Alexei Navalny: Seorang Blogger Menantang Putin
18 Juli 2013 Mesin molen merah yang menggilas menara abu-abu televisi Moskow. Ini gambar yang menyambut pengunjung situs internet “Dobraja Maschina Prawdy“ (Mesin kebenaran yang baik) milik Alexei Navalny. Gambar itu simbol kemenangan atas propaganda Kremlin. Baik di situs ini maupun di laman internet lain, Navalny menulis tentang korupsi yang meluas di negaranya. Blognya dibaca ratusan ribu orang.
Kebanyakan warga Rusia menilai korupsi sebagai kejahatan terbesar. Navalny selama bertahun-tahun mempublikasikan kasus-kasusnya, mulai dari penyelewengan dana oleh politisi regional hingga perusahaan-perusahaan besar yang mengeksploitasi sumber alam. Tulisannya begitu berpengaruh sehingga seorang anggota parlemen dari partai „Rusia Bersatu“ merasa terdesak untuk meletakkan jabatan.
Dengan lembaga anti korupsinya, Navalny memiliki banyak musuh penting, diantaranya presiden Vladimir Putin. Mingguan Jerman “die Zeit” menggambarkan Navalny sebagai “musuh terbesar Putin”.
Mengritik Kremlin
Sebagai oposisi, Navalny mulai terkenal sekitar 2011. Dialah yang pertama menyebut partai Kremlin sebagai „Partai Penipu dan Maling“. Ungkapan ini masih sangat populer. Navalny juga yang mendorong agar masyarakat turut mendokumentasi kecurangan dalam pemilihan parlemen dan presiden. Puluhan ribu orang mendukung aksi ini.
Koresponden majalah "New Yorker" und "Foreign Policy" di Moskow, Julia Ioffe menggambarkan Navalny sebagai “Satu-satunya politisi di Rusia saat ini yang memiliki potensi“. Kepada Deutsche Welle ia mengatakan, „Navalny berasal dari kelas menengah dan mengerti masalah-masalah mereka.“
Bukan Politisi Klasik
Navalny bukan politisi klasik. Ia bukan orang partai. Ayah dari dua orang anak, ia belajar ilmu hukum dan pasar bursa di Moskow, kemudian meneruskan studinya di Universitas Yale di Amerika Serikat. Antara tahun 2000 dan 2007, Navalny masuk partai liberal Rusia "Jabloko", namun dikeluarkan karena sejumlah pernyataan yang kontroversial.
Ia sendiri pernah mengaku sebagai „nasionalis yang berakal sehat“ dan untuk beberapa tahun berpartisipasi dalam gerakan yang disebut "Kisah Rusia ". Gerakan ini dipicu kelompok radikal kanan yang anti orang asing. Navalny kemudian mengambil jarak dari gerakan ini, lalu mengingatkan bahwa masalah migrasi Rusia perlu dibahas. Baik Julia Ioffe, maupun Jens Siegert dari Yayasan Böll Jerman di Moskow menganggap Navalny bermain api ketika bergabung dengan grup radikal kanan itu.
Seorang Blogger sebagai Presiden?
Musim gugur 2012, Navalny meraih dukungan suara terbanyak sebagai anggota Dewan Koordinasi Oposisi, yang memimpin gerakan protes di Rusia. Akhir 2012 ia tampil sebagai pemimpin oposisi pada setiap aksi protes yang menuntut demokrasi.
Rabu (17/07/2013) ia mencalonkan diri pada pemilihan walikota Moskow. Menurut jajak pendapat, ia berpeluang tipis untuk mengalahkan inkumben walikota, Sergej Sobjanin.
Namun sementara itu, Navalny juga mengumumkan ambisinya untuk jabatan tertingi Rusia. "Saya ingin menjadi Presiden dan mengubah negara ini“. Jajak pendapat menunjukkan, antara 13 sampai 19 persen warga Rusia bersedia memilih Navalny sebagai kepala pemerintahan.