Penembakan massal yang menewaskan 9 siswa di Oregon adalah ekses dari peraturan pemilikan senjata api yang longgar. Presiden Obama kembali imbau warga untuk menekan legislator memperketat aturan senjata api.
Iklan
Aksi penembakan massal di Amerika Serikat kembali mencuat jadi kepala berita. Sedikitnya 9 siswa di Umpqua Community College di Roseburg, Oregon, tewas dan 20 mahasiswa lainnya dilaporkan terluka dalam aksi amuk itu. Pelakunya, seorang lelaki berusia 26 tahun yang diidentifikasi sebagai Chris Harper Mercer, dilaporkan berhasil ditembak mati oleh polisi. D
ata yang dilansir kelompok advokasi "Everytown for Gun Safety" serta harian The Boston Globe menunjukan, sejak penembakan di Newton, Connecticut yang menewaskan 20 siswa dua tahun silam, tercatat terjadi 141 kasus penembakan di sekolah, alias rata-rata satu kasus kekerasan bersejata per minggu.
Presiden Barack Obama yang sudah berusaha menerapkan regulasi pemilikan senjata lebih ketat pasca serangan di Newmont, kembali menyerukan aksi untuk meredam kekerasan bersenjata di sekolah-sekolah. Ia mengkhawatirkan aksi penembakan semacam itu akan jadi hal rutin di kampus-kampus AS. Sejauh ini upaya Obama itu terutama dihadang kelompok lobby senjata dan perhimpunan warga serta partai oposisi Republik, hingga tenggelam gaungnya.
Cek kesehatan mental
Jonathan Metzl pakar tindak kekerasan bersenjata dan kesehatan mental dari Vanderbilt University di Tenesse mengungkapkan kepada DW, peristiwa penembakan massal semacam itu adalah ekses dari peraturan pemilikan senjata yang longgar di AS. Dan tren menunjukan kasus makin sering. Metzl menambahkan, seharusnya ada aturan ujian dan "screening" seperti pada pembuatan surat izin mengemudi, agar orang-orang dengan rekam jejak kekerasan bersenjata dicegah memperoleh senjata. "Namun ada loby kuat berlatar kepentingan bisnis yang menghambat aturan itu," ujar pakar kesehatan mental dari AS itu.
Eksportir Senjata Terbesar di Dunia
Cina merangsek ke posisi tiga besar dunia sebagai eksportir senjata terbesar di Dunia. Penjualan senjata oleh Cina meroket sejak 2005. Inilah daftar lengkap yang disusun Stockholm International Peace Research Institute
Foto: AP
1. Amerika Serikat
Ekspor senjata AS meningkat sebanyak 23 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014. Dari 94 negara yang menjadi konsumen senjata AS, penerima terbesar adalah Asia dan Oseania dengan 43%. Sementara 32 persen dijual ke Timur Tengah dengan Israel dan Arab Saudi yang paling getol berbelanja. Primadona industri senjata AS adalah pesawat dan helikopter tempur, tank serta berbagai jenis senjata api dan roket.
Foto: Reuters
2. Rusia
Sebanyak 56 negara melengkapi alutistanya dengan produk buatan Rusia. Negeri beruang merah itu saat ini menguasai 27 persen perdagangan senjata di dunia. India, Cina dan Aljazair adalah pembeli terbesar dengan 60 persen. Pesawat tempur, tank, kapal selam nuklir dan senapan serbu adalah jenis senjata yang paling banyak menemui pembeli.
Foto: picture-alliance/dpa
3. Cina
Pakistan (41%), Bangladesh (16%) dan Myanmar (12%) adalah pelanggan terbesar Cina. Sejak 2005 negeri tirai bambu itu meningkatkan ekspor senjatanya sebanyak 143 persen. Belum lama ini Venezuela membeli kendaraan lapis baja serta pesawat latihan. Sementara Aljazair membeli tiga kapal fregat, Indonesia memesan ratusan peluru kendali anti kapal perang dan Nigeria membeli pesawat tempur nirawak
Foto: Reuters
4. Jerman
Berbeda dengan tiga negara teratas, neraca ekspor senjata Jerman turun 43% sejak 2005. Sejauh ini negeri di jantung Eropa itu menjual senjata ke 55 negara, dengan Eropa sebanyak 30%, Asia dan Oseania 26% dan Amerika 24%. Amerika Serikat, Israel dan Yunani adalah konsumen terbesar. Kebanyakan membeli tank, senjata laras panjang dan kapal selam.
Foto: picture-alliance/dpa
5. Perancis
Layaknya Jerman, ekspor senjata Perancis berkurang sebanyak 27% sejak 2005. Importir terbesar adalah Maroko, Cina dan Uni Emirat Arab. Baru-baru ini Paris membatalkan penjualan kapal serbu amfibi dari kelas Mistral kepada Rusia menyusul konflik Ukraina. Namun neraca negatif tersebut diimbangi dengan penjualan 24 pesawat tempur Dassault Rafale dan sebuah kapal fregat ke Mesir.
Foto: J.-S.Evrard/AFP/Getty Images
6. Inggris
Tanpa Arab Saudi, industri senjata Inggris akan gulung tikar. Negeri para emir itu menyerap 41% produksi senjata Inggris. Pesawat tempur Eurofighter Typhoon, helikopter pengangkut Lynx, kapal selam kelas Astute, senjata laras panjang SA80 dan berbagai sistem persenjataan untuk pesawat tempur modern adalah dagangan terbesar negeri kepulauan tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa
7. Spanyol
Kecuali pesawat angkut militer Airbus A400M Atlas yang diproduksi bersama negara-negara Eropa lainnya, penjualan terbesar industri alutista Spanyol adalah pesawat angkut CASA dan pengangkut personel lapis baja Pegaso BMR. Tercatat militer Mesir dan Arab Saudi memiliki sekitar 460 kendaraan beroda enam itu. Australia sejauh ini adalah pembeli terbesar dengan 24%.
Foto: AP
7 foto1 | 7
Sejauh ini polisi masih mengusut motif dari aksi penembakan massal itu. Dari para saksi mata dan korban cedera diperoleh informasi bahwa pelaku menanyakan agama korbannya, sebelum ia melakukan eksekusi berdarah dingin. "Sasaran penembakan adalah mereka yang beragama Kristen." kata seoran mahasiswi yang mengalami luka tembak dan berhasil diselamatkan karena pura-pura mati. Pelaku juga sudah mengumumkan niatnya lewat akun pribadinya di internet.