Alasan Program Kompor Listrik Akhirnya Harus Dibatalkan
Detik News
28 September 2022
PT PLN (Persero) membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik. Langkah ini dilakukan demi menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.
Iklan
PT PLN (Persero) akhirnya membatalkan program kompor listrik, atau dikenal juga dengan kompor listrik induksi. Selama ini, program kompor listrik telah menjalani proses sosialisasi di sejumlah daerah.
Bahkan, digadang-gadang sebagai pengganti LPG 3 Kg. Nah, apa sebenarnya alasan PLN membatalkan program kompor listrik?
Dalam keterangan tertulis PLN, dikutip Rabu (28/09), program kompor listrik dibatalkan demi menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.
"PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Darmawan menambahkan, tarif listrik PLN tidak naik. Penetapan tarif listrik ini telah diputuskan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Tidak ada kenaikan tarif listrik. Ini untuk menjaga peningkatan daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi," sambung Darmawan.
Tri Mumpuni Pahlawan Listrik untuk Pelosok Indonesia
Tri Mumpuni dijuluki perempuan listrik dan mendapat ragam penghargaan internasional karena dianggap menjadi pahlawan yang menerangi desa terpencil. Ia membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro setidaknya di 65 desa.
Foto: IBEKA
Keluar masuk desa selama 30 tahun
Tri Mumpuni awalnya sering keluar masuk desa bersama suaminya Iskandar Budisaroso Kuntoadji untuk melihat sumber air yang melimpah. Namun, dari sana mereka mengalami secara langsung, banyak desa yang belum mendapat akses listrik dari PLN, padahal umumnya desa di Indonesia punya potensi berlimpah, yakni air.
Foto: Iman Baruna/DW
Teknologi sederhana untuk produksi listrik
Menurut perempuan kelahiran 1964 itu, selain berlimpah, posisi geografis desa di Indonesia umumnya cocok untuk mengembangkan PLTMH. Dengan memanfaatkan sungai yang memiliki perbedaan ketinggian, air bisa dialirkan untuk menggerakkan turbin yang tersambung ke generator. Dengan teknologi sederhana ini, Tri Mumpuni sudah membangun setidaknya 65 PLTMH di desa-desa terpencil.
Foto: IBEKA
Masa depan warga desa juga ikut terang
Melalui Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), lulusan Institut Pertanian Bogor tersebut tidak hanya menyediakan akses listrik. PLTMH yang dikembangkannya berbasis masyarakat, yang sebagian laba usahanya dikelola warga secara mandiri lewat koperasi. Para anggota koperasi bisa mendapat bantuan biaya sekolah, subsidi kesehatan, atau modal untuk usaha masyarakat desa.
Foto: Iman Baruna/DW
Anak muda masuk desa
“Kita masih kekurangan manusia yang berkualitas yang mau tinggal di desa dan membangun desa itu dengan cara yang benar. Itu kuncinya di situ,” tutur Tri Mumpuni menanggapi generasi muda yang lebih memilih untuk merantau ke kota. Itulah sebabnya, bersama pemerintah Provinsi Jawa Barat, ia mengembangkan program Patriot Desa untuk melatih generasi muda yang mau terjun membangun desa.
Foto: Iman Baruna/DW
Dipuji Obama, dihargai Pangeran Charles
“Dan kita mempunyai sociopreneur seperti Tri Mumpuni, yang membantu warga pedesaan di Indonesia untuk menghasilkan listrik...,“ kata Presiden AS ke-44, Barack Obama dalam Presidential Summit on Enterpreneuership 2010. Tri Mumpuni kerap mendapat penghargaan, salah satunya Ashden Awards 2012. Pangeran Charles memimpin organiasi asal Inggris yang fokus untuk energi ramah lingkungan itu.
Foto: privat
Komitmen seumur hidup
Meski sudah 30 tahun berkecimpung membangun desa, namun dari pengalamannya tak sedikit, desa yang dulu dikunjungi Tri Mumpuni masih saja belum banyak berubah. “Jadi saya merasa ya selama Allah masih ngasih sehat, ini ‘lifetime commitment', jadi komitmen seumur hidup. Saya pikir saya menikmati dan itu menjadi ‘passion’ saya,“ tuturnya kepada tim DW Indonesia. (ib/ts/rap)
Foto: Iman Baruna/DW
6 foto1 | 6
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik induksi belum berlaku tahun 2022. Pertimbangan ini diambil setelah pemerintah melihat langsung kondisi di lapangan.
"Setelah melihat langsung kondisi di lapangan terkait konversi kompor LPG 3 kg menjadi kompor listrik induksi, dapat saya sampaikan bahwa pemerintah belum memutuskan terkait program konversi kompor LG 3 kg menjadi kompor listrik induksi," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/09).
Ia pun menyampaikan program tersebut tidak akan diberlakukan tahun 2022. "Namun, dapat dipastikan bahwa program ini tidak akan diberlakukan di tahun 2022," tutur Airlangga. (ha)