Tubuh manusia lebih mudah mengolah zat besi yang terkandung di dalam daging ketimbang sayuran. Namun beberapa jenis sayuran dapat menjadi alternatif jitu jika Anda ingin berpantang daging.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Jaspersen
Iklan
Penyerapan Zat Besi
Zat besi pada bahan pangan nabati sering berhubungan dengan senyawa lain seperti Kalsium atau ortofosfat yang memperlambat penyerapan oleh darah. Vitamin C sebaliknya mencegah hubungan semacam itu. Jadi santapan yang baik adalah kombinasi antara sayuran berzat besi tinggi dan vitamin C. Kopi, teh dan susu justru menghambat penyerapan zat besi.
Foto: Colourbox
Biji Labu
Biji Labu atau yang juga dikenal dengan nama Kwaci ini mengandung 12,4 miligram zat besi untuk setiap 100 gram. Nilai tambahnya adalah kandungan vitamin A,B,C,E dan Asam linolenat.
Wijen
100 Gram biji Wijen mengandung 10 miligram zat besi dan dikenal sebagai sumber zat besi nabati paling baik. Selain itu biji Wijen juga mengandung Asam Lemak dalam kadar tinggi, Protein, Magnesium, Kalsium dan Vitamin B.
Biji Bayam
Biji bayam mengandung 9 miligram zat besi per 100 gram. Selain itu tanaman ini mengandung lebih sedikit karbohidrat ketimbang biji-bijian yang lain. Jadi sangat cocok jika anda ingin menghindari penimbunan lemak lewat makanan.
Foto: DW/Nurunnahar Sattar
Kacang Lentil
Delapan miligram zat besi per 100 gram terkandung di dalam kacang Lentil. Jenis kacang ini termasuk sumber zat besi terbaik. Selain itu Kacang Lentil juga mengandung protein dalam kadar tinggi dan membuat Anda kenyang lebih lama ketimbang nasi.
Pistacio
100 gram kacang Pistacio mengandung 7,3 miligram zat besi. Jika diberi garam, Pistacio bisa menjadi santapan ringan yang lezat. Sebaliknya orang yang menderita tekanan darah tinggi sebaiknya memakan kacang Pistacio tanpa garam.
Tugas kita untuk menjaga tubuh tetap dalam kondisi prima adalah menjaga keseimbagan zat-zat yang dikonsumsi tubuh kita lewat makanan. Terlalu banyak mengonsumsi sesuatu itu tidak baik, terlalu sedikitpun juga tidak baik untuk tumbuh kembang dan menjaga kesehatan tubuh. Mencari porsi yang optimal dan kombinasi yang mengandung cukup zat-zat yang dibutuhkan harus selalu kita perhatikan.
pn/vlz (dari berbagai sumber)
Apa Yang Terjadi Pada Tubuh, Jika Stop Makan Daging?
Apa yang terjadi pada tubuh kita, jika kita berhenti makan daging, atau setidaknya mengurangi konsumsinya dan memperbanyak sayuran? Sejumlah studi memapakarkan efeknya.
Foto: Fotolia/Kesu
Mengurangi kadar peradangan
Jika Anda makan daging atau produk olahan, Anda kemungkinan mengalami peningkatan kadar peradangan dalam tubuh Anda. Peradangan jangka pendek, seperti akibat cedera adalah hal normal. Tapi peradangan yang berlangsung lama sebaliknya. Diet nabati secara alami membantu anti peradangan karena seratnya tingi dan mengandung antioksidan.
Foto: Fotolia/Kesu
Mengurangi kadar kolesterol
Kadarr kolesterol yang tinggi adalah risiko utama penyakit jantung dan stroke. Lemak jenuh- ditemukan terutama dalam daging. Studi menunjukkan, mereka yang mengkonsumsi sayuran, kadar kolesterolnya turun hingga 35%. Pola makan nabati mengurangi kolesterol karena nabati rendah kadar lemak jenuh dan bahkan banyak yang tak mengadung kolesterol. Riset membuktikan, kedelai menurunkan kolesterol.
Foto: Colourbox/Reezuan.Z
Menjaga mikrobioma meningkatkan kesehatan
Mikrobioma -- trilyun mikroorganisme dalam tubuh-- membantu pencernaan, menghasilkan nutrisi penting, melatih sistem kekebalan, menjaga jaringan usus, melindungi dari kanker, diabetes, aterosklerosis, radang usus, dan penyakit hati. Makanan nabati membantu membentuk mikrobioma usus yang sehat. Serat dalam makanan nabati mendorong pertumbuhan bakteri "ramah" dalam usus kita.
Foto: Fotolia/Minerva Studio
Mengubah kerja genetika
Para ilmuwan membuktikan faktor lingkungan dan gaya hidup dapat mempengaruhi genetika. Contohnya, antioksida dan nutrisi lain yang kita makan dapat mengoptimalkan bagaimana sel-sel dalam tubuh memperbaiki DNA yang rusak. Penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup, termasuk pola makan nabati, dapat menurunkan risiko kanker prostat.
Foto: PhotoSG - Fotolia
Mengurangi kemungkinan diabetes tipe 2
Protein hewani, terutama daging merah dan olahan, meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mengapa daging penyebab diabetes tipe 2? Lemak hewan, zat besi dalam hewan, dan pengawet nitrat dalam daging ditengarai menjadi aktor utama perusak sel-sel pankreas, memperburuk peradangan, menyebabkan kenaikan berat badan dan merusak efisiensi fungsi insulin.
Foto: Colourbox
Mendapatkan kecukupan protein
Kelebihan protein tidak membuat badan menjadi lebih kuat atau lebih ramping. Protein berlebih disimpan sebagai lemak atau berubah menjadi limbah, dan protein hewani adalah penyebab utama kenaikan berat badan, penyakit jantung, diabetes, peradangan, dan kanker. Sebaliknya, protein nabati melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis. Nabati juga mampu memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Foto: Colourbox
Menurunkan berat badan
Studi yang diterbitkan Journal of Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan, jika seseorang memakan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, lebih mudah mengalami penurunan berat badan daripada dengan yang non vegetarian.
Foto: Fotolia/Gorilla
Kulit lebih cerah
Menurut ahli gizi Susan Tucker MD, jumlah asupan tinggi mineral, antioksidan dan serat yang termasuk dalam pola makan nabati membantu terjadinya detoksifikasi dan menyebabkan kulit lebih cerah. Diet nabati dapat mengatasi masalah kulit yang umum, seperti eksim dan jerawat.