Amerika Memilih
6 November 2012Beberapa menit memasuki 6 November, TPS pertama untuk pemilihan Presiden AS dibuka di Dixville Notch, sebuah kota kecil di New Hampshire. Dalam gulita pagi Selasa (06/11), masing-masing kandidat memenangkan lima suara. Angka seri pertama dalam sejarah pemilu AS.
Selasa (6/11) ini sekitar 120 juta warga Amerika memilih dan memutuskan arah negaranya selama empat tahun ke depan. Secara khusus perbedaan bisa terjadi dalam penetapan anggaran belanja, perpajakan, layanan keseharan dan kebijakan luar negeri.
Kampanye terakhir
Polling sementara menunjukkan bahwa popularitas Presiden Obama dan saingannya Mitt Romney beda tipis. Namun pemilihan Presiden AS ditentukan oleh hasil pemilihan di negara-negara bagian. Hingga kini Obama diperkirakan memiliki peluang lebih besar yang bisa membantunya meraih 270 suara elektoral yang ia butuhkan untuk menang.
Tak aneh, bila sampai beberapa jam sebelumnya kedua kandidat Presiden itu masih berkampanye.
Di sebuah arena olah raga di New Hampshire, Romney mengajak para pendukungnya untuk melangkah bersamanya, meninggalkan empat tahun terakhir dan membangun masa depan yang baru. Mengkritik capaian Obama hingga kini, Romney menegaskan bahwa ia memiliki pengalaman bisnis yang lebih dari cukup untuk membenahi ekonomi.
Sementara di Iowa, di hadapan 20 ribu orang, Obama tampil emosional ketika meminta dukungan hadirin. “Saya kembali untuk meminta Anda agar membantu kami menyelesaikan apa yang telah kita mulai, karena disinilah tempatnya gerakan untuk perubahan itu berawal.
Bagi Obama, Iowa merupakan tempat bersejarah. Di situlah 2008 silam, para pemilih di kaukus partai Demokrat menetapkannya sebagai kandidat Presiden. Dalam kampanye terakhir 2012 ini, Obama berorasi selama 29 menit penuh optimisme dan idealisme.
"Di sinilah beberapa pemuda bergabung dengan kampanye kita, bekerja dengan gaji kecil dan tidur yang kurang karena mereka percaya bahwa rakyat di seluruh negeri ini bisa mengubah situasi. Di sinilah banyak dari Anda semua yang memiliki pandangan sama bahwa keyakinan bisa membantu."
Pandangan Asia mengarah ke AS
Hasil pemilu Presiden AS hari ini juga dipantau dengan cermat di Asia dan Indonesia. Banyak media regional dan lokal yang menampilkan laporan khusus mengenainya, meskipun minat publik sudah menurun, ketimbang saat pemilihan 2008.
Arian Adrie, ketua Democrats Abroad di Indonesia mengatakan, bahwa menurunnya gairah itu lumrah. “Dulu, itu adalah hal baru, dan bagi banyak orang menarik untuk melihat apakah seorang anak yang pernah sekolah di Menteng bisa meraih impian bangsa Amerika dan menjadi presiden”.
Meski begitu, sebuah survei BBC terhadap Indonesia menunjukkan bahwa hingga kini, seandainya Obama mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia, ia akan menang dengan 59 suara, sedangkan saingannya Romney hanya bakal meraup 3 persen suara.
Mata pasar bursa Asia juga tengah memandang ke arah Obama dan Romney, dan menunggu kepastian dari Amerika Serikat. Tak ada yang bersedia mempertaruhkan banyak dalam penetapan siapa yang akan menang. Andaikata hasilnya tertunda akibat perbedaan kecil dalam peraihan suara, maka dampaknya bisa negatif di pasar bursa.