1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes di Athena Renggut Korban Jiwa

5 Mei 2010

Rencana penghematan Yunani picu aksi protes masal yang berubah menjadi kerusuhan berdarah. Tiga orang tewas dalam kerusuhan di Athena, Rabu (05/05).

Demonstrasi di Athena, Rabu (05/05)Foto: AP

Berbagai serikat kerja mengorganisir pemogokan masal karena khawatir program penghematan tidak akan dilaksanakan secara adil.

Kerusuhan berdarah di Athena hari Rabu (05/05) yang merenggut tiga korban jiwa, semakin memperuncing krisis di Yunani. Aksi protes besar-besaran menentang program penghematan sejumlah 30 miliar Euro mengancam upaya penyelamatan negara pengguna mata uang Euro yang sedang terjebak hutang menggunung itu. Dalam sebuah aksi pembakaran sebuah bank di pusat kota Athena, tiga pegawai bank tewas. Ketiga pegawai itu terkurung api yang disulut demonstran.

Parlemen Yunani hari Kamis ini (06/05) melakukan pemungutan suara bagi program penghematan yang merencanakan pemangkasan gaji dan menaikkan pajak. Program ini merupakan hasil perundingan antara pemerintah Yunani dengan negara-negara pengguna mata uang Euro dan Dana Moneter Internasional agar dapat memperoleh bantuan kredit sebesar 110 miliar Euro. Rabu kemarin (05/05) ketua parlemen Yunani, Philippos Petsalikos menghentikan persidangan sebentar untuk mengheningkan cipta guna menghormati ketiga korban tewas: "Tindak kekerasan adalah ancaman bagi dasar dan fungsi demokrasi Yunani. Kekerasan menghancurkan eksistensi seluruh negeri ini."

Bom molotov yang dilemparkan demonstranFoto: AP

Aksi protes yang sempat tak terkendalikan

Presiden Dewan Uni Eropa Herman Van Rompuy juga menyatakan duka cita atas tewasnya korban dalam aksi protes di Athena. Di Brussel di sela-sela KTT UE-Kanada, ia mengatakan: "Ibu-ibu dan bapak-bapak, kita semua cemas atas keadaan ekonomi dan anggaran belanja Yunani. Namun saat ini kita mengenang korban jiwa yang jatuh di Athena."

Lebih dari 100.000 demonstran turun ke jalan di Athena hari Rabu (05/05). Awalnya aksi itu berjalan damai, tetapi kemudian ratusan kelompok pengacau dan demonstran yang gusar mencoba menyerbu gedung parlemen. Polisi terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Orang-orang melarikan diri dalam kepanikan. Di berbagai lokasi terjadi bentrokan, toko-toko dirusak dan kendaraan pemancar televisi dibakar. Juga di Thessaloniki dan kota-kota lainnya ribuan orang turun ke jalan. Seorang warga mengatakan: "Mereka yang kaya yang seharusnya membayar untuk keadaan kacau balau ini, tidak dituntut. Kami yang diminta membayar semua ini."

Pemadam kebakaran mencoba memadamkan api pada mobil yang terbakarFoto: AP

Pemogokan masal lumpuhkan Yunani

Situasi di berbagai kawasan di Athena terancam tidak dapat dikendalikan. Batu dan bom molotov beterbangan. Sedikitnya dua gedung terbakar. Menurut media, aksi protes ini merupakan yang terbesar pada 20 tahun terakhir ini.

Pada spanduk-spanduk yang dibawa demonstran terpancang tulisan: "IMF dan UE mencuri keberhasilan sosial kita yang berusia 100 tahun," atau "Biarkan yang kaya yang membayar krisis ini". Sementara itu, kegiatan publik di Yunani nyaris lumpuh akibat aksi protes dan pemogokan selama 24 jam. Sejak Selasa tengah malam (04/05) lalu lintas udara, feri dan kereta api terhenti di seluruh Yunani. Sekolah-sekolah dan kantor-kantor tutup. Rumah sakit hanya melayani kasus gawat darurat. Karena perhimpunan wartawan juga ikut berdemonstrasi, siaran radio dan televisi hanya terbatas. Hari Kamis ini (06/05) koran tidak akan terbit.

Namun, setelah merenggut tiga korban jiwa, kubu serikat-serikat pekerja mengalami schock karena demonstrasi yang mereka lancarkan, berkembang menjadi aksi kekerasan. Tampaknya mereka tidak memperhitungkan hal ini.

CS/AS/dpa/afd

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait