Akun Faceboook dan Instagram Trump Akan Dipulihkan
26 Januari 2023
Meta mengaku telah mengambil tindakan untuk mencegah "pelanggar berulang" menyalahi aturan di platformnya, dan mengingatkan jika Trump mengunggah lagi konten yang menyalahi aturan, akunnya terancam diblokir kembali.
Iklan
Induk perusahaan Facebook, Meta, mengumumkan pada Rabu (25/01) akan memulihkan akun mantan presiden AS Donald Trump di platform mereka "dalam beberapa minggu mendatang.”
Meta mengklaim telah menambahkan "pagar baru” untuk memastikan tidak ada lagi "pelanggar berulang” yang menyalahi aturan mereka.
Meski begitu, Nick Clegg yang menjabat sebagai presiden urusan global Meta, dalam sebuah unggahan blog pada Rabu (25/01) menulis: "Jika Tuan Trump lebih lanjut mengunggah konten yang menyalahi aturan, konten tersebut akan dihapus dan akunnya akan ditangguhkan selama satu bulan sampai dua tahun, tergantung pada beratnya pelanggaran.”
Meta mengikuti jejak Twitter yang sebelumnya telah mengaktifkan kembali akun Trump pada November lalu. CEO Twitter Elon Musk saat itu mengunggah sebuah jajak pendapat untuk mengambil keputusan. Meski dengan selisih tipis, hasil jajak pendapat setuju akun Trump dipulihkan.
Mengapa akun Trump diblokir?
Akun media sosial Trump sebelumnya ditangguhkan tak lama setelah pendukungnya menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 silam.
Twitter kala itu mengatakan, dua cuitan Trump melanggar kebijakan perusahaan karena dinilai mengagungkan kekerasan.
Sementara Facebook, Instagram, dan YouTube ikut menangguhkan akun Trump di tengah kekhawatiran bahwa Trump mungkin akan menggunakan media sosial untuk memicu lebih banyak kerusuhan.
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
Reaksi Trump
Dalam sebuah unggahan di media sosial Truth Social miliknya, Trump mengatakan, pemblokiran semacam itu "seharusnya tidak pernah terjadi lagi pada presiden yang sedang menjabat.”
Pemblokiran akun Facebook Trump menjadi yang pertama di mana perusahaan memblokir akun kepala negara yang sedang menjabat karena melanggar aturan kontennya.
Pemulihan akun media sosial Trump muncul di saat Trump tengah menghadapi penyelidikan kriminal oleh Departemen Kehakiman AS.
Meski begitu, pemulihan ini akan menguntungkan Trump dalam kampanyenya untuk kembali berkuasa di 2024, mengingat Facebook dan Instagram telah menjadi platform utama untuk menjangkau massa dan menggalang dana politik secara online.