusat perbelanjaan Sello di Finlandia, lokasi aksi penembakan.
Pusat perbelanjaan Sello di Finlandia, lokasi aksi penembakan.Foto: AP

Kepolisian Finlandia mengatakan seorang perempuan dan tiga laki-laki tewas tertembak hari Kamis (31/12), di pusat pertokoan Sello di Espoo, sepuluh kilometer dari kota Helsinki. Keempat korban tewas merupakan karyawan toko.

Juru bicara kepolisian mengatakan, "Polisi sudah mengetahui tersangka pelakunya. Ada sejumlah latar belakang, tapi saya tidak memegang rinciannya."

Pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Ibrahim Shkupolli, pria imigran berusia 43 tahun yang sudah tinggal beberapa tahun di Finlandia.

Shkupolli menembak bekas pacarnya di sebuah apartemen dekat pusat pertokoan Sello, tak lama sebelum Shkupolli pergi ke pusat perbelanjaan itu, demikian dijelaskan kepala polisi Jukka Kaski dalam jumpa pers. Dalam melakukan aksinya, Shkupolli menggunakan senapan yang tidak memiliki izin resmi.

Ibrahim Shkupolli, tersangka pelaku penembakan di Espoo, Finlandia.Foto: AP

Bekas pacar Shkupolli, seorang perempuan Finlandia kelahiran tahun 1967, juga bekerja di pusat perbelanjaan lokasi penembakan. Menurut penjelasan Kaski, semasa hidupnya, perempuan itu pernah meminta perlindungan polisi agar Shkupolli dilarang berada di dekat dirinya. Kaski menolak berspekulasi apakah keempat pekerja toko yang ditembak merupakan sasaran terencana pelaku.

Saksi mata melaporkan, para pengunjung pusat perbelanjaan berlarian akibat panik, ketika terdengar suara tembakan. Saksi mata melaporkan juga, perintah yang diberikan polisi sangat membingungkan.

"Pengumuman pertama adalah perintah menutup toko dan membiarkan semua orang keluar. Tak lama sesudah pengumuman pertama, mereka mengatakan toko-toko dapat dibuka lagi," kata pekerja mall Joonatan Hongel kepada kantor berita Associated Press. Ditambahkannya, lima menit kemudian ada pengumuman lagi untuk menutup toko dan semua orang diminta keluar.

Peristiwa penembakan yang terjadi menjelang tengah hari Kamis (31/12) mengagetkan pengunjung yang berbelanja pagi. Seorang saksi mengatakan kepada stasiun penyiaran pemerintah YLE bahwa seorang laki-laki berpakaian hitam menembaki orang-orang di lantai dua pusat pertokoan. "Banyak orang yang menangis dan banyak penjual yang kebingungan dan panik," demikian diceritakan seorang saksi.

Ratusan pekerja pertokoan dan para pengunjung dievakuasi ke perpustakaan dan pos pemadam kebakaran dekat lokasi kejadian. Kereta dalam kota yang menuju pusat pertokoan itu dihentikan dan sejumlah helikopter mengitari wilayah lokasi kejadian. Polisi langsung melakukan pengejaran pelaku yang bersenjata berat.

Setelah beberapa jam, sesosok jenazah ditemukan di kediaman Shkupolli. Polisi kemudian mengkonfirmasi jenazah itu adalah jenazah pelaku yang tewas bunuh diri.

Sumber kepolisian di Kosovo mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa Shkupolli adalah pria etnis Albania yang meninggalkan Kosovo November lalu. Disebutkan, Shkupolli berada di Finlandia dengan visa Serbia yang dikeluarkan di Helsinki.

Finlandia, negara berpenduduk 5,3 juta orang, punya tradisi berburu dan berada di posisi ke-5 di dunia dalam jumlah kepemilikan senjata api pribadi. Sekitar 1,6 juta senjata api tersebar di masyarakat Finlandia.

Pekerja sosial dan pemuka agama menyerukan agar pemerintah mengetatkan peraturan kepemilikan senjata api, pengawasan lebih ketat terhadap situs internet dan mempererat ikatan sosial antar warga Finlandia. Negara di Eropa utara itu terkenal dengan tingkat bunuh diri yang tinggi, peminum alkohol berat, dan kekerasan domestik.

Presiden Finlandia Tarja Halonen dan Perdana Menteri Matti Vanhanen menyatakan belasungkawa pada keluarga korban penembakan di Espoo. Dalam pesan singkatnya, Vanhanen menyinggung tingginya jumlah senjata tangan di Finlandia dan bertekad untuk menyelidiki kasus penembakan itu dengan 'fokus pada senjata tanpa izin dan bagaimana pelaku mendapatkan senjata'.

LS/ML/ap/rtr/afp/dpa