1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Akui Kewargaan Teroris, Pejabat Pakistan Dipecat

8 Januari 2009

Penasihat Keamanan Pakistan yang dipecat menyatakan, pengakuannya atas kewargaan para pelaku teror Mumbai diputuskan lembaga-lembaga keamanan.

Ajmal Qasab, satu-satunya pelaku serangan Mumbai yang hidup.Foto: AP

Perdana Menteri Pakistan memecat Ketua Dewan keamanan Nasional Mahmud Ali Dirrani, menyusul pernyataannya yang membenarkan bahwa para pelaku serangan teror Mumbai adalah warga Pakistan.

Pemerintah India sejak lama tegas menyebut, para penyerang Mumbai semuanya warga Pakistan yang terkait kelompok Lashkar e Thaiba yang berkubu di Kashmir Pakistan. Pemerintah pakistan selalu berkilah bahwa tidak ada bukti soal itu. Namun hari Rabu /7/01), Ketua Dewan Keamanan Nasional Pakistan Mahmud Ali Durrani memberikan pembenaran dalam sebuah wawancara. Khususnya mengenai Mohamad Ajmal Amir Qasab, satu-satunya yang hidup dari 10 pelaku serangan Mumbai. Disebutkan Ali Durrani

"Ya, saya harus mengakuinya. Karena saya kira, bisa jadi benar, bahwa misalnya Qasab memang memiliki berbagai hubungan dengan Pakistan. Jadi tidak bisa lagi disangkal dengan mengatakan bahwa tak terdapat kaitan sama sekali dengan Pakistan."

Ini merupakan pengakuan positif pertama pejabat pakistan mengenai keterlibatan warganya. Hal ini diikuti pula pernyataan Menteri Luar Negeri dan Informasi Pakistan, mengukuhkan pula bahwa Mohamad Ajmal Amir Qasab memang warga Pakistan. Berbeda dengan penyangkalan Pakistan berbulan-bulan sebelum itu, yang berdalih bahwa nama Mohamad Ajmal Amir Qasab tak ada dalam catatan kependudukan mereka.

Pernyataan Durrani terasa sebagai angin baru dalam hubungan India-Pakistan yang menegang sejak serangan Mumbai. Namun cuma sekejap. Hanya dalam hitungan jam, Mahmood Ali Durani justru dipecat.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani mengumumkan pemecatan itu dengan alasan, sebagai penasihat keamanan nasional Ali Durrani telah bersikap tidak bertanggung jawab. Ali Durani dinilai mengabaikan kepercayaan perdana menteri dan jajaran pemerintahan lain, khususnya dalam koordinasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keamanan nasional.

Namun Ali Durani membantah dikatakan tidak berkoordinasi. Katanya, pengungkapan jati diri pelaku serangan Mumbai sebagai warga Pakistan sudah diputuskan oleh badan-badan keamanan Pakistan. Karena menyembunyikan kenyataan itu merupakan tindakan yang tidak masuk akal. Masalahnya, kata Ali Durani, Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani tidak menaruh perhatian, pada saat itu berada di Lahore dan tidak tahu menahu soal itu.

Masalah ini memunculkan spekulasi mengenai adu kekuatan di kalangan elit politik Pakistan. Khususnya antara kubu Perdana Menteri Yousof Gilani yang cenderung lebih dekat ke militer dengan kubu Presiden Asif Ali Zardari yang dianggap lebih pro barat. Sementara Mahmud Ali Dirani dipandang merupakan orang dekat presiden.

Durrani berpendapat, pengakuan bahwa pelaku serangan Mumbai adalah memang warga Pakisrtan, akan menurunkan ketegangan antara India dan Pakistan yang sekarang berada di titik nadir. Dikatakannya, apa yang dia ungkapkan merupakan yang terbaik bagi Pakistan, dan terbaik bagi perdamaian Pakistan dan India. Namun itu membuatnya dipecat.

Hal ini makin membuat India tidak sabar. Menteri lauar Negeri India menuding pemerintah Pakistan menunjukan sikap membandel terhadap tuntutan dunia internasional untuk mengadili para pelaku teror.

Dalam pernyataan di Chenai, hari kamis, Menteri Luar Negeri India Pranab Mukerjhee bahkan menyebut Pakistan bersikap plin-plan mengenai kebangsaan para teroris pelaku serangan Mumbai.

Dikatakan Pranab Mukherjee, satu-satunya pelaku yang hidup, Mohamad Ajmal Amir Qasab, mengaku dengan jelas mengenai asal-usulnya, di mana ia memperoleh latihan kemiliteran dan persenjataan, di mana kelompoknya berlokasi. Namun dengan segala pengakuan dan bukti yang begitu terang itu, reaksi pemerintah Pakistan melingkar-lingkar.

Dalam pernyataan di Chenai, hari kamis, Menteri Luar Negeri India Pranab Mukerjhee bahkan menyebut Pakistan bersikap plin-plan mengenai kebangsaan para teroris pelaku serangan Mumbai.


Dikatakan Pranab Mukherjee, satu-satunya pelaku yang hidup, bernama Mohamad Ajmal Amir Qasab, mengaku dengan jelas mengenai asal-usulnya, di mana ia memperoleh latihan kemiliteran dan persenjataan, di mana kelompoknya berlokasi. Namun dengan segala pengakuan dan bukti yang begitu terang itu, reaksi pemerintah Pakistan melingkar-lingkar.

"Ketimbang mengalihkan masalahnya terus menerus ke hal-hal lain, mereka seharusnya memusatkan perhatian pada upaya memecahkan persoalan sebenarnya, bagaimana memberantas terorisme, dan mengadili para dalang serangan terorisme Mumbai".


(gg)