1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes di Wall Street Berlanjut

4 Oktober 2011

Masalah keuangan Amerika Serikat akhir-akhir ini sepertinya terlupakan. Tidak demikian bagi beberapa pihak. Sejak beberapa minggu, demonstran menduduki kawasan Wall Street.

Kamp demonstran di Wall StreetFoto: Annika Krempel

Dimana-mana tampak kantung tidur, kasur dan poster. Para demonstran mendirikan kamp di dekat pasar bursa New York. Gerakan ini menamakan diri mereka 'Occupy Wall Street' - 'duduki Wall Street'. Di hari-hari tertentu, ada ratusan orang disana. Setiap hari semakin banyak yang datang.

Kesenjangan Kaya dan Miskin

Di poster-poster tertera 'Kami lah 99 persen itu'. Ini masalah utama para demonstran. Katie, salah seorang diantara mereka menjelaskan : "Di masyarakat ada kesenjangan antara 99 persen warga kelas bawah, dan satu persen kelas atas yang terus mengambil lebih banyak tetapi tidak memberikan apapun."

Para demonstran memprotes korupsi, perang dan angka pengangguran. Mereka khususnya frustasi menyangkut meningkatnya kesenjangan sosial. 'American Dream' yang membanggakan negara, dimana setiap orang yang bekerja bisa hidup dengan nyaman hampir tidak eksis lagi.

Kyle juga turut berdemonstrasi. Ia berusia 25 tahun dan sejak bertahun-tahun ia tidak mendapatkan pekerjaan. "Kami memprotes, bahwa pelobi dan orang-orang terkaya di negara ini memiliki hak berbicara lebih banyak dalam demokrasi kami dibandingkan rakyat lain. Sayangnya, sistem politik tidak membantu kami. Pemilu hampir tidak memiliki pengaruh lagi. Kami tidak bisa melakukan apa-apa." 

Aksi Protes Merambat Ke Seluruh Wilayah

Protes dengan cara ini tidak lazim di Amerika Serikat. Warga Amerika jauh lebih jarang turun ke jalan dibandingkan di Eropa. Tetapi, demonstrasi ini memecahkan rekor dari lamanya protes. Sejak hampir tiga minggu aksi protes terus berlangsung. Hari Sabtu lalu (1/10), media menyoroti ratusan demonstran yang ditahan karena memblokir jembatan Brooklyn.

Hero yang telah turut serta dari hari pertama mengatakan, mereka akan terus melanjutkan demonstrasi. Seharusnya, warga Amerika turun ke jalan sudah sejak tiga tahun yang lalu. "Dulu warga masih punya harapan, bahwa situasi akan menjadi lebih baik dan paket konjungtur bisa membantu. Kini mereka sadar, bahwa tidak ada yang berubah. Politisi selalu melakukan hal yang sama yang sebelumnya juga tidak membantu. Kenapa terus bertahan melakukannya?"

Jika perang antar kelas terus berlanjut, bisa pecah kerusuhan sosial. Aksi protes di New York kini diikuti oleh beberapa kota lain. Kota-kota seperti Chicago, Los Angeles atau Pittsburgh juga menggelar demonstrasi 'duduki Wall Street'. Di jejaring sosial Facebook, gerakan ini telah memiliki 70 ribu pendukung.

Annika Krempel / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Agus Setiawan

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait