1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Al Qaida Culik Gubernur Aljazair

17 Januari 2012

Kelompok Al Qaida cabang Afrika Utara menyandera seorang Gubernur Aljazair. Penculikan terjadi di perbatasan dengan Libya. Demikian pernyataan kepolisian setempat hari Selasa (17/1).

Instabilitas politik Libya dimanfaatkan kelompok terorisFoto: dapd

Penculikan itu, merupakan kasus penyanderaan pejabat tertinggi yang pernah terjadi selama bertahun-tahun di Aljazair, dan menimbulkan kekhawatiran bahwa tergulingnya Muammar Gaddafi telah menciptakan instabilitas kawasan yang dimanfaatkan oleh kelompok teroris.

Para penculik dilaporkan menghentikan konvoi yang membawa Mohamed Laid Khelfi, yang merupakan Gubernur wilayah Illizi, pada Senin (16/1) siang, menyandera lalu membawanya menuju perbatasan Libya. Demikian pernyataan Menteri Dalam Negeri Aljazair sebagaimana dikutip media milik pemerintah.

Tidak ada penjelasan mengenai para penculik, hanya disebutkan bahwa mereka adalah tiga anak muda Aljazair yang identitasnya telah diketahui oleh pihak berwenang. Dalam pernyataannya, pemerintah setempat mengatakan “Semua telah diatur dan sumberdaya di semua tingkatan telah dikerahkan untuk menjamin bahwa Gubernur itu akan dibebaskan secepat mungkin“.

Dua pejabat Aljazair yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa sang Gubernur disandera oleh The Islamic Maghreb AQIM, organisasi cabang Al Qaida yang selama ini melakukan penyerangan, aksi bom bunuh diri dan penculikan di Aljazair dan negara tetangga yang ada di gurun Sahara.

“Sang Gubernur ada di tangan AQIM, yang telah menghubungi orangtuanya“ demikian kata pejabat setempat. Pejabat lainnya mengatakan bahwa kini Gubernur itu disandera di wilayah Libya, yang berjarak dekat dengan lokasi tempat ia diculik.

“Ini eskalasi yang sangat berbahaya yang menunjukkan bahwa kelompok teroris AQIM merasa nyaman dan kuat karena kekacauan di Libya“ kata Samer Riad, seorang ahli masalah keamanan Aljazair.

Aljazair telah memerangi kelompok pemberontak Islamis sejak duapuluh tahun terakhir. Memang pernah ada kasus pembunuhan atas pejabat tinggi, namun belum pernah ada kasus penculikan sebagaimana yang terjadi saat ini.

Beberapa bulan terakhir, pemerintah Aljazair sebagaimana beberapa negara barat lainnya, juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa kekosongan kekuasaan di Libya setelah tergulingnya Muammar Gaddafi, akan menjadi surga bagi kelompok teroris seperti AQIM yang selama ini memiliki sumber persenjataan untuk melakukan serangan. Hingga kini tidak ada komentar dari pemerintah Libya.

(rtr/ab/hp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait