Jalan Benjamin Netanyahu untuk menjabat PM Israel kelima kali tampaknya makin mulus. Aliansi ultra kanan berhasil merebut suara mayoritas mengalahkan kubu tengah-kiri.
Iklan
Partai Likud yang mencalonkan Benjamin Netanyahu, dan partai Biru-Putih dari pesaingnya Benny Gantz menurut perhitungan awal masing-masing merebut 35 kursi dalam pemilu parlemen Israel yang berlangsung Selasa kemarin (9/4).
Namun Partai Likud dan aliansi ultra kanan tampaknya berhasil merebut 65 dari seluruhnya 120 kursi di parlemen Israel Knesset. Dengan itu aliansi Netanyahu meraih suara mayoritas tipis, mengalahkan aliansi tengah kiri pimpinan Benny Gantz.
"Saya sangat tersentuh, bahwa pemilih Israel sekali lagi mempercayai saya untuk (memimpin) kelima kalinya, dan bahkan dengan kepercayaan yang lebih besar," kata Benjamin Netanyahu kepada para pendukungnya. "Saya ingin mempertegas, ini akan menjadi pemerintah sayap kanan, tetapi saya bermaksud menjadi perdana menteri bagi semua warga negara Israel, kanan atau kiri, baik Yahudi maupun non-Yahudi," tambah Netanyahu
Hasil pemilu Israel mempertegas gambaran pergeseran politik ke kanan, setelah masa kampanye yang sangat terpolarisasi. Kasus-kasus hukum yang menjerat Benjamin Netanyahu ternyata tidak menyurutkan dukungan terhadap tokoh politik kawakan ini.
Pemilihan yang memecah belah
Meskipun Netanyahu mengeluarkan pesan perdamaian setelah kubunya menang, kampanye yang dilancarkan kubu ultra kana sangat memecah belah dan bermaksud membangkitkan dan memanfaatkan ketakutan.
Untuk menggalang dukungan ultra kanan, Benjamin Netanyahu berulang kali menuduh pesaingnya Benny Gantz berkonspirasi dengan partai-partai Arab. Dia juga memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh "kaum kiri", yang menurutnya telah memanipulasi lembaga peradilan dan media di Israel.
Selain itu, Netanyahu menegaskan kedekatannya dengan Presiden AS Donald Trump, yang memutuskan pemindahan perwakilan AS dari tel Aviv ke Yerusalan dan baru-baru ini mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Pada hari-hari terakhir kampanye pemilu, Netanyahu untuk pertama kalinya menyatakan akan menganeksasi kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel
Foto Kontras Duka dan Tawa Antara Gaza dan Israel
Ketika Israel merayakan 70 tahun kemerdekaan dan pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem, penduduk di Jalur Gaza menghadapi kematian di ujung laras senapan.
Foto: Reuters/M. Salem
Amarah Menjelang Nakba
Sebanyak 60 demonstran tewas saat mengikuti aksi protes terhadap pembukaan kedutaan besar Amerika Serikat di Yerusalem. Penduduk di Jalur Gaza menyantroni perbatasan untuk menolak kebijakan Presiden Donald Trump yang mengubur klaim Palestina atas Yerusalem. Pemindahan tersebut bertepatan dengan peringatan 70 tahun pendirian negara Israel yang sekaligus menandakan hari pengusiran buat Palestina
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Goretan Trump di Yerusalem
Ketika korban pertama di Jalur Gaza mulai berjatuhan, penasehat senior Gedung Putih Ivanka Trump dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin meresmikan gedung baru kedutaan AS di Yerusalem. Acara yang dihadiri oleh pejabat tinggi Israel dan sejumlah negara lain itu berlangsung hangat dan meriah.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Termakan Jebakan Hamas?
Israel menuding organisasi teror Hamas sengaja menjebak warga untuk mendorong bentrokan yang menelan korban jiwa. Di antara korban tewas terdapat seorang bocah perempuan meregang nyawa usai terpapar gas air mata. Bentrokan di perbatasan menyisakan lebih dari 2.700 korban luka. Organisasi Palang Merah mengkhawatirkan kapasitas rumah sakit di Gaza tidak mencukupi.
