Demo KTT APEC di San Francisco Mencakup Berbagai Isu Politik
13 November 2023
Minggu (12/11) di San Fransisco, para pengunjuk rasa memprotes pertemuan para pemimpin politik lintas Asia Pasifik dengan berbagai macam isu politik hingga tuntutan gencatan senjata bagi Israel-Hamas.
Iklan
Kerumunan massa berkumpul pada hari Minggu (12/11) di San Francisco, AS, untuk memprotes pertemuan para pemimpin politik lintas Asia Pasifik dengan membawa berbagai macam isu politik, termasuk tuntutan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.
Para pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun depan Gedung Ferry San Francisco, yang merupakan pintu gerbang menuju kota tersebut, dengan membawa berbagai spanduk dan poster-poster yang menentang forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), seraya menyerukan perubahan ekonomi dan isu lingkungan hidup, serta mengibarkan bendera Palestina.
Sebagian lainnya menentang industri minyak dan mendukung para aktivis buruh serta hak-hak imigran. Kerumunan massa terlihat meluas di sepanjang Market Street, saat aksi unjuk rasa dimulai pada sore hari.
Tabuhan genderang menghidupkan suasana parade. Sebagai tuan rumah bagi perlawanan budaya tahun 1960-an, San Francisco tetap mempertahankan sensibilitas antiotoriter mereka, bahkan di saat perusahaan-perusahaan teknologi dan para karyawannya telah menjadikan kota ini sebagai ‘influencer' dunia.
Rusia dan Ukraina: Kronik Perang yang Tidak Dideklarasikan
Akar konflik antara Rusia dan Ukraina sangat dalam. Semuanya diyakini bermuara pada keengganan Rusia untuk menerima kemerdekaan Ukraina.
Foto: Maxar Technologies via REUTERS
Berkaitan, tetapi tak sama
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina memiliki sejarah sejak Abad Pertengahan. Kedua negara memiliki akar yang sama, pembentukan negara-negara Slavia Timur. Inilah sebabnya mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kedua negara itu sebagai "satu orang". Namun, sebenarnya jalan kedua negara telah terbagi selama berabad-abad, sehingga memunculkan dua bahasa dan budaya — erat, tapi cukup berbeda.
Foto: AP /picture alliance
1990-an, Rusia melepaskan Ukraina
Ukraina, Rusia, dan Belarus menandatangani perjanjian yang secara efektif membubarkan Uni Soviet pada Desember 1991. Moskow sangat ingin mempertahankan pengaruhnya di kawasan itu dan melihat Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) yang baru dibentuk sebagai alat untuk melakukannya. Sementara Rusia dan Belarus membentuk aliansi yang erat, Ukraina semakin berpaling ke Barat.
Foto: Sergei Kharpukhin/AP Photo/picture alliance
Sebuah perjanjian besar
Pada tahun 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani Treaty on Friendship, Cooperation and Partnership, yang juga dikenal sebagai "Perjanjian Besar". Dengan perjanjian ini, Moskow mengakui perbatasan resmi Ukraina, termasuk semenanjung Krimea,kawasan hunian bagi mayoritas etnis-Rusia di Ukraina.
Krisis diplomatik besar pertama antara kedua belah pihak terjadi, saat Vladimir Putin jadi Presiden Rusia masa jabatan pertama. Pada musim gugur 2003, Rusia secara tak terduga mulai membangun bendungan di Selat Kerch dekat Pulau Tuzla Ukraina. Kiev melihat ini sebagai upaya Moskow untuk menetapkan ulang perbatasan nasional. Konflik diselesaikan usai kedua presiden bertemu.
Foto: Kremlin Pool Photo/Sputnik/AP Photo/picture alliance
Revolusi Oranye
Ketegangan meningkat selama pemilihan presiden 2004 di Ukraina, dengan Moskow menyuarakan dukungannya di belakang kandidat pro-Rusia, Viktor Yanukovych. Namun, pemilihan itu dinilai curang. Akibatnya massa melakukan Revolusi Oranye atau demonstrasi besar-besaran selama 10 hari dan mendesak diadakannya pemilihan presiden ulang.
Foto: Sergey Dolzhenko/dpa/picture alliance
Dorongan bergabung dengan NATO
Pada tahun 2008, Presiden AS saat itu George W. Bush mendorong Ukraina dan Georgia untuk memulai proses bergabung dengan NATO, meskipun ada protes dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Jerman dan Prancis kemudian menggagalkan rencana Bush. Pada pertemuan puncak NATO di Bucharest, Rumania, akses dibahas, tetapi tidak ada tenggat waktu untuk memulai proses keanggotaan.
