1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Teror Guncang India

(AP/dpa/rzn)30 Oktober 2008

Sedikitnya 50 orang tewas akibat rentetan ledakan di timur laut India. Diduga kelompok separatis berada di balik aksi teror tersebut. PM Manmohan Singh segera menetapkan situasi darurat dan melarang warganya berpergian

Empat ledakan terjadi di ibukota GuwahatiFoto: AP

Sedikitnya delapan belas ledakan mengguncang negara bagian Assam di timur laut India. Empat bom meledak di ibukota Guwahati, sementara sisanya di wilayah barat Assam. Sampai berita ini diturunkan, sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas, sementara 300 lainnya mengalami luka-luka.

Rentetan ledakan di kota Guwahati, dan beberapa kota lainnya di bagian barat Assam terjadi dalam kurun waktu satu jam setelah pukul 11:00 waktu setempat. 15 orang tewas akibat bom yang meledak di kompleks pengadilan dan di tengah keramaian sebuah pasar di pinggir kota Guwahati.

Pihak kepolisian dikabarkan masih menyusuri lokasi kejadian untuk mencari sisa bom yang belum meledak. Sementara korban lainnya menyebar di beberapa kota besar di Assam.

Seorang penduduk menyeret korban ledakan di GuwahatiFoto: AP

Serangan Balasan

Sampai saat ini belum ada satupun kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian ledakan tersebut. Pihak kepolisian sendiri mencurigai gerakan separatis Front Uni Pembebasan Assam atau ULFA berada di belakang aksi teror tersebut.

ULFA sebenarnya sudah mengumumkan gencatan senjata dengan pemerintah India. Namun belakangan pihak kepolisian memulai serangan baru dan berhasil menewaskan sejumlah pejuang ULFA. Lingkaran dinas rahasia India sendiri meyakini serangkaian bom yang terjadi merupakan bentuk balas dendam ULFA.

"Tidak ada satu kelompok pun yang mampu mengglar aksi serangkaian ledakan di banak tempat sekaligus dengan koordinasi sempurna selain ULFA," tandas seorang kepala polisi.

Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan kelompok ekstrimis Islam yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan tersebut. Kepolisian berdalih, terdapat kesamaan pada pola ledakan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya di sejumlah tempat di India dan di Pakistan. Pada waktu itu, kelompok ekstrimis Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Perdana Menteri India, Manmohan Singh segera mengutuk aksi teror tersebut dan mengumumkan situasi darurat. "Negara kita berkembang sangat pesat. Tapi ada beberapa kekuatan yang mencoba mengancam dan memecah belah rakyat dan negara melalui aksi teror. Kita harus memerangi tindakan pengceut ini," tukasnya seperti disiakan stasiun televisi NDTV.

Sasaran Teror

PM Manmohan Singh menetapkan situasi daruratFoto: AP

Pemberontakan ULFA dimulai sejak 1979. Sampai saat ini diperkirakan 10.000 korban berjatuhan akibat pertempuran- demi pertempuran antara milisi pemberontak dengan tentara pemerintah.

Meskipun mengaku berjuang demi kepentingan penduduk asli Assam, dukungan dan simpati masyarakat setempat terhadap kelompok pemberontak mulai jauh berkurang. Bulan Januari tahun lalu, ULFA menggelar serangkaian serangan di Assam. 73 orang tewas, kebanyakan pekerja migran dan penduduk miskin.

Sejak beberapa bulan lalu India berkali-kali dijadikan sasaran aksi teror kelompok pemberontak dan ekstrimis Islam. Terakhir aksi bom mengguncang kota Impal, merenggut 17 nyawa dan melukai 30 orang lainnya. Pertengahan September lalu sedikitnya 20 orang tewas akibat rentetan bom yang meledak di New Delhi.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait