Alternatif Memperoleh Sertifikat Perkebunan Organik
Joanne Levitan / Wiebke Feuersenger (ml/as)30 Oktober 2014
Pertanian organik menghasilkan keuntungan lebih banyak daripada yang konvensional. Tapi untuk itu dibutuhkan sertifikat resmi yang harganya mahal dan sulit untuk memperolehnya. Petani di Fiji menemukan solusinya.
Iklan
Di bagian barat Fiji, di pulau utama negara kepulauan itu, terdapat daerah paling subur di seluruh kawasan tersebut. Cuaca yang lembab dan hangat ideal bagi buah-buahan tropis.
Tapi untuk mendapat hasil panen baik, orang harus bangun pagi. "Sebelum matahari terbit kami sudah harus ada di sini. Remaja laki-laki memetik buah, dan yang perempuan membungkusnya. Itulah program kami setiap hari," kata petani perempuan Kesaia Buirua.
Livai Tora mengepalai program ini. Sebelum program berjalan, tanah pertanian milik keluarganya hampir tidak menghasilkan apa-apa. Oleh sebab itu ia mulai mencari buah yang ideal. Cuaca dan tanah harus cocok, dan terutama buah harus banyak pembelinya. Ia kemudian tertarik pada pepaya, tetapi harus yang memakai sertifikat organik!
Mendirikan koperasi
Ia kemudian mengumpulkan beberapa petani muda dari daerah tempat tinggalnya, dan mendirikan koperasi. Tanah di sekeliling desanya dibagi-bagi dan setiap orang mendapat sepetak tanah.
Livai Tora memaparkan, "Ini adalah orang-orang yang harus jadi target. Mereka perlu sedikit penyuluhan, perlu informasi tentang kondisi kerja, juga visi masa depan. Dan mereka juga perlu disiplin. Itulah yang kami sediakan."
Para petani organik makan bersama, bekerja bersama, juga belajar bersama. Setiap orang dari mereka membiayai keluarga yang tinggal di desa sekitarnya. Uang yang diperoleh terutama digunakan untuk menolong adik-adik. "Saya tahu, di desa kami banyak menghadapi masalah. Jadi keluarga kami akan dapat manfaat dari perkebunan pepaya." Tutur Kesaia Buirua.
Kiat Mengurangi Emisi Karbon Pertanian
Emisi karbon tahunan dari pertanian global dapat ditekan hingga sebanyak 90 persen pada tahun 2030, atau setara dengan menghilangkan seluruh kendaraan bermotor dari muka bumi. Berikut 10 strategi yang dianjurkan.
Foto: Fotolia/ArtHdesign
Mengubah Kebiasaan Makan
Laporan terbaru Climate Focus dan Asosiasi Lingkungan Kalifornia menyebut kiat terpenting dalam mitigasi produksi karbon pertanian adalah mengurangi konsumsi daging merah dan produk susu, karena pemamah biak mempunyai jejak karbon yang cukup tinggi. Laporan tersebut menganjurkan pengurangan konsumsi daging sebagai alternatif rendah karbon untuk semua negara.
Foto: Fotolia
Menggalakkan Arang Hayati
'Biochar' atau arang hayati kini tengah dijajaki sebagai perangkap karbon untuk mengurangi emisi karbondioksida. Arang hayati juga dapat ditanam untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas pertanian. Seperti arang biasa, biochar diciptakan dengan membakar biomassa tanpa oksigen. Apabila marak digunakan pada lahan pertanian, potensi pemerangkapan karbon oleh bumi dapat ditingkatkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Menekan Metana Sapi
Gas metana yang dihasilkan sapi melalui proses fermentasi dalam pencernaan, mengakibatkan kerusakan pada atmosfer. Dengan memperbaiki kualitas pangan pada lahan penggembalaan, atau pakan ternak yang diproduksi pabrik, maka produksi daging dan produk susu akan memerlukan lebih sedikit hewan ternak, dan otomatis mengurangi emisi metana.
Foto: DW/C. Bleiker
Berhenti Menghamburkan Makanan
Pada sektor energi dan transportasi, banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi berbagai sistem. Namun sebaliknya, bisnis produksi makanan internasional justru sangat tidak efisien, menurut laporan. Di banyak negara, kehilangan pasca panen dan penghamburan makanan oleh konsumen sepanjang rantai suplai mencapai 30 persen lebih dari total produksi.
Foto: picture-alliance/dpa
Tingkatkan Pemerangkapan Karbon
Potensi penyimpanan karbon pada lahan penggembalaan adalah salah satu bidang yang belum banyak dijamah dalam mitigasi karbon pertanian, namun berpotensi besar, demikian menurut Organisasi Pangan dan Pertanian FAO. Pakar mengatakan bahwa dengan rehabilitasi lahan penggembalaan di Brasil, Cina dan Kenya, lahan yang selama ini salah penanganan dapat menyerap lebih banyak karbon dan mengurangi CO2.