Foto: Reuters/M. Salem
Pesta dan Elegi Seputar Yerusalem
Ketika warga Palestina meratapi Yerusalem, kelompok geng kendaraan bermotor di Israel merayakan pengakuan Amerika Serikat atas ibukotanya tersebut. Status Yerusalem yang sejak lama bermasalah diklaim sebagai ibukota abadi oleh penganut kedua agama. Bahkan Arab Saudi yang notabene sekutu AS di kawasan mengritik kebijakan Trump memindahkan kedutaan besar Amerika.
Foto: Reuters/A. Awad
Hari Paling Berdarah
Aksi demonstrasi pada hari Senin (14/5) di Gaza merupakan hari tunggal paling berdarah sejak perang Israel dan Hamas pada 2014 lalu. Dari 2.700 korban luka, lebih dari 1.300 terkena peluru dan 130 berada dalam kondisi kritis. Termasuk korban yang tewas adalah delapan anak di bawah umur, klaim Kementerian Kesehatan Palestina.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
Bertabur Puji dan Sanjungan
Selama acara pembukaan kedutaan AS, perwakilan kedua negara saling melemparkan sanjungan dan pujian. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu misalnya menilai langkah presiden Trump sebagai sebuah "keberanian." Sementara menantu Trump, Jared Kushner, mengatakan suatu saat umat manusia akan membaca sejarah ini dan mengakui, "perdamaian diawali dengan keputusan Amerika menerima kebenaran."
Foto: Reuters/R. Zvulun
Menyambut Hari Kematian
Sejak aksi demonstrasi menyambut hari Nakba dimulai 30 Maret lalu, setidaknya 97 penduduk Palestina dinyatakan tewas, termasuk 12 anak-anak. Sementara angka korban luka bahkan melebihi jumlah korban pasca operasi militer Israel selama 51 hari di Gaza pada 2014, yakni 12.271 orang berbanding 11.231 orang. Situasi ini menyisakan ketegangan diplomasi antara Israel dan sejumlah negara lain.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/A. Amra
Kisruh Diplomasi
Sebagai reaksi - Turki dan Afrika Selatan menarik duta besarnya dari Tel Aviv. Sementara Uni Eropa, Jerman, Perancis dan PBB menyesalkan penggunaan kekerasan oleh militer. Adapun pemerintah Irlandia memanggil duta besar Israel untuk dimintai keterangan. Dari semua negara hanya Amerika Serikat dan Australia yang mengutuk Hamas atas jatuhnya korban jiwa di Jalur Gaza. (rzn/vlz - rtr,ap,afp)
Foto: picture-alliance/Zuma/N. Alon
8 foto1 | 8
11 partai tembus ambang batas
Dalam pemilu Israel kali ini, hampir 40 partai politik yang bertarung memperebutkan kursi di parlemen. Partai Buruh, yang lama mendominasi Israel dan memerintah negara itu selama 30 tahun pertama setelah pendiriannya, makin terpuruk dan hanya mampu memenangkan enam kursi. Partai sekuler Meretz dan partai Arab Balad masing-masing memenangkan empat kursi. Partai Hadash-Ta'al yang mayoritasnya orang Arab merebut enam kursi.
Partai agama ultra-Ortodoks Shas dan United Torah Judaism masing-masing berhasil merebut delapan kursi, sedangkan Yisrael Beiteinu pimpinan mantan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman memenangkan lima kursi. Menurut perhitungan awal, ada 11 partai politik yang berhasil menembus ambang batas 3,5 persen dan masuk ke parlemen.
Para pemimpin Arab menuduh Netanyahu menekan komunitas Arab di Israel, yang merupakan sekitar 20% populasi. Tingkat partisipasi komunitas Arab dalam pemilu ini diberitakan sangat rendah.