Foto: John Thys/AFP/Getty Images
Tekanan ekonomi dari Moskow
Pendekatan ke NATO tidak mulus, Ukraina melakukan upaya lain untuk meningkatkan hubungannya dengan Barat. Namun, musim panas 2013, beberapa bulan sebelum penandatanganan perjanjian asosiasi tersebut, Moskow memberikan tekanan ekonomi besar-besaran pada Kiev, yang memaksa pemerintah Presiden Yanukovych saat itu membekukan perjanjian. Aksi protes marak dan Yanukovych kabur ke Rusia.
Foto: DW
Aneksasi Krimea menandai titik balik
Saat kekuasaan di Kiev kosong, Kremlin mencaplok Krimea pada Maret 2014, menandai awal dari perang yang tidak dideklarasikan antara kedua belah pihak. Pada saat yang sama, pasukan paramiliter Rusia mulai memobilisasi pemberontakan di Donbas, Ukraina timur, dan melembagakan "Republik Rakyat" di Donetsk dan Luhansk. Setelah pilpres Mei 2014, Ukraina melancarkan serangan militer besar-besaran.
Gesekan di Donbass terus berlanjut. Pada awal 2015, separatis melakukan serangan sekali lagi. Kiev menuding pasukan Rusia terlibat, tetapi Moskow membantahnya. Pasukan Ukraina menderita kekalahan kedua, kali ini di dekat kota Debaltseve. Mediasi Barat menghasilkan Protokol Minsk, sebuah kesepakatan dasar bagi upaya perdamaian, yang tetap belum tercapai hingga sekarang.
Foto: Kisileva Svetlana/ABACA/picture alliance
Upaya terakhir di tahun 2019
KTT Normandia di Paris pada Desember 2019 adalah pertemuan langsung terakhir kalinya antara Rusia dan Ukraina. Presiden Vladimir Putin tidak tertarik untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Rusia menyerukan pengakuan internasional atas Krimea sebagai bagian dari wilayahnya, menuntut diakhirinya tawaran keanggotaan NATO bagi Ukraina dan penghentian pengiriman senjata ke sana. (ha/as)
Foto: Jacques Witt/Maxppp/dpa/picture alliance
10 foto1 | 10
AS klaim akan jadi 'tuan rumah yang baik' bagi Rusia di KTT APEC
Walaupun secara politis kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mungkin dilakukan, Wakil Perdana Menteri (PM) Alexei Overchuk akan mewakili Rusia pada forum KTT APEC mendatang.
"Dia (Overchuk) akan diperlakukan sebagai kepala delegasi, dan dia akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi penuh dalam acara-acara minggu ini," kata Matt Murray, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang bertanggung jawab atas APEC, kepada AFP.
"Kami secara konsisten mengatakan bahwa kami ingin menjadi tuan rumah yang baik untuk APEC," kata Murray, seraya menambahkan, "namun kami akan melakukannya sesuai dengan hukum dan peraturan AS. Dan partisipasi Rusia, jelas, terbentuk seperti itu, karena adanya sanksi."
Murray juga mengakui bahwa Overchuk "jelas tidak akan berada di level yang sama" dalam protokol diplomatik, seperti para kepala negara dan pemerintahan lain yang akan datang ke APEC.
Polisi: Akan ada lebih banyak protes selama KTT APEC berlangsung
Polisi setempat memperkirakan akan ada lebih banyak protes selama forum KTT APEC berlangsung, yang akan dimulai pada hari Rabu (15/11) dengan pertemuan kedua kalinya antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping, selama Biden menjabat sejak Januari 2021.
Aksi unjuk rasa ini diperkirakan menjadi semakin konfrontatif pada hari Rabu (15/11) mendatang, di mana para pengunjuk rasa menyerukan untuk memblokir para peserta forum APEC agar tidak memasuki pusat konferensi di San Francisco.
"Masyarakat kita sedang dalam kekacauan," kata Roberto Ruiz, berusia 53 tahun, yang merupakan seorang musisi di alun-alun Ferry pada hari Minggu (12/11).
Ruiz menambahkan bahwa, "ada banyak orang di jalanan yang tidak memiliki rumah. Uang itu seharusnya dapat digunakan untuk mereka."
Menurut dara dari perhitungan tahun 2022 yang dipublikasikan di situs web kota, sebanyak 3.000 orang mungkin tinggal di jalanan. San Francisco juga pulih dari pandemi COVID-19 lebih lambat daripada kota-kota lain, yang menyebabkan beberapa perusahaan retail besar banyak meninggalkan Market Street.
kp/hp (Reuters, AFP)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.