Alumni Universitas Columbia Membakar Ijazah Sebagai Bentuk Protes

This browser does not support the video element.
Pada 21 Mei 2025 di New York, para alumni Universitas Columbia membakar ijazah mereka bersamaan dengan perayaan kelulusan angkatan 2025. Protes ini mereka lakukan untuk menunjukkan rasa solidaritas terhadap mahasiswa-mahasiswa lain yang memprotes perang Israel di Gaza. Selain itu, unjuk rasa ini juga digunakan untuk mengungkapkan kemarahan mereka terhadap Universitas Columbia karena telah bekerja sama dengan peraturan pemerintahan Trump.
Claire Shipman, presiden sementara Universitas Columbia, dicaci setelah memberikan pernyataan bahwa seorang mahasiswa pascasarjana Mahmoud Khalil harus absen saat penerimaan ijazah. Hal ini terjadi karena Khalil ditahan di penjara sejak bulan Maret karena perannya dalam protes pro-Palestina di lingkungan kampus. Selain itu, ia harus menghadapi deportasi meskipun tercatat sebagai penduduk tetap yang sah dan tidak mempunyai catatan kriminal.
Pada bulan Maret, dana federal sebesar $400 juta (sekitar Rp 6,5 triliun) terancam ditahan oleh pemerintahan Trump untuk para universitas yang dianggap menoleransi antisemitisme di kampusnya. Untuk mencegah hilangnya dana tersebut, Universitas Columbia menyetujui daftar tuntutan "untuk memerangi diskriminasi, pelecehan, dan antisemitisme". Akibat langkah ini, kalangan akademisi Amerika Serikat mengutuk tindakan pemerintah tersebut yang menurut mereka telah melampaui batas.