Setelah hasil perhitungan akhir, Presiden Israel Reuven Rivlin akan memanggil pemimpin partai yang paling mungkin membentuk koalisi pemerintahan untuk membentuk pemerintahan baru dalam 28 hari ke depan, dengan kemungkinan perpanjangan dua minggu.
Siapa Sekutu Rahasia Israel dari Dunia Muslim?
Usai menemui Yahya Cholil Staquf, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merayakan kedekatan negara-negara Arab dan Muslim dengan Israel. Klaimnya itu bukan pepesan kosong. Inilah negara muslim yang bekerjasama dengan Israel
Foto: Getty Images/AFP/D. Furst
Turki
Hubungan kedua negara banyak memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pembantaian demonstran Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini. Namun begitu hubungan Turki dan Israel tidak akan terputus, klaim Kementerian Pariwisata dan Perdagangan di Ankara dan Tel Aviv. Belum lama ini PM Netanyahu juga memblokir pembahasan genosida Armenia di parlemen untuk menenangkan Turki.
Foto: picture-alliance/AA/M. Kula
Yordania
Sejak menyepakati damai 1995 silam, Yordania dan Israel memperdalam hubungan kedua negara, terutama di bidang keamanan dan ekonomi. Yordania misalnya sering mengirimkan tenaga kerja untuk sektor pariwisata di Israel, sebaliknya Israel menjual gas ke Yordania. Raja Abdullah bahkan menyebut Israel sebagai sekutu utama di Timur Tengah.
Foto: Reuters/Y. Allan
Mesir
Ketika Presiden Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan PM Netanyahu September 2017 silam, keduanya mengklaim hubungan antara Israel dan Mesir sedang mengalami masa keemasan. Tel Aviv bahkan mengizinkan militer Mesir memasuki wilayah jangkar keamanan di Semenanjung Sinai untuk menghalau ancaman ISIS. Selain itu kedua negara juga memiliki musuh yang sama, yakni Hamas di Jalur Gaza.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com
Palestina - Fatah
Musuh bukan tidak bisa berteman. Meski kerap bertempur dengan Hamas di Jalur Gaza, Israel membina hubungan dekat dengan Fatah di Tepi Barat Yordan. Fatah tidak hanya mengakui kedaulatan Israel, tapi juga banyak bergantung dari negeri Yahudi itu untuk stabilitas keamanan. Pada 2014 silam dinas rahasia Israel misalnya menggagalkan upaya pembunuhan oleh Hamas terhadap Presiden Mahmoud Abbas.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Reed
Arab Saudi
Dipersatukan oleh musuh bersama, yakni Iran, Arab Saudi dan Israel banyak mendekat dalam beberapa tahun terakhir, meski masih bersifat rahasia. Pada 2010 silam Direktur Dinas Rahasia Mossad, Meir Dagan, dikabarkan melawat ke Riyadh untuk membahas program nuklir Iran. Saat ini Israel banyak mengekspor teknologi pertahanan, keamanan siber dan pertanian buat negara-negara Teluk.
Foto: Reuters/A. Levy & A. Cohen
Uni Emirat Arab
Belum lama ini mingguan AS New Yorker mengungkap bagaimana Uni Emirat Arab dan Israel telah menegosiasikan normalisasi hubungan diplomatik sejak awal dekade 1990an. Sejak 2015 negeri Yahudi itu memiliki perwakilan tetap di Dubai. Serupa dengan Arab Saudi, kerjasama rahasia antara Israel dan Uni Emirat Arab lebih dititikberatkan untuk melawan Iran.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Widak
Azerbaidjan
Israel termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Azerbaidjan dari Uni Sovyet. Sebab itu pula kedua negara membina hubungan dekat sejak 1991. Saat ini Azerbaidjan merupakan sumber energi terbesar buat Israel, terutama sejak jalur pipa minyak antara Baku-Tbilisi-Ceyhan diresmikan 2006 silam. Sebaliknya pemerintahan Ilham Aliyev banyak bergantung pada Israel dalam teknologi pertahanan.