Foto: DANIEL GARCIA/AFP/Getty Images
Efisiensi Pemupukan
Menurut laporan, Cina dan India adalah dua negara yang mengeksploitasi pemakaian pupuk sintetis. Amerika Serikat cukup efisien dalam hal input pupuk untuk setiap unit output, namun banyak lahan pertanian yang dapat diperbaiki terkait aplikasi gizi tanaman. Produksi pupuk sintetis secara berlebihan dari produk olahan industri minyak bumi menciptakan karbondioksida dalam jumlah besar.
Foto: CC/Rishwanth Jayaraj
Kurangi Emisi Kotoran Ternak
Produk akhir kotoran ternak yang membusuk adalah metana dan karbondioksida, keduanya merusak atmosfer. Laporan Climate Focus dan Asosiasi Lingkungan Kalifornia menemukan bahwa praktik mitigasi berbiaya rendah dalam mengelola kotoran ternak tersedia, namun alternatif terbaik sangat mahal dan tidak meningkatkan produktivitas peternakan. Uni Eropa, Amerika dan Cina adalah pengemisi terbesar.
Foto: DW/M. Scaturro
Perbaiki Industri Produksi Pupuk
Di Cina, emisi industri produksi pupuk tergolong tinggi karena batubara dipakai sebagai bahan baku dan pabrik yang memproduksi sudah sangat tua dan tidak efisien. Laporan ini merekomendasikan pengurangan besar-besaran jejak karbon dapat tercapai dalam jangka panjang dengan investasi peralatan baru dan konsolidasi industri.
Foto: GOU YIGE/AFP/Getty Images
Berhenti Makan Nasi?
Beras mempunyai salah satu jejak karbon tertinggi di antara tanaman pangan lainnya karena metana yang dihasilkan dari budidaya dalam sistem basah. Memperbaiki manajemen batang padi dan mengeringkan sawah secara reguler dapat mengurangi emisi secara signifikan.
Foto: Getty Images
Pemerangkapan Karbon dengan Wanatani
Metode lain pemerangkapan karbon adalah agroforestry atau wanatani, yakni kombinasi pohon dan semak dengan tanaman pangan. Sistem ini terutama menguntungkan bagi wilayah lembab atau dataran tinggi tropis karena pohon memberi keteduhan dan sejumlah keuntungan lain. Namun data potensi pemerangkapan karbon dengan wanatani masih terbatas, menurut laporan.
Foto: Fotolia/ArtHdesign
10 foto1 | 10
Ikut jamin sistem
Bertani buah organik menghasilkan lebih banyak uang. Tapi untuk itu koperasi perlu sertifikat, dan untuk memperolehnya tidak mudah. Pengontrolan perkebunan oleh pihak independen bisa memakan dana sampai 124 juta Rupiah. Tentu tak terbayar oleh para petani pepaya. Tapi Livai Tora akhirnya menemukan solusi. Yaitu sistem jaminan partisipasi atau PGS.
Para petani membentuk kelompok, yang anggotanya saling mengontrol. Di lebih dari 20 negara, saling mengontrol di antara petani yang dilakukan secara suka rela diakui untuk mendapat sertifikat organik.
Livai Tora memaparkan keuntungan sistem tersebut: "Yang menjamin sistem ini adalah orang-orang yang tangannya kotor akibat kerja di perkebunan. Tidak usah pusingkan penyalur, juga importer dan distributor serta orang yang berada di akhir rantai. Ini adalah orang yang akan menjamin sistem, petani itu sendiri."
Punya peraturan ketat
Para petani pepaya di Fiji sudah menetapkan peraturan bagi anggota. Setiap hari mereka berdoa bersama memohon perlindungan bagi perkebunan dan panen mereka.
Setelah itu Kesaia Buirua menulis di buku laporannya: bagaimana pertumbuhan pohon juga jumlah buahnya. Dua pekan sekali petani lain datang ke perkebunannya untuk mengadakan pemeriksaan, dan mereka sangat ketat. Lima petani sudah dikeluarkan dari koperasi.
Baik bagi keseimbangan ekologi di Pasifik
Karen Mapusúa bekerja pada POETCom. Itulah organisasi yang membawahi para petani ekologis di seluruh kawasan Pasifik. Ia berharap, sistem itu bisa mapan di seluruh Pasifik. Sertifikat organik milik mereka bahkan sudah mengijinkan beberapa pulau untuk melaksanakan perkebunan sepenuhnya dengan cara organik. Ini jadi kesuksesan besar bagi keseimbangan ekologi kawasan Pasifik. Apakah konsumen juga akan tertarik?
"Kalau kita pikirkan, di taraf yang paling tinggi, baik di dunia ekonomi, kesehatan dan keamanan komputer, kita mengandalkan kontrol sendiri. Kalau kita percaya dengan sistem ini untuk bidang penelitian dan kedokteran, maka kita juga bisa mempercayakannya kepada para petani." Demikian dijelaksan Karen Mapusúa.
Yang jelas itu memang berfungsi. Livai Tora akan menyampaikan kabar baik bagi para petani muda. Seorang pedagang besar bahan pangan organik dari Selandia Baru tertarik pada koperasi mereka dan sudah memesan pepaya.