1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India Dilanda Polusi Udara Terparah

4 November 2019

Polusi udara di New Delhi terparah dalam tiga tahun. Otoritas di India pun membatasi penggunaan kendaraan pribadi. Kendaraan plat ganjil beroperasi pada tanggal ganjil, sedangkan plat genap digunakan pada tanggal genap.

Indien Neu Delhi | Luftverschmutzung  druch Smog
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Swarup

New Delhi alami krisis polusi udara terparah dalam tiga tahun terahkhir. Memburuknya kualitas udara ini merupakan langganan ibu kota India tersebut saat musim dingin. Sensor di seluruh region pusat mencatat indeks kualitas udara lebih dari level 900, jauh lebih tinggi dari level 500 yang berketerangan "parah dan darurat." Penyebabnya tak lain adalah karena asap kendaraan, emisi industri dan asap pembakaran pertanian dari negara-negara tetangga. Dengan aturan ganjil genap yang akan diberlakukan selama dua minggu, diharapkan dapat terjadi pengurangan 1,2 juta kendaraan setiap harinya.

Otoritas setempat telah menyatakan darurat kesehatan dan meminta sekolah-sekolah ditutup. "Asap ada di mana-mana dan orang-orang, termasuk anak muda, anak kecil, orang tua sulit bernapas," kata Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal dalam unggahan video di laman Twitter-nya pada hari Minggu (3/11). "Mata terasa terbakar. Polusi sudah seburuk itu," lanjutnya.

Dalam kesempatan ini Kejriwal juga menginstruksikan pihak berwenang untuk membagikan masker wajah sembari menjuluki kota New Delhi sebagai 'kamar gas'. Kejriwal mendesak pemerintah pusat untuk bertindak karena menurutnya permasalahan ini adalah kesalahan mereka. 

Dampak lain polusi udara adalah pembangunan-pembangunan konstruksi di kota dihentikan sementara.

40% dari 17 ribu warga New Delhi ingin tinggalkan kota karena menderita iritasi mata, sakit tenggorokan, dan sesak napasFoto: DW/A. Ansari

Selain itu beberapa penerbangan juga dibatalkan akibat visibilitas yang rendah. Press Trust of India melaporkan, pada situs wisata bersejarah Taj Mahal telah ditempatkan sebuah mobil van yang dapat membersihkan udara karena dikhawatirkan polusi udara bisa merusak makam marmer dari abad ke-17.

Daniel Cass, Wakil Presiden Senior organisasi lingkungan nirlaba Vital Strategies, mengatakan kepada kantor berita AP, solusi pembatasan kendaraan "tidak bisa menjadi pengganti untuk mengatasi sumber kronis utama jangka panjang permasalahan polusi udara."

Menurutnya jumlah kendaraan bermotor roda dua yang harusnya dibatasi, karena jenis kendaraan ini terlalu banyak digunakan dan dibebaskan dari skema ganjil genap. Cass juga mengingatkan pentingnya investasi pada kendaraan umum.

Lembaga pemonitor kualitas udara India, SAFAR, memprediksi kualitas udara tidak akan membaik hingga akhir pekan ini. Permasalahan polusi udara ini membuat sebanyak 40 persen dari 17 ribu warga New Delhi ingin meninggalkan kota, berdasarkan survei yang diselenggarakan lembaga konsultan Local Circles. yp/ts  (ap, afp, independent)